GEREJA BERKOMUNIO
Rp85.000,00
Editor : Dr. Norbertus Jegalus, MA, RD Siprianus S. Senda, S.AG., L.TH.BIB, RD Florens Maxi Un Bria, S.AG., M.SOS |
Notice: Fungsi product_type ditulis secara tidak benar. Properti produk tidak boleh diakses secara langsung. Backtrace: require('wp-blog-header.php'), require_once('wp-includes/template-loader.php'), include('/plugins/woocommerce/templates/single-product.php'), wc_get_template_part, load_template, require('/themes/porto/porto/woocommerce/content-single-product.php'), do_action('woocommerce_single_product_summary'), WP_Hook->do_action, WP_Hook->apply_filters, porto_woocommerce_template_single_add_to_cart, WC_Abstract_Legacy_Product->__get, wc_doing_it_wrong Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 3.0.) in /home/scjori3/public_html/wp-includes/functions.php on line 6031
- Deskripsi
- Layanan Cepat!
Deskripsi
Gereja Berkomunio – Menggereja Bersama Mgr. Petrus Turang
MENGGEREJA BERSAMA MGR. PETRUS TURANG Secara pribadi, saya bertemu Uskup Turang yang masih muda di Seoul, tahun 1997, ketika ia hadir di sana untuk pertemuaan penting Federasi Konferensi Waligereja Asia (FABC). Walaupun saat itu saya adalah imam muda dan sekretaris di Nunsiatura Apostolik di sana, ia, yang waktu itu Uskup Agung Koadjutor muda, mendapati waktu untuk berbicara dengan saya dalam bahasa Italia yang sempurna untuk menjelaskan dengan mahir karakteristik dan tantangan yang dihadapi Kekristenan dan kehidupan gerejawi di Asia. Dua puluh tahun kemudian, saya bertemu Uskup Agung Turang di Jakarta, ketika tahun 2017, saya diutus Bapa suci dan tiba di sini sebagai Nunsius Aspostolik. Dan saya tersentuh dan bersyukur, sebab ia segera mengingatkan saya pada pertemuan dua puluh tahun yang lalu dan dialog kami bahkan jika jarak antara Jakarta dan Kupang tidaklah pendek—berlanjut dalam semangat persahabatan dan kerja sama yang otentik. Uskup Agung Piero Pioppo (Nunsius Apostolik).
Saya sudah mengenal Mgr. Petrus Turang jauh sebelum saya menjadi Gubernur. Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam berbagai pertemuan, baik sebelum maupun sesudah menjadi gubernur, kesan kuat yang saya tangkap adalah bahwa Bapa Uskup Turang adalah pribadi yang hangat, humanis, dan inspiratif, yang kaya akan ide kreatif dan gagasan inovatif. Berdiskusi dengannya merupakan momentum yang sangat menyenangkan karena pengetahuan dan minatnya yang luas dan mendalam terhadap berbagai isu pembangunan, seperti kemiskinan, stunting, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, pembangunan pertanian, lingkungan hidup, dan ketahanan pangan. Bahkan, saya pernah dikejutkan sewaktu mendengar terapi “kursi merah dan kursi biru”, di samping program pemberdayaan sosial ekonomi umat, seperti pengembangan koperasi dan pembangunan pertanian untuk mempercepat penanganan kemiskinan dan stunting di wilayah kegembalaan Keuskupan Agung Kupang. Suatu bukti keberanian dan kepedulian Gereja untuk bersama-sama Pemerintah Provinsi NTT menangani berbagai permasalahan pembangunan di NTT. Viktor Bungtilu Laiskodat (Gubernur NTT) Bapa Uskup orangnya sederhana, tenang, mudah bekerja sama, dan benar-benar rendah hati. Saya sudah lama berteman dengan beliau. Kalau ada permasalan antarumat beragama di wilayah ini, kita selalu menyelesaikan bersama-sama: karena kita butuh ketenangan dan kedamaian antarasesama umat beragama di sini. Kita harapkan bahwa semua problem yang ada di wilayah ini, terutama problem antarumat beragama dapat kita selesaikan bersama dan secara kekeluargaan. H. Abdul Kadir Makarim (Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT)