RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH 1 Januari 2023

RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH 1 Januari 2023

RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH 2023

Ad Jesum per Mariam

 

  • Minggu, 1 Januari 2023
  • Injil Luk 2:16-21
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

“Bunda Maria sebagai Bunda Allah memberikan buah yang membahagiakan, walaupun tak lepas juga dari penderitaan.”

 

Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Santa Perawan Maria Bunda Allah. Seperti dikatakan dalam warta Injil tadi bahwa  “Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.” Luar biasa…dia tidak bertanya, tidak protes tetapi secara bijak menyimpan dalam hati dan diam merenung! Dialah Bunda Maria, Bunda Yesus Kristus Sang Imanuel, Allah beserta kita. Namun siapakah dan bagaimana dia sampai disebut atau digelari Bunda Allah dan kita rayakan pada hari ini?

Ad Jesum per Mariam” (Menuju Yesus melalui Bunda Maria) adalah istilah yang sering kita dengar. Namun sudahkah kita menghayati pepatah ini, dan menjadikannya sebagai semboyan hidup sendiri? Barangkali proses pemahaman tentang hal ini akan memakan waktu sepanjang hidup kita, dan semoga hari demi hari Tuhan menambahkan kepada kita pemahaman yang semakin mendalam.“Ad Jesum per Mariam“, pepatah ini berguna bagi pemahaman akan inti penghormatan kita kepada Bunda Maria. Mengapa? Karena penghormatan kita kepada Bunda Maria tidak terlepas dari penghormatan kita kepada Yesus. Kita menuju Yesus melalui Bunda Maria.

 

Maka, secara prinsip, dapat dikatakan demikian:1. Seluruh gelar dan kehormatan Maria yang diberikan Allah kepadanya adalah demi kehormatan Yesus Kristus Putera-Nya, dan penghormatan ini selalu berada di bawah penghormatan kepada Kristus. 2. Dasar penghormatan kepada Bunda Maria adalah karena perannya sebagai Bunda Allah.3. Sebagai Bunda Allah, Maria dikuduskan Allah dan mengambil peran istimewa dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah:

  1. Untuk itu Maria dipersiapkan Allah, dengan dibebaskan dari dosa asal sejak terbentuknya di dalam kandungan (Immaculate Conception). b. Bunda Maria menjalankan perannya sebagai Bunda Allah dan bekerjasama dalam rencana keselamatan Allah. Kerjasama Maria ini terlihat dari ketaatan-Nya dalam mendengarkan dan melaksanakan Sabda Allah. Oleh sebab itu, kerjasama Bunda Maria ini tidak hanya terbatas oleh kesediaannya untuk mengandung dan melahirkan Yesus; namun juga kesetiaannya dalam membesarkan dan mendampingi Yesus dalam menjalankan misi keselamatan Allah.

c.Kerjasama Bunda Maria dengan rahmat Allah yang diterimanya, menghasilkan: i) persatuannya dengan Kristus, baik saat ia hidup di dunia ini, maupun pada saat ia beralih dari dunia ini dan sesudahnya dalam kehidupan kekal; ii) Oleh jasa pengorbanan Kristus, Bunda Maria diangkat ke surga; iii) Maria menjadi bunda semua umat beriman, karena Kristus telah memberikannya kepada kita sebagai ibu kita juga; iv) Setelah ia diangkat ke surga, Bunda Maria tetap menjadi pengantara kita kepada Kristus dengan doa- doa syafaatnya; v) Bunda Maria diangkat oleh Allah menjadi Ratu Surga.

Seluruh gelar dan kehormatan Maria adalah demi Putera-Nya Yesus dan selalu berada di bawah penghormatan kepada Yesus.Cardinal Newman mengatakan “the Glories of Mary are for the sake of her Son”. Ini berarti bahwa apapun gelar dan penghormatan kepada Maria selalu “secondary” (berada di bawah) setelah Puteranya, Yesus Kristus. Ini juga berarti bahwa semua penghormatan dan gelar yang diberikan kepada Maria, senantiasa berakar pada hubungannya yang begitu istimewa dengan Tritunggal Maha Kudus. Inilah keyakinan Gereja Katolik. Ingat akan salam kepada Maria di awal doa Rosario yang hampir didoakan oleh seluruh umat katolik? “Salam puteri Allah Bapa, salam Bunda Allah Putera dan salam mempelai Roh Kudus”.

Sebagai puteri Allah Bapa, Bunda Maria senantiasa taat dan senantiasa melaksanakan kehendak Allah Bapa di sepanjang langkah hidupnya. Sebagai puteri Allah Bapa, Maria menunjukkan ketaatannya untuk bekerjasama dengan Allah dalam karya keselamatan. Sebagai bunda Allah Putera, Maria berpartisipasi dalam karya penyelamatan manusia dan senantiasa membawa seluruh umat Allah kepada Puteranya. Sebagai mempelai Allah Roh Kudus, Maria menjadi sosok yang kudus dan tak bercela.

Konsili Vatikan II mengajarkan tentang hal ini demikian:“Karena pahala putera-Nya ia ditebus secara lebih unggul, serta dipersatukan dengan-Nya dalam ikatan yang erat dan tidak terputuskan. Ia dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga menjadi Puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di sorga maupun di bumi….” (Lumen Gentium, 53)

Bagaimana kemudian dengan soal peran Maria?Pengantara kita hanya ada satu, menurut sabda Rasul: “Sebab Allah itu esa, dan esa pula pengantara antara Allah dan manusia, yakni manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua orang” (1Tim 2:5-6). Adapun peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikit pun tidak menyuramkan atau mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan kekuatannya. Sebab segala pengaruh Santa Perawan yang menyelamatkan manusia tidak berasal dari suatu keharusan objektif, melainkan dari kebaikan ilahi. Pengaruh tersebut mengalir dari kelimpahan pahala Kristus, bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung dari padanya, dan menimba segala kekuatannya dari padanya. Pengaruh itu sama sekali tidak merintangi persatuan langsung kaum beriman dengan Kristus, melainkan justru mendukungnya.” (Lumen Gentium 60)

Kepenuhan rahmat Tuhan dalam diri Maria dan martabatnya diperoleh dari perannya sebagai Bunda Allah. Bahkan dapat dikatakan bahwa seluruh gelar tentang Maria bersumber pada kenyataan bahwa Maria adalah Bunda Allah, bunda Sang Penebus. Oleh karena itu, semua gelar Maria senantiasa bersumber pada misteri Inkarnasi Kristus. Jadi, seluruh gelar Maria adalah untuk semakin memperkuat pengajaran tentang Inkarnasi Kristus. Tradisi Suci mengajarkan Antara lain:

St. Yohanes Cassian (430): “….Kami akan membuktikan oleh kesaksian Ilahi bahwa Kristus adalah Allah dan bahwa Maria adalah Bunda Allah.” St. Cyril dari Alexandria (444): “Bunda Maria, Bunda Allah…, bait Allah yang kudus yang di dalamnya Tuhan sendiri dikandung… Sebab jika Tuhan Yesus adalah Allah, bagaimanakah mungkin Bunda Maria yang mengandung-Nya tidak disebut sebagai Bunda Allah?” St. Yohanes Damaskinus (749): “Biarkanlah Nestorius menjadi malu dan menutup mulutnya. Anak ini adalah Allah. Bagaimana mungkin ia yang melahirkan-Nya bukan Bunda Allah?”

Gereja Katolik mengajarkan: “Maria adalah sungguh- sungguh Bunda Allah” Doktrin Maria sebagai Bunda Allah/ “Theotokos” ……. dinyatakan Gereja melalui Konsili di Efesus (431) dan Konsili keempat di Chalcedon (451). Pengajaran ini diresmikan pada kedua Konsili tersebut, namun bukan berarti bahwa sebelum tahun 431, Bunda Maria belum disebut sebagai Bunda Allah. Kepercayaan Gereja akan peran Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru sudah berakar sejak abad awal. Keberadaan Konsili Efesus yang mengajarkan “Theotokos” tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari Nestorius.

(Nestorius hanya mengakui Maria sebagai ibu kemanusiaan Yesus, tapi bukan ibu Yesus sebagai Tuhan, sebab menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia. Konsili Efesus mengajarkan:

“Jika seseorang tidak mengakui bahwa Emmanuel adalah Tuhan sendiri dan oleh karena itu Perawan Suci Maria adalah Bunda Tuhan (Theotokos); dalam arti di dalam dagingnya ia [Maria] mengandung Sabda Allah yang menjelma menjadi daging [seperti tertulis bahwa “Sabda sudah menjadi daging”], terkutuklah ia.” (D113))

Bahwa Maria adalah Bunda Allah adalah pengajaran Gereja sepanjang sejarah dan ini ditegaskan kembali dalam Konsili Vatikan II:“Sebab perawan Maria, yang sesudah warta Malaikat menerima Sabda Allah dalam hati maupun tubuhnya, serta memberikan Hidup kepada dunia, diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan [Bunda] penebus yang sesungguhnya.” (Lumen Gentium 53)

Karena peran Bunda Maria sebagai Bunda Allah ini maka ia dipersiapkan dan dikuduskan oleh Allah. Dikuduskan di sini artinya dibebaskan dari noda dosa asal, dan karenanya Maria tidak berdosa dan tetap perawan sepanjang hidupnya.Peran sebagai Bunda Allah dalam rencana keselamatan ini menjadikan Maria sebagai Hawa yang baru, yang bekerja sama dengan Kristus sang Adam yang baru, untuk menyelamatkan manusia. Kepenuhan rahmat Tuhan dalam diri Maria dan martabatnya diperoleh dari perannya sebagai Bunda Allah.

Lalu apa isi Pengajaran Magisterium Gereja mengenai Maria Bunda Allah ini?Atas perannya sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru, Bunda Maria dipersiapkan Allah, sebagai berikut:Maria dikandung tanpa noda, dibebaskan dari dosa asal. Bahkan sudah sejak di kandungan, Maria dibebaskan dari kecenderungan berbuat dosa.Kemudian akibat dari rahmat yang istimewa dari Tuhan, Maria dibebaskan dari setiap dosa sepanjang hidupnya (Sententia fidei proxima). Maria adalah Perawan, sebelum pada saat dan sesudah kelahiran Yesus Kristus. Maria mengandung dari Roh Kudus, tanpa campur tangan manusia. Maria melahirkan Putera-Nya tanpa merusak keperawanannya. Setelah melahirkan Yesus, Maria tetap perawan.

Peran Bunda Maria sebagai Bunda Allah memberikan buah yang membahagiakan, walaupun tak lepas juga dari penderitaan yang harus ditempuhnya demi kesatuannya dengan Kristus Putera-Nya. Persekutuan yang sempurna antara Bunda Maria dengan Kristus inilah yang membuatnya menjadi kudus, yang paling berbahagia di antara segala yang diciptakan, dan hal ini sudah dinubuatkan dalam Kitab Suci. Bunda Maria yang dikandung tanpa noda, dan hidup tanpa dosa, kemudian diangkat ke surga oleh Kristus di akhir hidupnya, dan kini dimuliakan di Surga bersama Kristus. Namun bagi kita umat Katolik, hal penghargaan kepada Bunda Maria ini sesungguhnya bukan semata berpusat kepada Mariatetapi juga bagi kita semua sebagai anggota Gereja-Nya, pada waktu yang ditentukan oleh Allah.Maria sungguh menjadi Bunda Gereja, ibu bagi para orang percaya. ***

 

DOA:

Ya Allah Bapa di surga, kami bersyukur dan berterimakasih pada-Mu atas Santa Perawan Maria yang telah Kau anugerahkan kepada kami sebagai Bunda Allah. Semoga dia selalu setia mendoakan, melindungi, dan menolong kami dalam kesatuan dan bersumber pada kasih karunia puteranya, Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami satu-satunya kepada-Mu. Amin.

Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara sekalian, Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *