RENUNGAN MINGGU PASKAH IV

RENUNGAN MINGGU PASKAH IV

MENDENGARKAN GEMBALA BAIK

 

  • Minggu, 08 Mei 2022
  • Injil Yoh 10: 27-30
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

 

Aneka kesibukan dan kenikmatan duniawi terkadang membuat kita lupa, bahkan sulit untuk mendengarkan suara-Nya. Kita akan mampu mendengarkan suara  yang lembut, penuh kasih, dan senantiasa menyapa itu, yakni bila kita dekat dengan-Nya. 

 

Warta Injil Hari Minggu Doa Panggilan Sedunia ini merupakan lanjutan dari pewahyuan Yesus tentang diri-Nya sebagai Gembala yang baik (Yoh 10). Yesus secara tidak langsung menjawab pertanyaan orang Yahudi yang penasaran: apakah Dia sungguh Mesias yang dijanjikan dan dinantikan?

Secara singkat dan padat, Yesus menyimpulkan relasi-Nya dengan para pengikut-Nya, juga dengan Bapa-Nya. Dengan kata lain, warta ini ingin membuka dan memperkenalkan: siapa Yesus, umat-Nya dan Bapa-Nya. Di sini Yesus ingin mewahyukan diri-Nya, diri kita dan Bapa-Nya. Dan itu bukan soal teori melainkan relasi, bukan soal tahu tetapi soal mau dan tekad untuk terus terlibat.

Pertama, siapakah kita umat-Nya ini?

Kita adalah domba-domba yang mengenal suara Yesus, sang Gembala. Sudah sejak Yoh 10:1 Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Gembala yang baik, namun orang Yahudi tidak mampu mengenal Dia, sehingga mereka menolak-Nya. Mengapa? Sebab mereka tidak berelasi dengan Dia. Tanpa relasi yang mendalam dengan sang Gembala, bagaimana mungkin domba mampu mendengar suara dan panggilan-Nya?

Jadi, identitas kita sebagai domba-domba-Nya hanya dapat dijamin dan dipertahankan dengan terus berelasi dengan Dia: membuka diri terhadap suara-Nya dan terlibat dalam perutusan-Nya. Tanpa hubungan yang mendalam dengan Yesus, kita akan mengikuti atau bahkan dibingungkan oleh pelbagai suara dan panggilan lain yang ditawarkan secara berlimpah oleh dunia masa kini. Mampukah kita? Tentu tidak! Jika kita hanya mengandalkan daya dan upaya manusia.

Tetapi ingat! Yesus memberikan jaminan yang menggembirakan: kita adalah “anugerah” Bapa (ay.29). Bukan upaya kita sendiri yang memampukan relasi dengan sang Gembala. Relasi dan hubungan kita dengan Yesus adalah karya “tangan” Bapa sendiri. Karena itu, hubungan kita dengan Yesus tidak dapat dipatahkan atau dibatalkan oleh apa dan siapa pun! Penderitaan, ancaman, kejahatan, penguasa dan kegelapan dunia ini tidak akan mampu merebut kita dari tangan Yesus dan Bapa.

https://www.youtube.com/watch?v=O_9O-tA8pQ8

Kedua, siapa Yesus, sang Gembala?

Yesus menegaskan bahwa Dialah Gembala yang mengenal domba-domba-Nya. Dia mengenal dan memanggil nama setiap dari kita. Bukan itu saja! Dia juga memberikan hidup kekal kepada kita domba-domba-Nya. Dengan anugerah hidup kekal itu, relasi kita dengan Dia berlangsung abadi.

Hidup yang kita jalankan sekarang dan di sini pun menjadi lebih berarti dan sejati. Kita menghidupi hari-hari kita sebagai domba yang selalu mendengar dan mencari suara dan bimbingan sang Gembala. Kita menggeluti rutinitas secara berkualitas: tearah pada Dia dan diarahkan oleh panggilan-Nya.

Ketiga, siapa Bapa?

Dialah dasar dan penggagas semuanya! Dialah yang memberikan kita kepada Yesus, sang Gembala. Kita adalah anugerah Bapa bagi Sang Anak. Bagi kita, Yesus menghadirkan Allah yang adalah Gembala umat-Nya (Mzm.23).

Yesus dan Bapa adalah satu: Ia bersatu dengan Bapa secara mendalam dan tak terpisahkan. Ia berbicara dan bertindak dalam kesatuan dengan Bapa. Dalam diri Yesus, Bapa sendirilah yang bersabda dan berkarya, menggembala, memelihara dan memberi hidup kekal dan sejati kepada kita domba-domba-Nya.

Seperti yang saya katakan tadi, bahwa Kita adalah domba-domba yang mengenal suara Yesus, sang Gembala. Berarti kita mendengar dan mengenal! Nah, di zaman yang serba modern ini, terkadang kita sebagai manusia begitu sulitnya untuk mendengarkan suara Tuhan.

Dengan berbagai kesibukan dalam kegiatan, pekerjaan, dan juga kenikmatan duniawi, terkadang kita lupa, bahkan sulit untuk mendengarkan suara Tuhan, suara Sang Gembala yang baik. Kita akan mampu mendengarkan suara Tuhan yang lembut, penuh kasih, dan senantiasa menyapa kita, apabila kita dekat dengan-Nya. Setia mendengarkan suara-Nya, menjalin kedekatan dengan-Nya melalui doa dan firman-Nya.

Kemudian, Yesus juga menegaskan bahwa Dialah Gembala yang mengenal domba-domba-Nya. Tuhan Yesus sungguh mengenal kita dengan baik. Tuhan Yesus, mengenal kita satu persatu, bahkan nama kita telah diukirnya dalam telapak tangan-Nya.

Bagaimana dengan kita, sudahkah kita mengenal-Nya dengan baik? Atau, kita hanya sekedar tahu, namun tidak mengenal secara mendalam?

Tuhan Yesus mengenal kita, bahkan sampai kedalaman hati kita. Ia memerhatikan hidup kita, karya kita, dan keadaan kita. Tuhan peduli dan tahu apa yang kita butuhkan. Pengenalan ini, mengandaikan bahwa kita mempunyai relasi yang baik dengan-Nya. Kita pun dituntut untuk mengenal Gembala kita dengan baik. Dia adalah Gembala kita yang akan membimbing, menuntun, menasihati, memberikan semangat, dan memberikan kelegaan dikala letih lesu. Dalam Dialah kita memperoleh sukacita dan keselamatan.

Akhirnya, kita harus mengkuti Sang Gembala. Mengikut berarti menyertai dari belakang. Seseorang mau mengikut tentu, ia telah mengenal orang yang diikutinya. Ada kepercayaan sepenuhnya kepada orang yang diikutinya. Tuhan Yesus mengatakan ”mereka mengikut Aku”. Artinya, kita sebagai domba-domba-Nya mengikut Yesus.

Jika kita mengikuti Yesus, itu berarti kita ikut berjalan dibelakang-Nya. Mencontoh, meneladani, dan melakukan apa yang Tuhan Yesus lakukan. Kita menaruh kepercayaan di dalam-Nya. Namun, kita mengikuti secara bebas, tanpa beban, dan bertanggung jawab. Mengikuti-Nya berarti kita ingin hidup kita seperti Sang Gembala, Tuhan Yesus. Dialah Gembala yang baik, murah hati, dan berani mengurbankan hidup-Nya bagi domba-dombanya.

Di Minggu Doa Panggilan ini, Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai Gembala yang baik. Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan dalam pengajaran-Nya. Karena Yesus yakin, hal ini akan menolong kita untuk mengerti dan memahami kasih-Nya secara lebih penuh lagi.

Yesus bersabda, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara- Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut dari tangan-Ku,” (Yoh 10:27- 28).

Artinya, Yesus menyerahkan hidup-Nya bagi kita, dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kita dari tangan-Nya. Janji-janji-Nya sama, dapat dipercaya seperti komitmen sang gembala baik kepada kawanan dombanya di dalam perumpamaan-Nya.

Bilamana kita memasuki “kandang domba”-nya, maka Yesus, Sang Gembala Baik, akan menjaga kita supaya selalu dekat pada-Nya dan Ia akan melindungi kita dari segala macam bahaya. Mari kita percayakan hidup kita kepada Sang Gembala Tuhan Yesus, agar hidup kita selamat. ***

 

DOA:

Ya Tuhan Yesus, Gembala yang baik. Semoga kami dapat mendengar dan mengenal suara panggilan-Mu, sehingga hati kami tergerak untuk menjawab panggilan-Mu menjadi orang-orang yang siap sedia, bebas dan sukarela mengikuti, melayani dan menyalurkan kasih-Mu kepada sesama kami.  Amin.

Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati saudara sekalian, Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *