RENUNGAN MINGGU ADVEN I

RENUNGAN MINGGU ADVEN I

Berjaga-jaga dan Berdoa

 

  • Minggu, 28 November 2021
  • Injil Luk 21:25-28.34-36
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

Sarana ampuh dalam menanti kedatangan Tuhan ialah sikap berjaga-jaga dan berdoa. Dalam doa, umat yang lemah diberi kekuatan sehingga ia tidak akan hancur dan luluh di setiap tantangan dan penderitaan yang menimpanya.

 

Hari ini adalah hari Minggu pertama Adven dan merupakan hari pertama tahun baru liturgi Gereja Katolik, di tahun C. Sepanjang tahun liturgi yang baru ini, Sabda Tuhan akan membimbing kita untuk selalu mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan sendiri. Tentu saja, di awal tahun baru liturgi Gereja, kita sebagai umat Allah perlu menyusun rencana dan strategi tertentu untuk bertumbuh dan berkembang secara rohani, sehingga semuanya ini sejalan dengan hidup menggereja.

Santo Sirilius dari Yerusalem pernah memberi sebuah pengajaran yang mendalam tentang masa Adven ini. Kedatangan Yesus yang pertama dalam sejarah ditandai dengan kesabaran yang mendalam. Mengapa? Karena rencana keselamatan ini sudah ada dalam Kitab Perjanjian Lama. Kekhasan lain dari kedatangan Yesus yang pertama, menurut Sirilius, adalah ketika hendak dilahirkan di Betlehem keluarga kudus ditolak, tidak ada tempat untuk menginap. Sebagaimana kita ketahui bahwa Yesus dilahirkan di dalam kandang dan dibungkus dengan kain yang tipis. Ia juga memikul salib hingga wafat-Nya juga di atas kayu salib.

https://www.youtube.com/watch?v=lZlWSKFkia4

Di samping itu semua, kedatangan Yesus yang sekarang kita kenang dan nantikan dalam masa adven secara liturgis membantu kita untuk menanti kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Dia akan datang dalam kemuliaan dan kuasa untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Pakaian-Nya akan putih berkilau-kilauan. Semua orang akan dikumpulkan-Nya dari seluruh penjuru bumi dan mereka yang layak di hadapan-Nya akan menikmati perjamuan kekal bersama-Nya.

Nah, tentu saja pewartaan Kitab Suci pada hari Minggu pertama Adven ini membantu kita untuk percaya bahwa hari penyelamatan dari Tuhan sudah dekat.

Apa tanda-tanda adanya hari penyelamatan itu? Nabi Yeremia (Yer 33:14-16) memberikan jaminan bagi umat Allah untuk tetap percaya kepada Allah. Jaminan atau harapan yang diberikannya kepada umat Allah adalah akan muncul Tunas Keadilan Daud (Mesias) yang akan menyelamatkan umat Tuhan dari situasi masyarakat yang tidak adil. Tunas Keadilan berperan dalam melaksanakan keadilan dan kebenaran. Janji Tuhan melalui Yeremia ini merupakan harapan bagi seluruh Umat Allah. Memang mereka jatuh dalam dosa berulang kali namun kasih dan kemurahan Tuhan tetap kekal bagi mereka. Tuhan tetap memperhatikan umat kesayangan-Nya.

Kemudian, Santo Paulus (1Tes 3:12-4:2)  juga memberi harapan dan masa depan yang baik bagi Umat Allah di Tesalonika. Mereka diharapkan untuk tetap bertahan di hari kedatangan Yesus karena di dalam diri mereka telah tumbuh kasih dan kebenaran. Hidup dalam kasih dan kebenaran dapat membantu setiap pribadi menjadi kudus, suci, tanpa cacat-cela di hadirat Tuhan. Kekudusan merupakan panggilan luhur bagi setiap orang.

Kalau kita cermati, pikiran Paulus ini erat terkait dengan apa yang digambarkan Yesus di dalam warta Injil hari ini. Yesus menjelaskan tentang akhir zaman. Lukisan-lukisan yang bersifat apokaliptik memang menakutkan umat yang percaya kepada Allah namun semuanya itu hanya berupa tanda-tanda saja sebelum kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaan-Nya. Tanda-tanda yang bersifat apokaliptik memang menakutkan tetapi kedatangan Anak Manusia merupakan harapan yang pasti bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Sikap bathin yang harus dibangun oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya adalah selalu berjaga-jaga dan berdoa. Sikap berjaga-jaga ini dihayati dalam hidup praktis, misalnya, tidak sarat oleh pesta pora dan kekhawatiran dunia. Kita tahu bahwa banyak orang menggunakan kesempatan ini untuk berpesta dan mabuk-mabukan, masuk ke dunia khayalan. Ada juga orang yang khawatir akan hidupnya: makanan, minuman, dan pakaian (Luk 12:22) dan harta kekayaan (Luk 8:14). Pesta pora dan kekhawatiran dapat membuat orang tidak siap untuk menanti kedatangan Tuhan. Apabila umat Allah percaya kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari hal-hal duniawi ini maka mereka akan tahan berdiri dihadapan Anak Manusia (Luk 21:36).

Warta Injil Tuhan hari ini membantu kita untuk menyadari bahwa warta sukacita tentang kedatangan Tuhan tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang berjaya dan hidup penuh kelimpahan, melainkan kepada umat Allah yang lemah dan menderita. Yakni penderitaan sebagai manusia dan penderitaan sebagai pengikut Kristus dank arena berkarya dalam nama-Nya. Penderitaan mereka di sini diarahkan ke masa depan, ke saat  Tuhan akan datang dengan kekuasaan-Nya. Kesusahan yang sekarang ini mereka alami tentu saja sebagai pengikut Yesus tidak akan berlangsung selamanya.

Oleh karena itu, harapan akan masa depan yang baik adalah harapan orang-orang semacam ini. Tuhan akan datang dengan segala kekuatan-Nya untuk membebaskan mereka dari kesusahan mereka, dan memberikan kelegaan kepada orang yang menderita itu. Dia tidak akan meninggalkan pernderitaan dan kemalangan menimpa umat kesayangan-Nya selama-lamanya. Mereka yang sekarang harus tertunduk, pada saat itu boleh mengangkat kepala sebagai manusia yang bebas dan menang.

Akan tetapi, tidak semua orang senang akan kedatangan Tuhan dalam kuasa itu. Mereka yang tidak mau mengenal dan mengakui-Nya, tetapi justru menindas umat-Nya, akan bingung, cemas, dan mati ketakutan, sebab mereka akan kehilangan posisi kekuasaan mereka. Ketahuilah bahwa kekuasaan Tuhan merupakan pokok pengharapan bagi umat yang kecil dan sengsara akan menjadi  pukulan bagi mereka yang hanya mengikuti kemauannya sendiri tanpa mempedulikan kehendak Tuhan.

Kalau dampaknya seperti itu, maka sarana yang ampuh dalam menanti kedatangan Tuhan tidak lain adalah sikap berjaga-jaga dan berdoa. Dalam doa, umat yang lemah diberi kekuatan sehingga  ia tidak akan hancur dan luluh  dalam segala tantangan dan penderitaan yang akan menimpa mereka. Dalam doa, mereka diberi kekuatan untuk bertahan sampai Tuhan datang membebaskan mereka dari segala tekanan. Doa membuat orang menjadi bijaksana di dalam hidup dalam arti mereka menggantungkan harapan kepada Tuhan bukan melarikan diri dari penderitaan dan kemalangan dan masuk dalam dosa: hiburan yang tidak sehat atau dunia khayalan belaka.

Lalu, akhirnya, bagaimana dengan hidup kita, Anda dan saya?

Apakah kita berjaga-jaga dan sabar mendengar Tuhan hari demi hari melalui ajaran-Nya (1Tes 4:2). Apakah kita dapat menerima kehendak Allah dalam semangat penuh kerendahan hati dan sukacita sebagai abdi Tuhan? Apakah kita akan mengandalkan Tuhan di dalam hidup ini? Beranikah kita meninggalkan hidup lama seperti kemabukan dan pesta pora? (Luk 21:34).

Dan, sebagai tantangan, Apakah kita dapat bertumbuh menjadi kudus? (1Tes 3:13).

 

DOA:

Ya Allah yang Maharahim, ampunilah kami umat-Mu yang sampai kini seringkali lalai dalam berjaga-jaga dan berdoa. Kami sibuk dan selalu mementingkan kehidupan kami di dunia ini sehingga lupa akan Engkau yang selalu hadir mendampingi dan menguatkan segala usaha dan pekerjaan kami. Ampunilah kami dari segala kekurangan dan dosa-dosa kami. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *