RENUNGAN MINGGU BIASA V

RENUNGAN MINGGU BIASA V

Pergi Mengabarkan Sukacita

 

  • Minggu, 07 Februari 2021
  • Injil Mrk 1:29-39
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

 

Bagi Yesus, meluangkan diri untuk mengikuti gerak Yang Ilahi’ merupakan sesuatu yang mutlak. Itulah yang memberi kelegaansumber kekuatan-Nya. Kekuatan ini pula yang diteruskan-Nya kepada orang-orang yang membutuhkan, di mana saja.

Warta Injil hari ini mengisahkan kegiatan Yesus setelah mengajar dan mengusir roh jahat dari orang yang kerasukan pada pagi hari yang sama (Mrk 1:21-28). Kemudian, pada sore hari itu juga, di rumah Simon dan Andreas, Yesus menyembuhkan  ibu mertua Simon yang menderita demam. Lantas, petang harinya, Ia sibuk menyembuhkan orang-orang lain dari penyakit dan kerasukan setan. Keesokan harinya, pagi-pagi buta, Ia pergi berdoa di tempat terpencil.

Ketika Simon dkk. menemukan-Nya dan mengatakan bahwa banyak orang mencari-Nya, Yesus malah mengajak mereka pergi ke kota-kota di sekitarnya untuk “mewartakan Injil” – maksudnya membawakan berita yang bakal membuat orang merasa lega. Untuk itulah Ia datang, kata Yesus sendiri.

Sekilas dapat dikatakan bahwa kisah Injil ini menunjukkan kepada kita seolah-olah Yesus itu hanya pembuat mukjizat yang populer dan mengagumkan tentunya. Namun, sebenarnya kalau kita renungkan sungguh, justru kita disadarkan bahwa di sini ada yang lebih daripada seorang dukun ajaib.

https://www.youtube.com/watch?v=EXihZOHy6Lc

Memang harus diakui bahwa unsur yang penting dalam karya Yesus adalah mukjizat-mukjizat-Nya, yakni: menyembuhkan orang dari penyakit dan membebaskan orang dari kuasa-kuasa jahat. Dengan demikian, Ia memperlihatkan bagimana kuasa Allah sedang mengalahkan kuasa-kuasa jahat yang menimpa manusia dengan sengsara dan derita. Maka, kedaulatan Allah di sini berarti pemulihan dan kesejahteraan bagi manusia.

Sebagai catatan: Dalam masyarakat dulu, kegiatan mencari nafkah berakhir pada saat matahari terbenam. Setelah itu, di lingkungan orang Yahudi saleh, waktu petang dan malam dipakai untuk mendalami Taurat, membaca kehidupan lewat kitab-kitab yang dikeramatkan itu. Sedangkan, pada hari Sabat, pendalaman Taurat seperti ini dijalankan sepanjang hari.

Penginjil Markus menampilkan kegiatan Yesus kali ini pada hari Sabat. Pagi hari itu,  Ia mulai mengajar di sinagoga menerangkan Taurat. Dan terang Taurat yang dibawakan-Nya itu menyingkirkan roh jahat yang merasuki orang yang waktu itu ada di sana (Mrk 1:21-28). Hal ini sudah kita dengar minggu yang lalu.

Penginjil Markus hendak menunjukkan bahwa penyembuhan yang dilakukan Yesus itu terjadi dalam rangka pengajaran atau pendalaman Sabda bagi orang banyak. Yesus bukan orang yang mau melawan lembaga kekudusan Sabat sampai sore. Ia justru membuat seluruh hari Sabat semakin luhur! Sebagai contoh dalam peristiwa Yesus membuat sembuh mak mertua Simon. Kalau kita perhatikan sungguh Yesus juga tidak mengangkat bangun atau membangunkan ibu mertua Simon. Ia hanya memegang tangan ibu mertua Petrus dan itu cukup untuk membuat demamnya si ibu itu lenyap.

Dikatakan bahwa Yesus sambil memegang tangan ibu, dan saat itu juga demam hilang. Apa Yesus menyuruh bangun, atau justru mengangkat dan mendudukkan? Dalam Injil Mat 8:15 dan Injil Luk 4:39 tidak dikatakan Yesus membangunkan. Mereka mengatakan ibu “bangun”, itu saja. Tanpa mengguncang-guncang badan ibu? Jadi yang disebut penginjil Matius dan Lukas itu ya benar. Demam lantas pergi dan ibu bangun sendiri. Yesus tidak mengangkat ibu itu dari posisi tidur.

Hanya saja dalam Penginjil Markus memakai ungkapan “membangunkan”? Sedang penginjil Matius dan Lukas tidak menyebutnya. Dalam kisah-kisah penyembuhan waktu itu, rupanya ungkapan “membangunkan” memang biasa dipakai dengan arti menyembuhkan, tidak dalam arti harfiah mengangkat. Penginjil Markus memakainya dalam arti luas ini. Lalu setelah sembuh, ibu mertua Petrus melayani mereka!

Setelah menyembuhkan ibu mertua Simon, Yesus dijamu di rumah itu bersama para murid-Nya. Sementara itu, warga berdatangan ingin menemui Yesus. Petang itu,  Ia menyembuhkan orang dari penyakit dan kerasukan setan. Dalam ay. 34 dikatakan bahwa Yesus tidak memperbolehkan setan-setan berbicara. Alasannya, menurut Markus, mereka mengenal Dia.

Tulisan Markus ini seperti teka-teki. Setan-setan itu tahu betul siapa Yesus. Mereka dapat menyuarakan pengetahuan mereka, seperti halnya roh jahat yang merasuki orang yang pada pagi hari itu berada sinagoga. Tapi di situ Yesus membentak diam roh tadi. Kini Ia juga membungkam setan-setan. Mengapa Yesus tidak membiarkan mereka memperdengarkan kata-kata mereka mengenai Dia? Kan yang dikatakan tidak salah, bahwa Yesus itu adalah Yang Kudus dari Allah. Benar. Kenapa tak boleh?

Di satu pihak kekuatan-kekuatan jahat memang tahu betul siapa Yesus itu. Di lain pihak mereka memakai pengetahuan itu bukan untuk meluruskan hidup orang, tapi untuk mengacaukan dan malah untuk menyesatkan. Mereka mulai dengan membisikkan pengetahuan yang benar, tapi pelan-pelan mereka membuat hati orang tertutup pada hal-hal baru yang dibawakan Yesus. Simon Petrus sendiri nanti akan terbawa ke sana dan Ia dibentak diam oleh Yesus (Mrk 8:33 Mat 16:23).

Yesus hanya akan dipandang sebagai penyembuh dari penyakit dan kerasukan, sebagai guru bijaksana, sebagai orang yang mempesona. Ia menjadi pusat perhatian. Atau bisa jadi, Yesus hanya dipandang sebagai manusia super yang diperlengkapi dengan tenaga kekuatan ilahi sehingga mampu melakukan tindakan ajaib yang menguntungkan. Itulah yang diharapkan banyak orang.

Dengan demikian lama kelamaan Injil sukacita yang dibawakan-Nya akan dikaburkan oleh ketenaran-Nya dirinya. Inilah sebenarnya yang dimaui oleh roh-roh jahat itu. Mereka mau memisahkan Yesus dari warta yang dibawakannya.

Bila terjadi, Yesus akan menjadi lemah kendati di mata orang Ia tampak sukses. Kekuatannya bakal pudar karena Ia tidak lagi membawakan Injilnya sendiri, tetapi jadi takabur dan membiarkan diri dipandang sebagai orang besar, tidak lagi menunjukkan kebesaran Kerajaan Bapa-Nya!

Perhatian unsur mukjizat dalam karya Yesus jelas ada risiko, di mana ada bahaya bahwa orang tidak lagi melihat tempat dan peranan mukjizat dalam keseluruhan karya Yesus, yakni peranannya sebagai tanda yang berbicara tentang suatu kejadian yang lebih besar, yakni datangnya Kerajaan Allah melalui diri Yesus, untuk keselamatan manusia.

Untuk menghindari harapan dan tujuan yang keliru seperti itu, jati diri sebagai Mesias dan Anak Allah tidak perlu disebarluaskan lebih dulu sehubungan dengan karya-karya mukjizat-Nya. Maka dari itu Yesus menyuruh diam roh-roh jahat itu. Orang tak perlu percaya akan omongan roh jahat itu walau benar dan hebat tetapi percayalah akan Yesus walau pun Dia harus menderita, wafat dan bangkit. Dia adalah Mesias, Anak terkasih yang kepada-Nya Allah berkenan, justru sebagai hamba yang keluar untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya untuk semua orang.

Ada kemungkinan orang mencari Yesus sebagai pembuat mukjizathanya demi keuntungan dan kelegaan dirinya saja. Padahal, keselamatan yang diterima melalui Yesus hendaknya ditanggapi dengan jawaban pelayanan: pelayanan kepada Tuhan dan sesamanya, seperti yang dilakukan oleh ibu mertua Petrus setelah disembuhkan.

Pada pagi hari berikutnya makin banyak orang lagi berkumpul dan mencari Yesus. Tetapi Dia sudah lebih dahulu keluar pergi berdoa di sebuah tempat terpencil. Ia menyadari betul betapa besar godaan yang kini mengiringi semua tindakan baik-Nya. Ia sungguh sadar tidak akan dapat terus tanpa kekuatan dari Allah yang di atas sana.

Begitulah Ia menjauh dari orang banyak mencari tempat sunyi dan membiarkan diri dibimbing roh yang sejak baptisannya turun ke atasnya. Yesus mencari keheningan agar semakin mampu melihat kehadiran ilahi di dalam kehidupan-Nya. Inilah yang membuatnya tahan menjalankan pelayanan-Nya. Inilah yang membuatnya ditakuti oleh kekuatan-kekuatan jahat.

Tadi kita mendengar dikatakan tentang “pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap”, apa maksudnya? Dalam kejadian ini oleh penginjil Makus, beberapa hal sengaja tak disebut jelas tetapi justru membuat pembaca/pendengar menemukannya sendiri. Tentunya selama berdoa pagi-pagi benar itu Yesus memandangi fajar menyingsing, melihat matahari mulai menyingkirkan kegelapan. Penginjil Markus mau mengajak kita semua sampai pada gagasan ini. Yesus yang saat itu membaca gerak alam, dan itulah doanya.

Yesus melihat Allah yang memberi-Nya kekuatan bagaikan matahari yang mulai bersinar mengusir kekelaman, perlahan-lahan, tetapi pasti. Bagi Yesus, meluangkan diri mengikuti gerak gerik Yang Ilahi itu mutlak. Gerak gerik yang memberi kelegaan. Itulah sumber kekuatan-Nya. Dan kekuatan ini juga bisa diteruskan-Nya kepada orang-orang yang membutuhkan. Di mana saja.

Nah, kendala bagi pewarta kedatangan Yesus ialah mengajarkan tentang Dia tanpa menerimanya dengan tulus. Akan seperti roh jahat yang menyuarakan pelbagai kebenaran mengenai siapa Yesus tapi tidak menghayatinya. Roh jahat tidak bisa menerima kehadirannya. Karena itu kata-kata mereka menjadi kosong. Tak ada bobotnya. Karena itu pewartaan yang tak disertai keakraban dengan yang diwartakan tidak akan memperkaya batin orang. Malah bisa membebani.

Ketika murid-muridnya mendapati dia dan memintanya menemui orang-orang yang sudah menunggu, Yesus malah mengajak para murid pergi ke tempat lain, agar di sana pun Injil diberitakan, agar di tempat-tempat itu pun orang boleh ikut merasa lega. Seperti matahari yang bersinar ke mana-mana, begitulah Ia merasa perlu pergi ke tempat-tempat lain membawakan Kabar Gembira, dan mengusir setan, mulai pagi hari setelah Sabat. Seperti pagi hari kebangkitannya nanti!

Akhirnya, dari apa yang telah diuraikan tadi, kita sekarang menyadari bahwa mukjizat Yesus bukan untuk mukjizat itu sendiri melainkan untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa warta Injil Kerajaan Allah yang diajarkan Tuhan Yesus sungguh benar dan nyata. Kuasa dan kedaulatan Allah kini telah dirasakan, yakni mengalahkan kuasa jahat. Dan kuasa ilahi itu sungguh membebaskan manusia dari sakit penyakit dan penderitaan karena akibat dikuasai roh-roh jahat.

Maka, marilah kita sungguh percaya akan kuasa Sabda Yesus yang tak lain adalah  kuasa ilahi yang ada di dalam diri-Nya. Marilah kita menyambut Kerajaan Allah dan menjadikan diri kita mau dan rela dipimpin oleh Allah untuk menerima dan menjalankan kehendak-Nya dalam hidup kita. ***

 

DOA:

Ya Allah Bapa di surga, berilah kami karunia rahmat-Mu yang dapat memampukan kami untuk hidup selalu dekat Putra-Mu, Yesus kristus. Kami berharap penyertaan-Mu dalam setiap pelayanan kami pada-Mu dan sesama kami. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang segala masa. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *