RENUNGAN MINGGU KERAHIMAN ILAHI
MERAYAKAN KERAHIMAN ALLAH
- Minggu, 24 April 2022
- Injil Yoh 20:19-31
- Oleh Romo Thomas Suratno SCJ
Kerahiman Ilahi dibutuhkan untuk menolong orang-orang yang menjadi korban dari keganasan kuasa dosa yang merasuk di hati banyak orang. Lebih dari itu, kerahiman Ilahi amat dibutuhkan untuk mengubah pikiran dan hati manusia agar mengarahkan kembali orientasi hidupnya pada upaya menegakkan damai dan kasih.
Hari Minggu Paskah II ini adalah Hari Minggu Kerahiman Ilahi, yakni Pesta Kerahiman. Di dalam perwahyuan pribadi yang diterima oleh Santa Faustina, Yesus bersabda: “Aku mau supaya ada Pesta Kerahiman. Aku mau supaya gambar itu diberkati secara mulia pada hari Minggu pertama sesudah Paska. Hari Minggu ini harus menjadi Pesta Kerahiman.”
Permintaan ini disampaikan oleh Yesus kepada St. Faustina dari Polandia pada penampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Permintaan Yesus ini baru terwujud pada tahun 2000, ketika Bapa Suci Yohanes Paulus II menetapkan Hari Minggu setelah Minggu Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Sejak saat itu Gereja universal secara resmi merayakan Pesta Kerahiman Ilahi.
https://www.youtube.com/watch?v=E00QKRQH-ds
Santo Paus Yohanes Paulus II, yang sering disebut Paus Kerahiman, pada homili tanggal 17 Agustus 2002 menyatakan bahwa dunia di saat ini sangat membutuhkan Kerahiman Ilahi. Dunia sedang menderita oleh konflik berkepanjangan, kematian bagi orang-orang yang tak bersalah, kebencian dan dendam merajalela, martabat manusia tidak dihargai, budaya kematian menggerogoti pengaruh budaya kehidupan. Semua itu tidak dapat dilepaskan dari kedosaan bangsa manusia.
Manakala kuasa dosa telah begitu kuat mencengkeram umat manusia maka yang terjadi hanyalah penderitaan demi penderitaan. Apalagi saat sekarang ini, kita tahu bangsa bangsa dan Negara Ukraina masih berperang dengan Rusia, berjuang untuk kemerdekaan bangsanya yang diserang dan mau dikuasai Negara Rusia. Sungguh amat memprihatinkan. Di sini nampak sekali bukan perdamaian dan kasih yang dikedepankan tetapi justru agresi dan kebiadaban yang dipertontonkan.
Kerahiman Ilahi dibutuhkan untuk menolong orang-orang yang menjadi korban dari keganasan kuasa dosa yang merasuk di hati banyak orang. Namun, lebih dari itu semua, kerahiman Ilahi amat dibutuhkan untuk mengubah pikiran dan hati manusia agar mengarahkan kembali orientasi hidupnya pada upaya menegakkan damai dan kasih di dalam kehidupan bersama. Dengan kata lain, kerahiman Ilahi sungguh dibutuhkan mengubah suasana penghancuran menjadi suasana pendamaian serta kasih.
Kerahiman Ilahi juga semakin dibutuhkan bagi manusia sebagai subjek yang menciptakan suasana kedosaan. Ketika bangsa manusia sudah tidak dapat menolong dirinya sendiri untuk keluar dari carut marut kehidupan yang penuh kedosaan, kerahiman Ilahi menjadi rahmat yang semakin dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa manusia sungguh membutuhkan Allah, yakni kerahiman-Nya. Dan kemudian seperti yang dikatakan oleh Paus Fransiskus Allah kita itu sendiri namanya adalah “Belas kasihan”.
Dalam kondisi tanpa harapan itulah belas kasih atau kerahiman Allah mutlak dibutuhkan agar manusia dapat dipandang layak untuk menerima anugerah keselamatan. Belas kasih atau kerahiman Allah tidak menghina status apalagi mematikan potensi manusia. Kasih Allah tidak berdampak melumpuhkan daya juang moral-spiritual kita. Sebaliknya, Allah sangat mengasihi kita dan menginginkan kita menjadi gambar-Nya. Kerahiman Allah yang ditunjukkan secara tuntas dalam sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus tidak mematikan daya rohani manusia tetapi justru membangkitkannya. Korban Kristus di kayu salib membangkitkan daya Ilahi yang dianugerahkan kepada kita masing-masing.
Darah Kristus yang tertumpah di kayu salib membasuh kita yang bergelimang dalam dosa agar menjadi anak-anak Allah yang suci. Dengan demikian, karya penebusan Kristus bukan hanya memperbaiki kondisi obyektif dari dunia manusia, tetapi lebih-lebih mengubah manusia sebagai subyek keselamatan. Karya penebusan Kristus mengundang manusia untuk terlibat pada karya-Nya di dalam menyelamatkan dunia. Oleh karena itu devosi kerahiman Ilahi mengajak semua umat beriman untuk menghayati:
- Mohon Belas Kasih Allah. Tuhan menghendaki kita datang kepada-Nya dalam doa secara terus-menerus, menyesali dosa-dosa kita dan mohon kepada-Nya untuk mencurahkan belas kasih-Nya atas kita dan atas dunia.
- Berbelas Kasih kepada Sesama. Tuhan menghendaki kita menerima belas kasih-Nya dan membiarkan belas kasih Ilahi itu mengalir melalui kita kepada sesama. Tuhan menghendaki kita memperluas kasih serta pengampunan kepada sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita.
- Percaya Penuh kepada-Nya. Tuhan ingin kita tahu bahwa rahmat-rahmat belas kasih-Nya tergantung pada besarnya kepercayaan kita. Semakin kita percaya kepada-Nya, semakin berlimpah rahmat yang kita terima.
Peristiwa penampakan Yesus kepada para murid mempunyai aspek pembuktian bahwa Yesus sungguh bangkit dan Dia mengutus para murid untuk mewartakan pengampunan dosa yang disertai dengan hembusan Roh Kudus oleh Yesus. Demikian pula Kerahiman Ilahi mempunyai misi khusus untuk mewartakan kasih Allah yang bersedia mengampuni manusia tanpa batas. Peristiwa Paskah itu sendiri merupakan puncak dari manifestasi kerahiman Allah.
Kerahiman Allah menghendaki agar semua orang mencapai keselamatan. Praktik nyata dari kehidupan umat yang diselamatkan oleh Kasih kerahiman Allah adalah kehidupan bersama yang diwarnai oleh sikap saling mengasihi, saling berbagi, saling meneguhkan, dan saling menyembuhkan seperti terjadi pada jemaat perdana, sebagaimana disampaikan di dalam Kisah Para Rasul.
Maka dari itu, marilah kita berdoa dan memohonan kekuatan Ilahi supaya memampukan diri kita untuk mewujudkan beLas kasih kerahiman ilahi kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan yang kami jumpai dalam hidup sehari-hari. Kita harus percaya bahwa Tuhan pasti hadir dalam setiap situasi hidup kita dengan membawa belas kasih-Nya. Kita semua memerlukan kehadiran Tuhan itu.
Memang yang namanya ‘kehadiran’ sering kali lebih mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang bersifat fisik atau indrawi. Itu sebabnya, kita sering menganggap tokoh tertentu perlu hadir secara nyata dalam hidup kita. Akhirnya, tanpa kita sadari, kita mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Tomas. Kita hanya dapat memercayai apa yang kita bisa sentuh, dengar, lihat, dan cium.
Tidakkah kita mendengar dalam warta Injil tadi, bahwa Tomas, salah seorang murid Yesus, merasa perlu melihat serta mencucukkan jari dan tangannya pada bekas paku di tangan Yesus dan lubang bekas tikaman tombak pada lambung Yesus? Yesus yang sekalipun saat itu tidak hadir secara fisik untuk mendengarkan perkataan Tomas, namun merespons sikap Tomas ketika Ia hadir kembali di tengah-tengah murid-murid-Nya yang sedang berkumpul di rumah yang sama dalam keadaan pintu terkunci.
Saat itu Yesus mengizinkan Tomas untuk menaruh jari di bekas paku dan mencucukkan tangannya ke lambung-Nya. Perjumpaan para murid dengan Yesus saat itu – dan secara khusus Tomas – telah membuat mata mereka melihat dan percaya akan kebangkitan Yesus. Lalu, bagaimana dengan kita?
Kemudian, Yesus telah mengatakan: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Kepada kita, hari ini pesan itu disampaikan. Kita tidak melihat kebangkitan-Nya saat itu, namun telah mendengar dan atau membacanya dari apa yang tertulis di dalam Alkitab.
Berbahagialah kita yang tidak melihat, namun mendengar firman dan percaya. Tetapi, bagaimana mungkin? Tentu mungkin melalui karya Roh Kudus. Roh Kudus menuntun dan membuka hati kita melalui firman untuk percaya kepada Kristus yang telah bangkit. Karya Roh Kudus dan firman-Nya saat ini seharusnya lebih dari cukup untuk kita memercayai bahwa Tuhan Yesus hadir dalam hidup kita. Oleh karena kehadiran-Nya itulah, kita dapat menghadapi setiap kesulitan yang kita temui serta tetap dapat berdiri dengan teguh di atas gelombang kehidupan.***
DOA:
Allah Bapa Yang Maharahim, belas kasih-Mu telah Engkau wujudkan dalam pengorbanan Darah dan Air yang mengalir dari lambung Putra-Mu Yesus Kristus. Dengan dan bersama-sama kesaksian Rasul Thomas, kami mengakui bahwa Dia benar-benar adalah Tuhan dan Allah kami. Tobatkanlah diri kami selalu untuk percaya pada-Nya dan doronglah pertobatan kami itu dalam perbuatan kasih terhadap semua orang yang membutuhkan pertolongan. Amin.
Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara sekalian, (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.
LEAVE A COMMENT