RENUNGAN MINGGU PRAPASKAH II

RENUNGAN MINGGU PRAPASKAH II

DOA, JALAN KEMULIAAN YESUS

 

  • Minggu, 13 Maret 2022
  • Injil Lukas 9:28b-36
  • Oleh: Romo Thomas Suratno SCJ

Kemuliaan Yesus ialah kemuliaan orang yang terbuka bagi kehadiran Tuhan melalui doa. Seperti yang dipesankan suara dari langit, bagi kita, berdoa berarti mau mendengarkan sabda Putra-Nya, Yesus Kristus.

 

Warta Injil hari minggu ini (Luk 9:28b-36) kita tahu, yakni mengisahkan bagaimana Petrus, Yakobus, dan Yohanes mengalami penampakan kemuliaan Yesus di atas gunung. Seorang Romo ahli tafsir Kitab Suci, yakni Romo A. Gianto, SJ mengatakan bahwaKisah Penampakan kemuliaan Yesus ini sebenarnya diceritakan untuk menjawab pertanyaan siapa Yesus itu sebenarnya.

Penginjil sebelumnya menceritakan bahwa ketika mendengar tindakan-tindakan Yesus, Yohanes Pembaptis mengutus dua orang muridnya bertanya kepada Yesus apakah Dia itulah yang dinantikan-nantikan orang banyak. Apa reaksi atau jawaban Yesus akan pertanyaan itu? Yesus menjawab dengan menunjuk kepada hal-hal yang telah dibuatnya: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli mendengar kembali, orang mati bangkit, orang miskin menerima kabar baik. Dan kenyataan-kenyataan ini memang menunjukkan Dia itulah Mesias yang dinanti-nantikan.

Lalu juga sebelumnya disebutkan bahwa Herodes menjadi cemas mendengar ada orang yang amat berpengaruh di wilayahnya. Dan orang beranggapan Dia itu Yohanes Pembaptis yang hidup kembali atau Nabi Elia yang dulu diangkat ke surga kini kembali, atau seorang nabi lain lagi.

Maka Herodes ingin menemui-Nya dan menanyainya siapa Dia itu sesungguhnya. Ketahuilah bahwa Herodes baru akan berjumpa dengan Yesus nanti ketika Pilatus menyuruh orang menghadapkan Yesus kepada Herodes yang ketika itu sedang berada di Yerusalem (Luk 23:7).

https://www.youtube.com/watch?v=Lyx9gTrLZSo

Nah, kedua orang itu, Yohanes Pembaptis dan Herodes, yang amat berbeda itikadnya itu bertanya-tanya siapa sebenarnya Yesus. Sementara itu, ketahuilah bahwa Yesus sendiri sadar diri-Nya menjadi pertanyaan banyak orang. Maka suatu ketika, seperti diceritakan dalam Luk 9:18-21, Yesus menanyai murid-muridnya siapa Dia itu menurut kata orang. Laporan mereka seperti yang didengar Herodes: ada orang yang mengatakan dia itu Yohanes Pembaptis, ada pula yang mengiranya Elia, yang lain berpikir mengenai seorang nabi lain.

Namun bagi Petrus, dia itu “Mesias dari Tuhan”. Bagaimana reaksi Yesus mendengar jawaban mereka? Yesus tidak menyangkal, tetapi ia lebih suka menjelaskan dirinya itu “Anak Manusia” yang harus mengalami penderitaan, wafat dan kebangkitan (Luk 9:22). Inilah sebetulnya ke-Mesias-an yang dijalankannya.

Jadi ada berbagai gambaran mengenai siapa Yesus itu: Dia itulah yang dinanti-nantikan banyak orang yang kehadirannya tak mungkin didiamkan saja, karena memang Ia Mesias dari Tuhan, tapi yang betul-betul manusia.

Dan kini dalam peristiwa penampakan kemuliaan ia dinyatakan Tuhan sebagai “Anak-Ku yang Kupilih” (Luk 9:35), suatu ungkapan yang menggarisbawahi penugasan yang khusus. Yang dimaksud ialah di mana Dia akan melaksanakan eksodus,  perjalanan-Nya ke Yerusalem dengan melalui penderitaan: ditolak oleh para pemimpin dan bahkan dibunuh, tetapi ia akan dibangkitkan pada hari ketiga.

Lalu, penderitaan, wafat dan kebangkitannya di Yerusalem itu adalah juga merupakan ‘keluaran’(eksodus). Namun,yang dimaksud di sini ialah keluaran bagi umat manusia dari perbudakan kekuatan dosa, dari kekuatan-kekuatan yang memisahkan manusia dari Tuhan. Yang dilakukan Yesus di Yerusalem ialah membawa manusia kembali kepada Tuhan. Inilah kiranya yang dimaksud dengan penugasan kepada Yesus sebagai anak yang dipilih Tuhan sendiri.

Dikatakan tadi bahwa pada saat itu ketika Yesus terlihat seorang diri terdengar suara “Dengarkanlah Dia!” Kata-kata ini bukan saja ditujukan kepada ketiga murid yang diajak ke gunung, tetapi kepada tiap orang yang mendengarkan Injil.

Diajarkan agar ada perubahan dari sikap bertanya-tanya siapa Yesus itu dan usaha mencari jawabannya menjadi sikap mendengarkannya dengan khidmat.Hanya dengan demikian orang akan sampai pada pengertian yang mendalam mengenai siapa Yesus itu sebenarnya. Juga sikap mendengarkan ini akan membantu orang menerima hal-hal yang terasa sulit diterima: penderitaan dan wafatnya nanti.

Dalam warta Injil Lukas tadi disebutkan bahwa tujuan Yesus naik ke gunung ialah untuk berdoa. Mengapa Lukas mengatakan hal ini? Kiranya untuk menjelaskan dan sekaligus menegaskan bahwa Yesus naik ke gunung bukan untuk menampakkan kemuliaannya, melainkan untuk berdoa.

Dan justru ketika ia sedang berdoa di tempat itu, murid-muridnya menyaksikan kemuliaannya. Kemuliaan Yesus ialah kemuliaan orang yang terbuka bagi kehadiran Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan berdoa sebenarnya. Lalu, juga harus dimengerti bahwa dalam berdoa seperti yang dipesankan suara dari langit, Allah sendiri, yakni mau mendengarkan sabda Putra-Nya, Yesus Kristus.

Di samping itu kita juga tahu reaksi Petrus atas penampakan kemuliaan Yesus yang kemudian menawarkan tiga tenda itu penuh arti dalam warta Injil tadi. Hal ini mengingatkan kita, dulu (PL) Tuhan hadir di tengah-tengah umat-Nya di dalam tenda. Petrus kiranya berpikir kini keilahian sebaiknya dihadirkan dalam tenda juga.

Boleh dikatakan sekarang  “tenda” kehadiran ilahi yang sesungguhnya itu kini ada dalam ujud Yesus yang berada di tengah-tengah orang banyak itu. Dan kini mereka, lalu kita semua hendaknya mengambil sikap “mendengarkan terus” agar makin menyadari apa yang sedang terjadi dalam diri Yesus.

Kita masing-masing memiliki pelbagai perkiraan dan anggapan mengenai siapa Yesus itu. Masalah yang paling penting bukan salah atau benar melainkan apakah kita bisa tetap membuka diri mendengarkan dia yang memang bisa dimengerti dengan macam-macam cara oleh banyak orang, termasuk kita sendiri.

Kita sadar bahwa Masa Prapaskah adalah masa untuk memahami Yesus terutama lewat jalan yang dilalui-Nya sendiri: yakni jalan yang membangun kembali kemanusiaan di hadapan Tuhan.

Nah, dalam perjalanan ini tentu saja secercah tanda kebesaran-Nya tampak, juga bagi kita yang masih di dunia ini. Maka, seperti ketiga murid itu, kita juga boleh “diam dulu” untuk mengendapkan pengalaman sebelum berbicara mengenai siapa Dia kepada banyak orang nanti. Maka, marilah dalam Masa Prapaskah ini kita berusaha secara khusus agar kita semakin akrab dengan Dia dengan cara mau mendengarkan dan merenungkan Firman-Nya terus-menerus dalam hidup ini. ***

 

DOA:

Ya Tuhan Yesus Kristus, semakin hari kami semakin menyadari dan mempercayai bahwa Engkau sungguh Putra Allah yang terkasih yang adalah Mesias Sang Juruselamat. Maka kami ingin selalu mendengar dan menjalankan apa yang Kaufirmankan kepada kami, yakni Sabda yang akan menuntun diri kami menuju pada keselamatan yang telah Kausediakan bagi kami. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati saudara sekalian, Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *