RENUNGAN MINGGU BIASA XXIX

RENUNGAN MINGGU BIASA XXIX

DOA ORANG PILIHANNYA

 

  • Minggu, 16 Oktober 2022
  • Injil Luk 18:1-8
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

Allah akan menjawab seruan umat-Nya dalam menghadapi berbagai tekanan. Tindakan Allah ini lahir dari kasih-Nya kepada orang-orang pilihan-Nya.

Perumpamaan ini, merupakan ilustrasi Tuhan Yesus mengenai pengajaran-Nya yang masih berkenaan dengan kerajaan Allah (Luk 17:20-37). Isi perumpamaan yang Yesus sampaikan kepada murid-murid-Nya dalam konteks ini, adalah tentang doa. Doa merupakan bagian hidup para murid sebagai anggota-anggota kerajaan Allah setelah memutuskan menerima Yesus dalam hidupnya.

Pada permulaan perumpamaan ditegaskan bahwa para murid harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Inilah maksud dan tujuan dari perumpamaan ini, yaitu untuk menegaskan supaya murid-murid Yesus hendaknya bertekun dalam doa, berdoa dengan tidak menjadi lelah atau berdoa dengan tidak putus-asa karena menunggu waktu yang lama. Kemudian sesudahnya Tuhan Yesus mengilustrasikan ajaran-Nya itu dengan suatu perumpamaan tentang seorang hakim dan seorang janda yang mempunyai karakter berbeda.

* Hakim itu bukanlah seorang hakim Yahudi… karena kalau hakim Yahudi maka segala perselisihan harian biasanya dibawa ke hadapan para tua-tua, dan sama sekali tidak dibawa kepada pengadilan umum. Karena itutentulah hakim seperti ini bukan hakim yang ideal untuk membela kaum miskin dan lemah, melainkan dia adalah tipe hakim yang tidak memiliki belas kasihan, tidak takut Tuhan dan tidak menghormati sesama.

* Bagaimana dengan janda itu?  Sebenarnya Janda ini percaya bahwa hakim tersebut adalah hakim yang bertanggung jawab. Karena itu, ia selalu datang kepada hakim tersebut. Janda ini berkata: “Belalah hakku terhadap lawanku.” Janda ini mungkin sedang menghadapi sedikit kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar hakim tersebut, karena itu ia berkali-kali datang dan memohon kepada hakim untuk memberikan keadilannya sebab dia memiliki wibawa dan kuasa untuk membelanya dalam arti membenarkan dia.

https://www.youtube.com/watch?v=JrIYz3D0-Ak

Sebagaimana kita dengar tadi bahwa hakim tidak merespon permohonan janda itu untuk beberapa waktu lamanya, tidak mengubrisnya atau tidak menjawab permohonan janda tersebut. Sebenarnya tidak ada alasan untuk bersikap seperti itu, namun karena karakter hakim itu yang tidak sensitif kepada kebutuhan orang lain dan tidak ada sesuatu dari janda tersebut yang dapat dianggap mempengaruhi hakim itu, maka hakim itu menolak permohonan janda tersebut. Juga sebenarnya tidak ada kesalahan dengan permohonanjanda tersebut, namun masalahnya sekali lagi terletak pada hakim yang tidak mau perduli kepada janda itu.

Kemudian diceritakan hakim itu mempertimbangkan dan akhirnya membuat keputusan,  “Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” 

Jawaban atau tanggapan Hakim terhadap permohonan janda itu, bukan karena hakim itu menyadari tugas untuk menjalankan keadilan, melainkan karena janda itu terus mengganggu dia. Maka perumpamaan ini titik fokusnya pada keputusan hakim yang membenarkan janda dan ketekunan janda yang selalu datang untuk memohon.

Firman “camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu” adalah komentar atau pernyataan Tuhan Yesus. Ini secara khusus berfokus pada perkataan hakim yang dianalogikan dengan Allah. Namun, hati-hati komentar Yesus tentang hakim itu bukan mengenai karakter hakim yang jelas adalah buruk, melainkan perkataan dan tindakan hakim itu (membenarkan janda) yang adalah kebenaran analogis dengan kebenaran Allah.

Sadarilah bahwa Hakim dan Allah adalah dua pribadi yang dianalogikan dalam Lukas 18:6-7, namun berbeda sangat menyolok dari keduanya. Perbedaan antara hakim dan Allah yaitu:

Pertama; Janda dan hakim tidak ada hubungan yang mendasar, apakah itu hubungan sosial, bersifat umum, maupun yang bersifat keagamaan. Hakim ingin menghindar dari janda itu, bahkan ia menghendaki hubungan dengan janda tersebut sebagai lawyer clientnya segera berakhir. Namun hakim yang lalim itu mendengarkan janda tersebut dan membenarkannya.

Kedua; Allah yang telah memilih umat milik kepunyaan-Nya. Maka ketika umat-Nya berseru siang dan malam, Allah menanggapi kasus mereka dan memberikan keadilan. Demikian juga dengan janda yang berseru kepada Allah, menerima keadilan, karena Allah mendengar dan menjawab doa permohonannya.

Nah, pada dasarnya, tidak ada kesamaan antara hakim yang lalim dengan Allah; tidak ada kesamaan karakter, karena karakter hakim adalah seorang yang lalim, tidak takut Tuhan dan tidak berbelas-kasihan; juga tidak ada kesamaan motivasi, motivasi hakim membenarkan janda adalah motivasi yang tidak benar/mementingkan diri sendiri, sedangkan motivasi Allah membenarkan umat pilihan-Nya karena kasih-Nya; tidak ada kesamaan hubungan antara hakim dalam relasinya dengan janda, sedanghubungan Allah justru dalam relasinya dengan umat pilihan-Nya.

Jadi, hakim dan Allah adalah kontras sama sekali, namun yang dianalogikan dari hakim ini dengan Allah adalah hanya berdasarkan pada perkataan dan tindakan hakim yang membenarkan janda tersebut.

Maka dapat dikatakan, analogi hakim dan Allah ini, hanyalah dapat dimengerti melalui analogi perbandingan. Bahwa jika Hakim itu dapat membenarkan janda tersebut, apalagi Allah. Di sini secara implisit Tuhan Yesus menganalogikan janda yang dibenarkan oleh hakim dengan orang-orang pilihan yang dibenarkan oleh Allah. Mereka adalah “orang-orang yang telah mendengar panggilan Allah dan menjawabnya.”

Dan itu tidak lain adalah kita semua, umat kristen, pengikut Kristus. Tentu saja hal ini sangat menghibur dan menguatkan orang Kristen yang sedang menderita. Tidak ada kekuatan dari diri sendiri, namun sebagai orang pilihan, Allahlah yang bertindak. Allah yang menjamin orang pilihan-Nya, yang lemah, namun kekuatannya adalah pada Allah. Sejatinya, Tuhan Yesus mengaplikasikan perumpamaan ini sesuai dengan maksud utama perumpamaan itu, yakni mengenai ketekunan orang percaya dalam hal berdoa. Ada beberapa hal yang penting yang berkaitan dengan ketahanan atau ketekunan dalam berdoa, yaitu:

Setelah Tuhan Yesus mengarahkan perhatian kepada hakim, kemudian, Ia segera mengalihkan perhatian kepada Allah. Kalau hakim itu telah bertindak yang bersifat kontradiksi dengan pribadi hakim itu sendiri, yaitu membenarkan janda, apalagi Allah.  “Tidakkah Allah akan membenarkan orangorang pilihanNya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?”

Hal ini sesungguhnya mengungkapkan mengenai kepastian jawaban doa atas doa umat pilihan Tuhan. Berkenaan dengan itu, ada tiga pokok yang perlu kita refleksikan, yakni tindakan Allah yang membenarkan, dengan segera, dan ketekunan orang-orang pilihan dalam berdoa.

“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya” adalah pernyataan yang menegaskan bahwa Allah pasti membenarkan orang-orang pilihan-Nya. Allah akan menjawab seruan umat-Nya dalam menghadapi pelbagai tekanan. Tindakan Allah ini lahir dari kasih-Nya kepada orang-orang pilihan-Nya. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa orang pilihan yaitu orang yang percaya kepada Tuhan Yesus atau kita, orang Kristen. Inilah yang menjadi keistimewaan relasi Allah dengan orang percaya dan menjadi dasar yang pasti akan jawaban doa orang percaya.

Tadi kita juga mendengar firman,“Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka ?” Ini pun menunjukkan jaminan akan adanya kepastian jawaban doa. Pokoknya yang jelas ialah Allah membenarkan umat-Nya dengan segera. Hal ini tidak disebabkan oleh apa pun selain dari tindakan Allah saja, dan tidak ada alasan apapun untuk menahan tindakan Allah yang membenarkan umatNya. Karena itu, dua pertanyaan ini: “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya, dan adakah Ia mengulur-ulur waktu?” langsung dijawab: “Ia akan segera membenarkan mereka.” Inilah pertanyaan retoris Tuhan Yesus berkenaan dengan jawaban Allah, bahwa Allah akan dengan segera membawa keadilan untuk umat pilihan-Nya. Inilah jaminan bagi doa umat Tuhan, yaitu adanya kepastian bahwa Tuhan akan segera bertindak.

Dalam Doa, kepastian jawaban doa memang tergantung pada kehendak dan waktu Tuhan. Namun hal yang tidak dapat diabaikan juga ialah ketekunan orang percaya dalam berdoa. Seperti ungkapan: “… orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepadaNya.”

Atau ide yang sama “bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.” Inilah jaminan bagi doa umat Tuhan, yaitu adanya kepastian bahwa Tuhan akan segera bertindak. Hal ini searah dengan maksud utama perumpamaan ini, di mana menjelaskan bahwa orang percaya harus secara terus-menerus membawa persoalan mereka ke hadapan Allah melalui doa. Mereka harus selalu berdoa siang malam dengan tidak jemu-jemu ketika jawaban doa belum diberikan dengan segera (bdk. 1Tes3:10).

Apakah Allah memang akan membenarkan atau menjawab doa umat-Nya? Apakah umat Allah harus lama menunggu doa-doa mereka dijawab? Tuhan Yesus berkata: “Ia akan segera membenarkan mereka”. Jaminan inilah seharusnya mendorong umat Tuhan untuk berdoa dengan tekun, bukan karena isi dari doa pendoa, bukan juga karena doanya sipendoa.

Namun setelah itu Tuhan Yesus membuat pernyataan kontradiksiyang menantang, yaitu: “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Jadi doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam bentuk perumpamaan tadi adalah suatu ajaran kepada orang percaya supaya tetap setia dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali  akhir zaman. Sementara menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali Tuhan mengharapkan pada umat-Nya untuk bertekun dalam doa. Karena ketekunan dalam doa merupakan manifestasi dari iman.***

 

DOA:

Ya Tuhan Allah, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau selalu mendengar doa-doa kami dan kami akan terus bertekun dalam berdoa sebagai perwujudan iman kami. Curahkanlah Roh Kudus-Mu senantiasa dalam hidup kami sehingga kami mampu untuk terus percaya akan kasih dan kemurahan hati-Mu yang selalu akan memberikan keadilan kepada kami. Amin

Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara sekalian, Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *