RENUNGAN MINGGU BIASA XXXIII

RENUNGAN MINGGU BIASA XXXIII

BERSANDAR PADA TUHAN

 

  • Minggu, 13 November 2022
  • Injil Lukas 21:5-19
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

 

Diharapkan agar manusia benar-benar percaya dan bersandar pada Tuhan. Dan, orang yang sepenuhnya bersandar pada Tuhan itulah, yang disebut beriman teguh.

 

 

Warta Injil hari ini mencakup suatu wejangan yang disampaikan Yesus sehubungan dengan akhir zaman. Ini adalah wejangan eskatalogis, atauwejangan “akhir zaman”. Wejangan eskatalogis Yesus ini dapat kita temukan dalam Injil Matius (24:1-36), Injil Markus (13:5-37), dan Injil Lukas (21:5-38).

Nah, menurut Injil Lukas, wejangan itu disampaikan oleh Yesus di Bait Allah dan ditujukan kepada segenap khalayak ramai. Penginjil Lukas ingin menyadarkan para penduduk Yerusalem bahwa kota mereka akan dihancurkan sebagai hukuman atas ditolaknya Yesus oleh bangsa Yahudi.

Dari warta Injil tadi, wejangan eskatologis Yesus secara agak rinci dapat dijelaskan demikian:

  1. berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang harus terjadi dulu, tetapi tidak boleh disamakan dengan akhir zaman, yakni dengan munculnyanabi-nabi palsu, perang dan pemberontakan (yang terjadi sesudah mangkatnya Kaisar Nero pada tahun 68 dan yang dapat diketahui Lukas) – ayat 8-9
  2. berbicara tentang rangkaian tanda-tanda lain, yang dipisahkan dari yang terdahulu dengan ungkapan, “Ia berkata kepada mereka” – yang boleh dipandang sebagai tanda-tanda “klasik”, sebab biasanya disebut-sebut dalam sastra apokaliptik Yahudi. Tanda-tanda itu lebih universal, bahkan kosmik. – ayat 10-11
  3. berbicara tentang suatu tanda besar kedatangan Kerajaan Allah, yaitu penganiayaan para pengikut Yesus. – ayat 12-19. NB: Dalam Kisah Para Rasul, Lukas menceritakan banyak kasus penganiayaan semacam itu (4:1-21; 5:17-41; 6-7).

[ Kemudian, kalau kita baca dalam ayat–ayat berikutnya (20-24) berbicara tentang kehancuran Yerusalem. Sejumlah gejala eskatologis yang juga disebut dalam Markus dan Matius, diterapkan oleh Lukas pada malapetaka historis yang dialami bangsa Yahudi pada tahun 70. Yerusalem dikepung tentara Romawi (ayat 20). Pengikut-pengikut Yesus dianjurkan melarikan diri dari Yerusalem (ayat 21-23a). Karena bahan apokaliptik diterapkan Lukas pada sebuah peristiwa kongkret, maka dapat disimpulkan bahwa menurut dia kehancuran Yerusalem merupakan semacam antisipasi penghakiman terakhir. Peristiwa itu memang menjadi awal sebuah tahap baru dalam sejarah penyelamatan (ay.23b-24). Sebab bangsa Israel seharusnya mengartikan peristiwa itu sebagai hukuman atas penolakan mereka terhadap Injil. Bagi bangsa-bangsa kafir, peristiwa itu menjadi titik tolak pemberitaan Injil di seluruh dunia. ]

Link video: https://youtu.be/teeRG6lNvHA

Ketika orang membanggakan dan mengagumi keindahan Bait Allah sebagai sebuah bangunan fisik, Yesus justru mengingatkan mereka akan keruntuhannya. Yesus menghubungkan keruntuhan Bait Allah itu dengan akhir zaman. Runtuhnya Bait Allah melambangkan hari Tuhan pada akhir zaman: namun “lambang”, tidak selalu segera diikuti oleh apa yang dilambangkan. Masih banyak peristiwa yang harus terjadi.

Injil masih harus diwartakan ke seluruh dunia, anti Kristus akan datang, menyesatkan, menindas, menganiaya. Si jahat akan menggalang segala kekuatan, sebagai si Naga yang memusuhi Sang Wanita serta Puteranya (Wahyu 12). Para orang beriman masih harus mengarungi zaman, dalam penganiayaan, pengejaran dan pengadilan mendapat kesempatan untuk bersaksi. Dan justru di situ, seperti pada Yesus sendiri, kalau musuh mengira sudah dapat membinasakannya, Roh Kristus sendiri akan datang “memberikan hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu” (ay.15).

Kesaksian ini memuliakan Tuhan dan menentukan jalannya peradilan, di mana dunia jadi dihukum. Umat Allah tidak lagi memperhitungkan perbuatan atau kata-kata untuk menyelamatkan diri, tetapi dengan kehilangan nyawa, malahan menyelamatkan nyawanya. Ia dapat percaya pada janji Tuhan, bahwa ‘tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang”, (ay.18). Ia akan tetap bertahan dalam iman sampai akhir, dan dengan demikian ia akan memperoleh hidup.

Dalam arti rohani, Bait suci itu tidak lain adalah tubuh kita sendiri (lihat 1Kor 6:19). Bait suci lambang  kehadiran Allah, maka ketika manusia tidak dikuasai Allah itu berarti kematian, akhir kehidupan manusia. Karena itu kita diajak untuk waspada. Dan dalam waspada itu, biarlah Allah menguasai kita.

Gambaran akhir zaman seperti tadi yang tidak segera diikuti oleh kenyataan itu tentu tidak memuaskan karena kecenderungan manusia adalah ingin mengetahui secara jelas/terang benderang. Namun, rupanya gambaran itu setidak-tidaknya menghibur manusia. Ini nyata melalui keyakinan banyak manusia bahwa kiamat itu ada. Dari rasa ingin tahu tentang akhir zaman maka pertanyaan manusia mulai bergeser kepada saat terjadinya kiamat. Bagaimana dan kapan hal itu terjadi.

Inilah yang ditanyakan para murid dalam Lukas 21:7 ketika Tuhan Yesus mengatakan kepada murid bahwa akan tiba harinya Bait Allah itu hancur. Bagi orang Yahudi Bait Allah adalah simbol agama mereka. Dan kalau Bait Allah hancur maka malapetaka bagi iman dan bangsa mereka. Pertanyaan para murid ini,  juga mewakili pertanyaan manusia zaman sekarang. Sebab pertanyaan itu berisi dua hal tentang kiamat atau akhir zaman, yaitu: bagaimana dan kapan kiamat itu terjadi? Dua pertanyaan ini bertautan erat dengan kesiapan menghadapi kiamat.

Sehubungan dengan itulah maka Tuhan Yesus memberikan jawaban: ”waspada”. Jadi, seperti biasanya Tuhan Yesus tidak memberi jawaban pasti atau tidak mau terjebak dalam logika pertanyaan para murid tetapi justru memberi jawaban yang butuh dicerna yaitu,“Waspadalah…..supaya jangan kamu disesatkan……” Seruan ini adalah seruan praxis yang berkaitan dengan iman. Ini juga mengajarkan kapada kita bahwa iman itu bertautan dengan praktek.

Karenanya, menghadapi semua itu, sebagai orang beriman ia harus memiliki sikap iman yang jelas sebagai orang yang  percaya untuk menantikan hari akhir. Sikap itu adalah:Tidak disesatkan oleh mesias palsu (ayat 7).Ini berarti keteguhan dan ketegaran iman kepada Tuhan Yesus adalah syarat utama menantikan akhir zaman. Dan keteguhan iman itu mahal harganya karena harus dibayar dengan memanggul salib,  termasuk siap berbeda dengan keluarga, sahabat dan saudara (ayat 16) dan bahkan dibenci oleh semua orang (ayat 17).

Harga yang mahal itu sebanding dengan upah yang diperolehnya karena setiap orang yang tetap beriman teguh kepada Tuhan Yesus Kristus dan tidak tersesat maka ada jaminan jikalau Tuhan akan melindunginya. Sebab tidak sehelaipun rambut dari kepalanya yang hilang (ayat 18). Artinya bagi setiap orang yang tetap beriman teguh kepada Tuhan Yesus Kristus maka seluruh hidupnya bahkan sesuatu yang tidak kuasa dia tanggung akan tetap diselamatkan sampai akhir zaman. Bahkan saat terjadi berbagai musibah dan bencana sekalipun, setiap orang yang tidak tersesat oleh mesias palsu akan dilindungi oleh Allah dan bahkan akan muncul sinar mentari yang baru (Maleakhi 4:2a)

Tuhan Yesus juga mengingatkan bahwa musibah dan bencana baik alam maupun tatanan kehidupan manusia (ayat 9-11), seolah-olah kesudahan segala sesuatu sudah terjadi. Tetapi tidak demikian bagi Tuhan Yesus, sebab akhir zaman adalah misteri bagi manusia dan itu ada dalam kuasa Tuhan. Tuhan memberikan kesempatan dan peluang kepada kita untuk menjadi penenang atau memberi rasa tenang kepada mereka yang bingung dan takut melihat malapetaka dan musibah di dunia ini. Hal ini juga berarti bahwa kita tidak dengan mudah menganggap diri sebagai orang yang mengerti kehendak Tuhan. Namun, diharapkan agar manusia benar-benar percaya dan bersandar kepada Tuhan. Dan orang yang sepenuhnya bersandar kepada Tuhan itulah yang disebut beriman teguh.

Dalam iman yang teguh itulah, kita dengan berani pulabersaksi tentang Tuhan Yesus. Dan bersaksi itu tidak digerakkan atau didasari pikiran dan strategi sendiri tetapi hikmat Tuhan, karena digerakkan oleh Tuhan dengan kata-kata hikmat-Nya dan bukan karena konsep dan rencana pikiran sendiri. Tuhan adalah jaminannya.Maka marilah kita terus waspada dan jangan sampai diri kita disesatkan. Tuhan memberkati!***

 

DOA:

Ya Tuhan Allah, ingatkanlah kami selalu untuk mengarahkan hati kami pada hari kedatangan-Mu yang ke dua kali, pada akhir zaman. Semoga kami bersikap senantiasa waspada dalam menjalani hidup sehingga iman kami akan Dikau tetap selalu terjaga dan tidak goyah walau mengalami penderitaan di dunia ini. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara sekalian, Bapa (+) dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *