RENUNGAN HARI MINGGU BIASA III
ROH TUHAN ADA PADAKU
- Minggu, 23 Januari 2022
- Injil Luk 1:1-4, 4:14-21
- Oleh Romo Thomas Suratno SCJ
Dalam diri Yesus hadirlah kuasa Roh Allah. Dalam kekuatan ilahi itu, Yesus bergerak, berkarya, dan mengajar.
Dalam warta Injil tadi, penginjil Lukas menarik perhatian kita dengan menyatakan bahwa Yesus berada di dalam pimpinan Roh saat Ia memulai pelayanan-Nya (bdk. Luk. 3:22; 4:1). Saat itu Yesus berada di Galilea dan mengajar di rumah-rumah ibadat. Tentunya, Yesus belum menghadapi oposisi dan ini bisa kita lihat dari sikap orang-orang yang menerima pengajaran-Nya, mereka memuji Dia.
Nah, ketika di Nazaret, Yesus pun melanjutkan kebiasaan-Nya pergi ke rumah ibadat. Di situlah, Yesus membacakan kitab nabi Yesaya yang berbicara tentang orang yang diurapi Allah dan yang pada-Nya berdiam Roh Allah. Di dalam nubuat tersebut, Yesaya memberitakan misi yang dipikul Sang Mesias, yaitu memulihkan kerusakan-kerusakan yang dialami oleh manusia sebagai akibat dari dosa. Dikatakan bahwa:
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
https://www.youtube.com/watch?v=Dz2sWMCcMHk
Berbicara tentang dosa, ketahuilah bahwa Dosa itu bersifat memiskinkan maka Mesias membawa kabar baik bagi si miskin. Dosa itu membelenggu dan memperbudak orang sebagai tawanannya, lalu Mesias datang untuk membebaskan mereka. Dosa itu membutakan orang sehingga Mesias datang untuk menyembuhkan kebutaan itu.
Dosa itu menindas korbannya, dan Mesias datang untuk membebaskan orang yang berada di bawah penindasan itu. Maka Yesus mengakhiri pembacaan nubuat itu dengan menyatakan bahwa nubuat itu sudah genap. Itu berarti, Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Mesias yang dijanjikan dan telah dinantikan sekian lama. Dan saat itu menjadi saat penuh anugerah, dari Allah bagi manusia.
Kalau kita perhatikan kisah-kisah selanjutnya, kita akan menemukan kisah Yesus yang menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir roh-roh jahat, dan berkuasa atas alam semesta. Semua dampak dosa yang diderita manusia disingkirkan oleh Yesus Kristus melalui karya-Nya di kayu salib. Maka kita patut bersyukur dan memuji Allah karena Yesus Kristus datang bukan hanya untuk berkhotbah tentang manusia yang harus melepaskan diri dari dosa. Karena Ia sendiri datang untuk membebaskan manusia dari dosa. Hanya saja, bersediakah kita mengakui Dia sebagai Mesias, Juruselamat kita dan memohon pengampunan-Nya?
Dari apa yang kita dengar dalam pewartaan Injil tadi, tidakkah Yesus sebenarnya sedang memperkenalkan atau menyatakan diri sebagai penggenapan janji Allah melalui nabi Yesaya. Ketahulilah apa yang selama ini menjadi harapan, rupanya kini dalam diri Yesus menjadi kenyataan, Yesus yang lahir dari Roh dan dibaptis dengan Roh, menggenapi harapan lama akan seorang nabi yang diurapi Roh, nabi mesianik di zaman akhir.
Dalam diri Yesus hadirlah kuasa Roh Allah. Dalam kekuatan ilahi itu, Yesus bergerak, berkarya, dan mengajar. Perkataan-Nya yang diilhami Roh bukanlah pengajaran yang hanya menjelaskan, melainkan pemberitaan yang mampu mengubah keadaan orang, membuka belenggu maupun mata mereka. Yesus sungguh-sungguh seorang nabi yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan. Berita-Nya menyangkut pembebasan, pengampunan, penyembuhan, penyelamatan. Berita gembira itu menyapa orang yang paling membutuhkannya, dahulu dan sekarang: orang miskin, orang yang menderita karena menjadi korban pelbagai bentuk kejahatan dunia.
Bagi para pembaca atau pendengar Injil sekarang yang tahu dirinya termasuk orang miskin dan terbelenggu, Yesus datang sebagai nabi yang diurapi dengan kuasa Roh dan membawa sabda pengharapan dan penyembuhan, sabda pembebasan dari apa yang menjadi belenggunya. Yang penting ialah bahwa pembaca/pendengar itu membuka telinga dan hatinya dengan penuh kepercayaan kepada berita gembira Yesus itu. Syarat itu tetap berlaku bagi pembaca/pendengar Injil sekarang.
Tentunya, orang yang menerima berita pembebasan dan mengalami daya penyembuhan Injil itu dalam hidupnya sendiri. Ia dilibatkan dalam meneruskan kepada orang miskin kabar baik, dengan kata dan tindakan yang secara nyata membebaskan. Demikianlah akhirnya, karya pembebasan Yesus dan tahun rahmat Tuhan berlangsung terus.
Maka dari itu, saudara-saudari yang terkasih, kita yang sekarang mendengar warta ini sungguhkah kita percaya akan kemesiasan Yesus? Apakah kita sungguh merasakan kebebasan diri kita dari dosa yang membawa kerusakan banyak hal dalam kehidupan kita? Kalaulah memang demikian, sejauh mana kita sudah meneruskan warta Injil pembebasan jiwa ini kita bawa dan kita sebarkan? Apakah warta pembebasan ini hanya sebatas kata-kata atau sudah sejauh tindakan dan perbuatan-perbuatan kita sehingga banyak orang merasakan sukacita?
Dari sini, nyatalah bahwa benar-benar kita tidak hanya sebatas menjadi pendengar firman tetapi sungguh-sungguh menjadi pelaku sabda. Injil Kabar Gembira terbuka dan menjadi nyata bagi banyak orang dan bagi semua orang. ***
DOA:
Ya Tuhan Allah, Firman-Mu adalah pelita bagi kaki kami. Sabda pembebasan-Mu adalah sukacita bagi hidup kami dan bagi semua orang. Kami bersyukur kepada-Mu, Tuhan, dan semoga semakin banyak orang mendengar warta keselamatan ini dari mulut dan tangan-tangan kasih kami kepada mereka yang kami jumpai. Amin.
LEAVE A COMMENT