RENUNGAN MINGGU PRAPASKAH I
KUNCINYA, PEGANG SABDANYA
- Minggu 6 Maret 2022
- Injil Lukas 4:1-13
- Oleh Romo Thomas Suratno SCJ
Tak perlu bersusah payah memusnahkan godaan. Dengan sendirinya, jika kita taat pada Tuhan, iblis penggoda akan menyingkir. Percayalah, kuat kuasa Allah lebih dahsyat daripada kekuatan iblis.
Masa Prapaskah adalah masa mawas diri, masa pengendapan dan pertobatan, masa untuk menjadi lebih manusiawi, untuk memperkembangkan iman, yaitu semakin percaya akan kuat kuasa Tuhan yang dapat mengalahkan setiap godaan setan. Kemudian, kita hendaknya selalu menyadari bahwa Tuhan memperhatikan kita dan bahwa kita harus menanggapi hal itu dengan membuka diri, memberikan kesempatan hidup kepada sesama kita.
Nah, pokok pertama pewartaan Injil hari ini, ialah dalam dorongan Roh Kudus Yesus sebagai mempersiapkan diri untuk karya-Nya di padang gurun, di mana Allah menyatakan didikan-Nya pada Israel.
Ketahuilah bahwa padang gurun merupakan tempat pertemuan dengan Allah, karena suasana sunyi dan tenang. Dalam gambaran warta pencobaan itu dinyatakan jatidiri Yesus sebagai Anak Allah yang sebenarnya sudah diutarakan sebelumnya. Anak Allah ini melaksanakan kehendak Bapa-Nya dan bukan kehendak-Nya sendiri. Maka, iblis juga tidak mampu mengalihkan perhatian-Nya pada kehendak Allah Bapa-Nya.
Kita diingatkan bahwa pada permulaan sejarah kehidupan manusia juga ada gambaran pencobaan seperti ini, namun manusia gagal (Kej 3). Kini Anak Manusia menghadapi pencobaan yang sama, dan Ia menang. Kemenangan inilah yang menjadi warta gembira bagi manusia. Anak Manusia itu melaksanakan kehendak Allah secara tuntas, sehingga Ia menjadi panutan bagi manusia lain. Namun, pencobaan itu hanya sementara. Yesus masih akan menghadapi pencobaan lagi. Juga bagi murid-murid Yesus, godaan hanya mundur sementara, maka mereka selalu harus siap siaga menghadapi rongrongan iblis.
Sebenarnya kisah pencobaan ini mau menghilangkan salah pengertian tentang Yesus sebagai Anak Allah yang dipenuhi Roh Kudus. Sebagai catatan: Sebutan Anak Allah mudah menimbulkan salah paham seolah-olah Ia seorang manusia ilahi yang tidak takluk kepada keterbatasan manusia, tetapi dengan tenaga ajaib-Nya atau dukungan Bapa gampang dapat mengatasi segala rintangan serta menaklukan segala-galanya di dunia ini kepada kuasa-Nya.
Nah, menghadapi salah paham itu, pengisah menggambarkan Yesus sebagai manusia yang turut merasakan kelemahan kita dan dicobai seperti kita. Gambaran itu berakar dalam kenyataan hidup Yesus selanjutnya. Di mana, selama masa pelayanan-Nya Yesus mengenal lapar, haus, rasa sakit; Ia ditantang untuk membuktikan diri dengan tanda-tanda ajaib, dan dibujuk untuk mencari kekuasaan duniawi atau mempertahankan kemuliaan ilahi.
Dalam godaan-godaan yang sering datang dari kawan dan lawan, Yesus dicobai oleh iblis yang ingin mengaburkan dan menggagalkan misi Yesus sebagai Anak Allah yang memperjuangkan Kerajaan Allah.
Tiga kali diceritakan bahwa Yesus mengatasi cobaan-cobaan itu dengan ilham sabda-sabda yang tertulis dalam Kitab Suci. Dalam sabda-sabda itu Ia menemukan makna panggilan-Nya sebagai Anak Allah: bukannya melakukan keajaiban atau menuntut kejaiban dari Allah demi kepentingannya sendiri, atau berkoalisi dengan yang jahat untuk memperoleh kekuasaan, melainkan mengakui dan menyembah Allah, mengabdi dan beribadat kepada-Nya, dan menaati firman-Nya. Dengan cara seorang Yahudi yang tulen ini Yesus menghayati martabat-Nya sebagai Anak Allah.
Cerita ini sebenarnya mau mengatakan bahwa Yesus menang di mana umat Perjanjian lama gagal. Ketika Israel diuji Allah di padang gurun, mereka menggerutu, balik menguji Allah, dan menyembah ilah-ilah lain. Yesus mengalami cobaan-cobaan Iblis yang lebih menyesatkan, namun Ia tetap setia, taat, berbakti dan bersembah sujud kepada Bapa, sambil berpegang ada firman.
Dengan demikian, Ia menunjukkan jalan kepada umat-Nya yang baru, bagaimana kita dapat mengatasi pencobaan-pecobaan yang tetap ada. Dalam kekurangan kita, kita pun akan digodai untuk lari ke dunia gaib, putih dan hitam. Jalan keluar dari godaan itu adalah, sebagai anak berpegang teguh dan percaya kepada sabda Bapa, bekal hidup utama. Dan tetap setia mengabdi dan menyembah Dia saja, tanpa rekayasa, dan berbakti secara bulat hati.
Memang ada orang atau kelompok tertentu tidak bisa tahan dengan adanya atau hadirnya godaan-godaan, sehingga tindakan yang dibuat memberantas bahkan sampai tidak memperhatikan lagi yang namanya pelanggaran hak azasi manusia. Itu semua dilakukan hanya demi kenyamanan hidupnya. Lalu bagaimana dengan kita yang menjadi pengikut-pengikut Kristius, umat kristiani, apakah kita akan bersikap seperti mereka atau kita mempunyai cara bersikap yang berbeda?
Mengingat apa yang diperbuat oleh Tuhan Yesus di padang gurun pada saat dicobai atau digodai iblis, maka pertama-tama kita harus mendasarkan hidup pada Firman Tuhan, mencari dan menemukan apa yang dikehendaki Tuhan lalu menghayatinya sebagai keutamaan dalam hidup. Inilah kehidupan anak-anak Allah yang harus dijalani.
Maka sebenarnya, kita tidak usah susah payah memusnahkan godaan namun dengan sendirinya, kalau kita taat pada Tuhan, setan atau iblis yang menggoda itu akan menyingkir. Percayalah, kuat kuasa Allah lebih dahsyat daripada kekuatan iblis. Hal itu harus kita yakini. Jangan goyah!
Yang harus diingat bahwa iblis hanya menyingkir sementara dan menunggu saat yang tepat untuk mencobai lagi. Maka, kita sebagai umat beriman kristiani, murid-murid Kristus masa kini, harus siap siaga, selalu waspada dan senantiasa percaya serta berpegang selalu pada Sabda Tuhan.
Dari semuanya itu kiranya dapat disimpulkan bahwa Kita sebagai orang yang beriman pada Tuhan akan selalu dibenci oleh setan namun Kita tetap akan dapat bertahan bila percaya pada Tuhan dan kuat-kuasa-Nya.Kemudian mari kita bertanya diri: dengan kuat kuasa ilahi yang ada pada diri kita apa yang bisa kita lakukan demi kebahagiaan sesama? Kemudian marilah kita perlahan tapi pasti berusaha mewujudkannya dan semua itu demi kemuliaan nama Tuhan.
DOA:
Ya Tuhan Allah, kuatkan dan teguhkanlah iman kami yang rapuh. Curahkanlah Roh Kudus-Mu selalu sehingga kami mampu untuk bertahan dalam pencobaan dan godaan yang dapat menggeroti iman kami di sepanjang hidup kami di dunia ini. Amin.
Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati saudara sekalian, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.
LEAVE A COMMENT