DIIBAKAR SEMANGAT PELAYANAN
Rp25.000,00
Penulis : Heri Kartono OSC
ISBN : 978-979-565-649-4
Berat: 120 gram
dimensi: 11 × 17.5 cm
Notice: Fungsi product_type ditulis secara tidak benar. Properti produk tidak boleh diakses secara langsung. Backtrace: require('wp-blog-header.php'), require_once('wp-includes/template-loader.php'), include('/plugins/woocommerce/templates/single-product.php'), wc_get_template_part, load_template, require('/themes/porto/porto/woocommerce/content-single-product.php'), do_action('woocommerce_single_product_summary'), WP_Hook->do_action, WP_Hook->apply_filters, porto_woocommerce_template_single_add_to_cart, WC_Abstract_Legacy_Product->__get, wc_doing_it_wrong Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 3.0.) in /home/scjori3/public_html/wp-includes/functions.php on line 6031
- Deskripsi
- Layanan Cepat!
Deskripsi
Dibakar Semangat Pelayanan Kisah Nyata Inspiratif “Menarik, mengagumkan sekaligus mengharukan, tulisan Romo Heri berkisah tentang ciptaan Tuhan yang paling mulia yakni manusia melalui pendekatan rohaniah yang paling mulia, yaitu kasih sayang.” (Jaya Suprana, Budayawan, Seniman & Pengusaha)
“Berbagai cerita kehidupan orang-orang inspiratif dirangkum menjadi karya yang dapat memuaskan sang pembaca, melalui tulisan Pastor Heri yang sangat mudah dan nyaman untuk dibaca. Salah satu ceritanya berjudul ‘I Love You, Bu Guru’ sungguh memotivasi kita yang ingin belajar menjadi lebih positif dan bijaksana. Tetapi pelajaran terpenting yang dapat kita ambil tetaplah betapa besarnya pengaruh iman dalam hidup kita.” (Cathy Sharon, Artis) “Inspiratif.
Lewat tulisan ini Romo Heri ingin memotivasi para pembaca dengan gaya bertutur yang khas. Sebuah perjalanan rohani semi jurnalistik, yang wajib dibaca.” (Benny N. Joewono, Wartawan Kompas.com)
“Gaya bahasa yang sederhana, komunikatif, dan kadang kala jenaka, merupakan daya tarik tersendiri. Memang demikianlah pembawaan Romo Heri Kartono OSC, seperti juga gayanya dalam homili yang singkat, padat, dan jenaka, sehingga umat mudah mengingat pesan moral yang disampaikannya.” (Prof. Robertus Wahyudi Triweko, Ph.D., Rektor Universitas Katolik Parahyangan, Bandung)