RENUNGAN MINGGU BIASA IV

RENUNGAN MINGGU BIASA IV

Takjub pada Kuasa Allah

 

  • Minggu, 31 Januari 2021
  • Injil: Mrk 1:21-28
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

 

Kuasa Yesus bukan hanya cerita tentang kuasa masa lalu. Kuasa-Nya tetap ada dan berjaya hingga sekarang. Semua akan terjadi jika kita sungguh percaya!

Peristiwa yang dikisahkan dalam Mrk 1:21-28 yang diwartakan pada hari Minggu Biasa ini, ialah bagaimana Yesus setelah memanggil murid-muridnya yang pertama, mengawali kegiatannya di Kapernaum dengan mengajar di sebuah tempat ibadat. Orang-orang takjub mendengar pengajarannya. Pada kesempatan itu juga ia mengusir atau mengeluarkan roh jahat dari orang yang kerasukan (roh jahat/setan).

Orang banyak mulai bertanya-tanya apa sebenarnya yang sedang terjadi. Dan sejak itu tersiarlah berita tentang dia di seluruh wilayah Galilea. Di sini Yesus ditampilkan sebagai tokoh yang dicari-cari, yang diharapkan, diikuti tapi nanti juga akan dipertanyakan, ditolak, dan bahkan dimusuhi. Pikiran-pikiran yang tersimpan dalam-dalam tak lagi dapat tinggal tersembunyi. Kehadirannya membuat orang semakin merasa perlu jujur pada diri sendiri.

https://www.youtube.com/watch?v=CPnHa5u9zsY&feature=youtu.be

Penginjil Markus – lewat warta sabda hari ini – memperlihatkan bahwa wibawa Yesus yang mengagumkan. Dialah sabda yang hidup. Sabda-Nya dikuatkan dengan kuasa mengusir roh-roh jahat. Dan kuasa jahat pun mengakui bahwa Yesus itu Putra Allah. Namun Yesus menyimpan bahkan melarang roh-roh jahat itu berseru lebih jauh tentang diri-Nya, maka Dia memerintahkan roh-roh itu untuk diam.

Pengajaran pokok Yesus di sini kalau kita perhatikan dengan jeli sebenarnya tidak lain adalah warta tentang Kerajaan Allah yang sudah dekat. Dan inilah yang diajarkannya hari ini di sinagoga di Kapernaum. Jadi yang dikatakan orang-orang nanti pada akhir petikan hari ini sebagai “ajaran baru” ialah pewartaan mengenai sudah datangnya Kerajaan Allah tadi. Dan wujud nyata atau tanda-tanda kehadiran kerajaan Allah ini ialah mulai tersingkirnya kuasa-kuasa jahat.

Mungkin saja orang-orang yang menyaksikan atau kita  mendengar tertarik pada kisah mengenai orang yang kerasukan setan di sinagoga tempat Yesus mengajar pada hari itu. Di sini penginjil Markus memang hendak menekankan hubungan antara kegiatan mengajar Yesus dengan pengusiran roh jahat.

Bisa dilihat dalam Mrk 1:39 tentang Yesus memberitakan Injil di rumah-rumah ibadat di Galilea dan mengusir setan-setan; juga Mrk 3:14 tentang dua belas rasul yang ditetapkannya ditugasinya memberitakan Injil dan diberi kuasa mengusir setan; lalu menurut Mrk 6:12 mereka pun berbuat demikian. Tetapi yang jelas Orang dari zaman itu, juga dari zaman kita sekarang, akan lebih tertarik pada pengusiran roh jahat dari pada pengajaran-Nya.

Memang Yesus kerap mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit yang tak bisa ditangani tabib hal itu tak dapat disangkal. Tapi sebenarnya Yesus hadir di tengah masyarakat terutama untuk mewartakan hadirnya Kerajaan Allah. Pengusiran roh dan penyembuhan ajaib adalah kelanjutan dari benarnya warta itu, bukan sebaliknya.

Dikatakan bahwa hari itu juga ikut datang orang yang kerasukan. Ketahuilah bahwa orang zaman itu percaya bahwa ada roh baik, yakni yang berasal dari Allah, ada roh yang jahat, yang memisahkan diri dari sumbernya, yakni Allah, dan melawannya.

Bila kita bahasakan secara sederhana, roh jahat itu kekuatan-kekuatan yang “ndak bener”, yang tidak murni, ada sisi-sisi kotornya, tidak bersih. Yang dilakukan roh jahat itu menimbulkan banyak perkara yang ndak bener tadi.

Jadi roh jahat ialah kekuatan-kekuatan yang tak teratur. Namun tetap kuat dan susah dihadapi dan sering membingungkan. Ia mengacaukan tatanan, membuat orang kehilangan pegangan sampai berputar-putar tanpa arah dan menjauh dari tatanan yang diadakan oleh roh yang baik.

Juga pada zaman Yesus dulu, ada keyakinan penyakit aneh-aneh yang tak dapat ditangani tabib sering dipandang sebagai akibat kerasukan. Orang yang demikian ini biasanya disendirikan. Kalau di Jawa dulu orang yang kerasukan seperti itu ‘dipasung’. Mereka tidak dibiarkan mengikuti macam-macam kegiatan di masyarakat, termasuk datang ke tempat ibadat.

Mungkin saja di Antara kita akan bertanya, lho orang yang kerasukan kali ini kok ada di sinagoga, artinya ikut ibadat. Hal ini tidaklah biasa. Bisa jadi memang belum diketahui bahwa orang itu kerasukan. Kemungkinan ia boleh jadi termasuk orang baik-baik di Kapernaum. Mungkin ia sudah terlihat sedikit aneh, tapi masih bisa ditolerir.

Orang itu -yang belum diketahui bahwa kerasukan– ikut datang mendengarkan warta Yesus. Yakni tentunya warta tentang Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah, dan percayalah kepada Injil. Apa yang terjadi kemudian?

Roh jahat yang bersembunyi di dalam diri orang tadi tak tahan mendengar semuanya itu. Ia berteriak, memakai mulut orang yang malang itu. Ia tidak tahan berada di dekat kehadiran dia yang membawakan keilahian. Kini ada pembicaraan antara roh jahat dan Yesus. Boleh dicatat, bagi Yesus berhadapan dengan roh jahat bukan barang baru, tetapi sudah biasa.

Apa yang kita dengar dalam pewartaan Injil tadi? Roh jahat itu meneriakkan tiga kalimat keras: Yang pertama,bernada umpatan, “Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret!” Rupanya ia merasa terganggu oleh kehadiran Yesus. Merasa direcoki hidupnya. Marah. Ia mengira Yesus itu sama seperti dia, mencari pengaruh, memasarkan komoditi perkara batin dan kekuatan-kekuatan supranatural. Yang kedua, roh jahat mulai merasa terancam, “Apakah engkau datang untuk membinasakan kami?” Akhirnya,yang ketiga, ia menggertak bahwa ia kenal siapa dia, yakni “Yang Kudus dari Allah.”

Mengatakan aku kenal siapa kamu kerap bisa membuat orang jadi rada “groggy”. Ada hal-hal yang disembunyikan yang diketahui! Tapi benar juga bahwa kekuatan jahat itu betul-betul mengenal apa dan siapa yang ada di situ.

Kiranya ada wilayah suci yang tak memungkinkan roh jahat bergerak. Dan wilayah itu ada pada “orang dari Nazaret” ini, Yesus. Keunggulannya jelas sangat dirasakan. Itulah yang disaksikan orang-orang waktu itu dan diberitakan kepada kita sekarang.

Mereka makin bertanya-tanya, lalu siapa sebetulnya Dia yang diakui kewibawaannya bahkan oleh kawanan roh jahat itu? Jadi di sini terlihat dengan jelas bahwa roh-roh jahat itu merasa terancam dan gentar di hadapan orang Nazaret yang sedemikian dekat dengan Allah yang Mahasuci.

Yesus menghardik  dan  menyuruh  Roh  itu  diam. Memang yang namanya kerasukan  setan kerap kita mendengar atau  terdengar  suara-suara yang datang perginya  tak keruan, yang mengacaukan dan menakutkan.

Mungkin saja kata-kata roh kepada Yesus itu kedengarannya biasa saja, tapi sebenarnya amat mengacaukan.  Suara-suara itu mau membuat Yesus pergi tanpa mencampuri urusan ini. Mereka mau agar ia tidak menanggung risiko dicurigai berkawan dengan kaum roh seperti itu. Juga tadi diteriakkan apakah roh jahat itu mau habisi.

Sadarilah bahwa Yesus tidak membinasakan roh jahat. Dan tindakan ini bukan urusannya. Itu urusan Allah Yang Maha Kuasa. Yesus hanya mengeluarkan roh dari dalam diri orang yang kerasukan yang mau mendekat kepadanya. Maka boleh dikatakan, roh yang menjahati itu masih diberi kesempatan untuk tidak menjahati lagi dan menemukan kembali asalnya yang sejati.

Namun, sebelum dikeluarkan, roh tadi masih berusaha membingungkan Yesus dan mungkin orang-orang lain, (termasuk kita) dengan menyerukan gelar “Yang Kudus dari Allah”.

Ia mau membuat Yesus mulai takabur, merasa besar, dan mulai merasa diri sama dengan Yang Maha Kuasa sendiri. Tadi roh jahat sudah berteriak apakah Yesus itu mau membinasakan mereka – hal yang hanya bisa dilakukan Allah Maha Kuasa sendiri.

Maklum gelar “Yang Kudus” itu dalam kesadaran orang pada waktu itu dikenakan kepada Allah sendiri, atau kepada imam Harun yang dipilih Allah untuk berkurban bagi umat, atau kepada nabi besar Elisya.

Yesus hendak dibuat merasa seperti orang-orang besar itu, bahkan seperti Allah sendiri. Karena itulah Yesus menyuruh roh jahat tadi diam. Lihatlah betapa lihay dan pintarnya roh jahat itu. Mereka mengakui kalah tapi sekaligus mau menanamkan benih ketakaburan yang bisa atau dapat menjatuhkan-Nya. Tetapi Yesus tetap pada jalannya: ia menyuruh roh itu keluar dari diri orang yang malang tadi.

Kemudian bagaimana reaksi orang-orang pada saat itu, “Apa ini? Suatu ajaran baru disertai dengan kuasa! Ia memberi perintah kepada roh-roh ….”

Di sini penginjil Markus hendak menyampaikan bahwa ajaran Yesus dan tindakan mengeluarkan roh jahat itu berhubungan erat satu sama lain. Kedua-duanya “disertai dengan kuasa”.

Warta Injil Markus hari ini mengajak kita mendekatkan diri  kepada pribadi Yesus. Bukan hanya kepada sekumpulan ajaran Yesus belaka. Keterpukauan dan keheranan orang-orang yang mengenal Yesus itu disampaikan kepada kita supaya kita berani datang mendekat dan mendengarkan Yesus.

Penginjil Markus juga hendak membuat kita melihat bahwa dalam memberi pengajaran, Yesus juga menyingkirkan pengaruh roh jahat yang mengancam diri kita. Inilah kebesarannya. Inilah kuasanya. Dan kita diajak mendekat padanya.

Maka pertanyaan reflektif yang bisa diajukan kepada kita semua adalah sejauh mana kita menjadi orang beriman kristiani, apakah hanya karena ajaran-ajaran Yesus indah atau juga karena kuasa-Nya yang luar bisa, yang dapat mengusir dan menyembuhkan sakit dan derita yang kita alami? Bukan saja sakit dan derita fisik tetapi justru derita karena dosa dan tindakan-tindakan kita yang melawan kehendak Allah?

Kita seharusnya sungguh percaya akan kuasa Yesus itu bukan hanya kuasa yang dulu tetapi sampai sekarang kuasa-Nya tetap ada dan berjaya sampai sekarang. Hal ini semua terjadi kalau kita sungguh percaya! ***

 

DOA:

Ya Allah Bapa di surga, kami bersyukur atas kehadiran Putra-Mu, Yesus Kristus ke dunia. Kami merasakan dan percaya bahwa Dia sungguh berkuasa dalam mengajar dan menyembuhkan orang-orang sakit. Sembuhkanlah kami dari sakit penyakit dosa yang sering kali kami alami, yang kerap menyebabkan kelumpuhan iman kami dalam hidup di dunia ini. Amin.

 

 

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *