EKARISTI, MOMEN MENYERAHKAN KEMANUSIAAN KITA
“Tujuan komuni adalah mempersatukan kita dengan keilahian Kristus dengan cara menyatukan kita dengan kemanusiaan Kristus, dengan Hati ilahi-Nya. Hati-Nya yang penuh cinta tidak puas menjadi saudara, sahabat, atau bapa kita, tetapi ingin menjadi belahan jiwa kita, kekasih hati kita.”
(Couronnes d’Amour, buku III, hlm. 11)
Gereja mengimani bahwa rahmat Inkarnasi Yesus Kristus abadi, bahwa di dalam Kristus semua disatukan menjadi satu Tubuh yang mulia.
Ekaristi merupakan saat persatuan itu. Setiap kali kita menyambut-Nya, makan Tubuh-Nya dan minum Darah-Nya, kita dipersatukan dengan-Nya. Bukan hanya itu. Dalam Ekaristi, Kristus menyatukan kita dalam keilahian-Nya.
Maka, Ekaristi adalah saat penyerahan dan penyatuan. Kita menyerahkan dan menyatukan seluruh kemanusiaan kita kepada Tuhan: seluruh tubuh, jiwa, hati, akal budi, suka duka, jerih lelah, harapan, kegelisahan, dan kepercayaan kita.
Kita menyerahkan supaya Kristus menyatukan kemanusiaan kita dengan kemanusiaan-Nya, supaya keilahian-Nya memenuhi kita, menjadikan hati kita seperti hati-Nya, dan jiwa kita menjadi belahan jiwa Kristus.
Setiap kali kita merayakan Ekaristi, setiap kali kita menerima Tubuh Kristus, kita bukan lagi hanya manusia biasa, lemah, dan berdosa. Kita adalah belahan jiwa Kristus, yang dicintai, dirahmati, dan disertai sampai keabadian. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal… Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,” (Yoh 6:54,56).**
Romo Yudistira SCJ
LEAVE A COMMENT