RENUNGAN HR TRITUNGGAL MAHAKUDUS
TRITUNGGAL, KASIH YANG SEMPURNA
- Minggu, 12 Juni 2022
- Injil Yoh 16:12-15
- Oleh: Romo Thomas Suratno SCJ
Allah Tritunggal Mahakudus adalah kasih yang sempurna. Itulah sebabnya, kita percaya dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Kita jadikan kasih Allah sebagai landasan dan arah hidup sebagai seorang Kristen yang saling mengasihi.
Pada hari ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Allah yang kita imani itu Esa/satu tetapi dalam tiga pribadi yang berbeda, yakni yang disebut Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Apakah hal ini mudah kita pahami? Tidak!
Itulah faktanya kalau kita dengar pernyataan atau ungkapan umat Kristen. Apalagi umat lain yang tidak mengimaninya, pastilah tidak tahu bahkan kalau mereka berpendapat akan menjadi polemik yang berkepanjangan dan menimbulkan kebencian. Kalau kita membaca Injil, kita akan mengerti mengapa sampai akhir hidup Yesus di dunia, para rasul belum dapat memahami kedudukan Yesus dalam karya penyelamatan.
Untuk itulah Roh Kudus masih perlu diutus. Selangkah demi selangkah mereka dibimbing masuk ke dalam pribadi dan hidup Yesus, supaya sepanjang sejarah dapat menyingkapkan seluruh kekayaan hidup-Nya bagi kita. Wahyu yang berasal dari Bapa dan diwartakan oleh Putera, diselesaikan oleh Roh Kudus. Tiga pribadi yang berbeda berelasi sempurna dalam kasih demi keselamatan manusia. Kemudian, dengan demikian pengikut Kristus (kita semua) dimasukkan ke dalam keluarga Allah Tritunggal Mahakudus itu sendiri.
Penginjil Yohanes dalam warta Injilnya hari ini menjelaskan tentang persekutuan Tritunggal Mahakudus itu. Dalam amanat perpisahan, Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai penghibur. Roh Kudus itu berasal dari Bapa dan dicurahkan dalam nama Yesus Putra. Yesus sendiri menekankan persekutuan-Nya dengan Bapa: “Aku dan Bapa adalah satu” maka apa yang Bapa punya, Aku punya. Tugas Roh Penghibur adalah membimbing kepada seluruh Kebenaran (Yesus sendiri). Roh Kudus juga akan mengatakan kepada kita tentang segala sesuatu yang sudah diajarkan Yesus dan juga tentang hal-hal yang akan datang.
Maka, seperti yang saya katakan tadi bahwa memang bisa jadi kebanyakan dari kita umat beriman Kristen, ajaran Tritunggal Mahakudus itu sulit untuk dimengerti dan dijelaskan, apalagi bagi umat yang beragama lain. Maka sulit bagi mereka untuk percaya.
Saya teringat akan apa yang dikatakan St. Anselmus: “credo ut intelligam”, yang artinya ‘aku percaya supaya aku mengerti’. Nah, banyak kali dan itu terjadi pada umumnya, kita menuntut untuk mengerti lebih dahulu baru percaya. Ternyata, dari apa yang dikatakan oleh St. Anselmus tadi, Tuhan menghendaki supaya kita mengimani dan percaya lebih dulu supaya kita dapat mengerti rahasia Allah.
Allah Tritunggal Mahakudus adalah misteri iman kita. Disebut misteri karena sesungguhnya kita tidak tahu segala-galanya tentang Allah dan kita hanya tahu sejauh diwahyukan Tuhan lewat Firman-Nya. Pertanyaan yang tetap berlaku hingga kini adalah bagaimana kita dapat memahami misteri Tritunggal Mahakudus itu?
Sebagaimana kita ketahui dan dijelaskan dalam Kitab Suci bahwa Allah Tritunggal Mahakudus itu adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Allah disebut Bapa karena Ia adalah pencipta (Kej 1:1) yang peduli dengan penuh kasih kepada ciptaan-Nya.
Kemudian, Yesus sang Putra adalah Firman yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah dan Firman itu sendiri adalah Allah (Yoh 1:1-2) telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Yoh 1: 14). Dialah yang kemudian mempopulerkan kembali dan mengajarkan kepada kita untuk memanggil Allah-Nya sebagai Bapa.
Mengapa saya katakan mempopulerkan kembali? Sebab, ungkapan Allah sebagai Bapa sebenarnya sudah ada dalam Kitab Perjanjian Lama (Ul 32:6; Mal 2:10) yang menyebut Allah sebagai “Bapa”.
Lalu, siapa Roh Kudus yang disebut sebagai pribadi ke-3 dalam Tritunggal Mahakudus itu? Roh Kudus itu berasal dari Bapa dan dicurahkan dalam nama Yesus Putra. Dialah Sang Penghibur yang dijanjikan oleh Yesus kepada para murid-Nya. Dialah yang akan mendampingi dan menghidupi Gereja dalam meneruskan karya Tuhan Yesus di dunia ini.
Nah, Penyertaan Roh Kudus di dalam Gereja amat dirasakan oleh Paulus dalam pewartaannya. Kepada jemaat di Roma (5:1-5), Paulus menegaskan bahwa kita dibenarkan karena iman. Kita hidup dalam damai sejahtera karena Yesus Kristus. Karena iman kepada Kristus, kita juga menjadi anak-anak Allah. Kita akan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus. Di sini sangat jelas bagaimana pemahaman Paulus tentang Tritunggal yang kelihatan sederhana tetapi nyata dalam hidupnya.
Roh Kudus adalah pribadi ke-3 Tritunggal Mahakudus dan tentu saja memiliki keilahian yang sama dengan Bapa dan Putra. Ketika kita menemukan kenyataan bahwa Allah ada di dalam kita, Roh Kudus ada dan menguatkan kita. Allah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita (Gal 4:6). Ketahuilah bahwa Roh Kudus yang diterima bukanlah Roh perbudakan yang membuat kita takut melainkan Roh yang menjadikan kita merdeka sebagai anak-anak Allah (Rom 8:15). Sedangkan Yesus dari Nazareth adalah Putra, Sang Pribadi ilahi yang kedua.
Karena begitu sulitnya memahami misteri Allah Tritunggal Mahakudus, maka ada suatu kisah yang mungkin saja dapat membantu kita untuk memamahi misteri itu. Yakni pada suatu kesempatan St. Agustinus sedang berjalan di pinggir pantai. Ia berjumpa dengan seorang anak kecil yang sedang bermain-main. Anak itu menggali sebuah lubang kecil seperti sumur di atas pasir. Lalu ia berulang kali mengambil air laut dengan gelas kecil itu dan memasukannya ke dalam lubang itu.
Setiap saat lubang itu diisi langsung menjadi kering karena dasarnya adalah pasir. Agustinus bertanya kepadanya: untuk apa melakukan semuanya itu. Lalu anak itu menjawab dengan polos bahwa dia hendak memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang kecil tersebut. Lalu Agustinus mengatakan kepadanya bahwa usahanya itu hanya sia-sia saja. Tidaklah mungkin memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang itu.
Kemudian anak itu balik bertanya kepada Agustinus apa yang sedang dipikirkannya. Agustinus menjawab bahwa ia sedang memikirkan misteri Tritunggal Mahakudus. Anak itu tertawa terbahak-bahak sambil mengatakan bahwa otakmu itu kecil seperti lubang buatan saya ini sedangkan Tritunggal Mahakudus itu jauh lebih luas dari samudra raya.
Nah, dari sini, Agustinus menjadi sadar bahwa ternyata akal budi itu tidak mampu memahami seluruh rahasia Tuhan. Sebagai sebuah misteri Allah memang kita belum mampu atau bahkan tidak bisa memahami Allah secara keseluruhan. Sepandai apa pun kita tetaplah manusia ciptaan Allah. Cipataan pastilah tidak lebih besar dari Sang Pencipta. Maka kalau ada yang mengatakan ‘aku tahu akan Allah…Allah itu begini atau begitu…pokoknya Allah itu…bla bla bla…”
Kalau misteri Allah bisa dikuasai manusia berarti manusia itu lebih besar dari Allah, bahkan bisa dikatakan manusia bisa menjadi Allahnya Allah! Maka dari itu, sebagai manusia, kita hanya bisa memikirkan sejauh diwahyukan Allah lewat firman-Nya. Kita hanya bisa percaya pada misteri Allah Tritunggal Mahakudus sejauh tersurat dan tersirat dalam Alkitab.
Sambil kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus, permenungan kita semakin dalam untuk dua hal berikut ini:
Pertama, kita menyembah Allah yang tidak sendirian melainkan seorang Allah yang penuh dengan persekutuan kasih dan saling berbagi. Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah satu komunitas, satu kesatuan. Maka ini harus menjadi dasar bagi persekutuan setiap orang yang percaya, bukan hanya sekadar model saja.
Kedua, Allah Tritunggal Mahakudus adalah kasih yang sempurna. Tidak ada kasih lain yang sempurna seperti kasih Tuhan Allah Tritunggal Mahakudus. Itulah sebabnya kita percaya dan mempercayakan hidup kita kepada Allah serta menjadikan kasih Allah itu landasan dan arah hidup kita sebagai umat Kristen untuk saling mengasihi.***
DOA:
Ya Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, curahkanlah rahmat kesatuan-Mu selalu dalam hidup kami, sehingga kami dapat hidup bersatu satu sama lain berdasarkan kasih yang berasal dari-Mu.
Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati saudara sekalian, Bapa (+) Putra dan Roh Kudus. Amin.
LEAVE A COMMENT