8 PILIHAN BIJAK – WASIAT KALBU YUSUF BIN YAKUB
Rp55.000,00
PENULIS: DESHI RAMADHANI SJ
ISBN 978-979-565-911-2 | 224
PENERBIT: OBOR
Ukuran : 14 x 21 cm,
224 hlm
Notice: Fungsi product_type ditulis secara tidak benar. Properti produk tidak boleh diakses secara langsung. Backtrace: require('wp-blog-header.php'), require_once('wp-includes/template-loader.php'), include('/plugins/woocommerce/templates/single-product.php'), wc_get_template_part, load_template, require('/themes/porto/porto/woocommerce/content-single-product.php'), do_action('woocommerce_single_product_summary'), WP_Hook->do_action, WP_Hook->apply_filters, porto_woocommerce_template_single_add_to_cart, WC_Abstract_Legacy_Product->__get, wc_doing_it_wrong Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 3.0.) in /home/scjori3/public_html/wp-includes/functions.php on line 6031
- Deskripsi
- Layanan Cepat!
Deskripsi
8 Pilihan Bijak – Wasiat Kalbu Yusuf Bin Yakub
Banyak hal dalam perjalanan hidup ini yang hanya bisa diterima dengan keluasan hati karena kejelasan arti akan tersingkap jauh setelah peristiwa-peristiwa itu terjadi. Inilah yang digemakan dalam buku ini dengan menggali wasiat kalbu Yusuf bin Yakub.
Selama hidupnya, Yusuf tidak pernah terobsesi pada kejelasan dalam menapaki langkah kehidupan. Ia menjalani hidupnya dalam ketaatan kepada Allah. Ia taat saat harus bertindak dan menjadi tokoh di atas panggung. Ia pun taat ketika adegan sudah berlalu, dan ia harus kembali bersembunyi di belakang panggung. Ia melepaskan kejelasan hidup, dan dalam proses itu ia memilih untuk membiarkan rahmat Allah membangun keluasan luar biasa dalam dirinya.
Keluasan batin bukanlah proses sekali jadi. Dibutuhkan waktu lama dan kemurahan hati untuk bekerja sama dengan rahmat ilahi. Proses yang ditempuh bahkan kerap terasa menyakitkan karena kita harus terus melangkah tanpa kejelasan mutlak. Jika kita bersabar, cepat atau lambat, kita akan memiliki kemampuan baru. Tidak ada jaminan bahwa kita tidak akan pernah membuat pilihan yang salah, tetapi ada jaminan bahwa kita tidak lagi begitu saja membuat pilihan karena telah dibutakan oleh hasrat cinta diri.