RENUNGAN MINGGU BIASA XXXIII

RENUNGAN MINGGU BIASA XXXIII

Yesus Takkan Berlalu

 

  • Minggu, 14 November 2021
  • Injil  Mrk 13:24-32
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

 

Yesus adalah Sabda hidup yang kekal. Segala sesuatu akan berlalu tetapi Yesus Kristus tidak akan berlalu dalam kehidupan kita.

Ketika terjadi bencana alam, misalnya saja ‘tsunami’, apalagi kalau terjadi di berbagai tempat, begitu juga dengan adanya peperangan antar bangsa, banyak orang mengira dan berpikir bahwa kejadian ini adalah akhir dari segalanya di dunia. Atau bisa juga dengan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di atas bumi ini, di mana banyak orang meninggal dunia, mereka kehilangan orang-orang yang dicintai menimbulkan trauma yang berkepanjangan. Lalu sebagian orang juga berpikir tentang akhir zaman atau hari kiamat. Pendek kata, banyak ramalan dari manusia meramaikan dunia tentang hari kiamat.

Ingat akan kejadian pada tahun 2012 lalu, di mana pada waktu itu ramalan dari kalender suku maya bahwa pada tanggal 21 Desember 2012 matahari tidak akan bercahaya. Namun, NASA menegaskan bahwa tidak akan terjadi hal-hal sebagaimana diramalkan orang. Ketahuilah bahwa orang-orang bahkan para pengikut Kristus pun ikut-ikutan percaya ramalan manusia itu, dan merasa ketakutan sehingga lupa bahwa mereka memiliki Yesus Kristus, Mesias, Sang Penyelamat!

Dengan warta Injil yang kita dengar tadi dan kalau kita mau flashback sebentar dan melihat latar belakang tentang tema warta akhir zaman ini, ketahuilah bahwa murid-murid yang masih mengenal Yesus dari dekat mewartakan bahwa ia telah bangkit dari kematian dan naik ke surga dan kini menyiapkan tempat bagi mereka. Yesus akan datang kembali dengan mulia dan orang-orang yang percaya kepadanya akan ikut serta dalam kebesarannya. Saat itu seluruh alam semesta akan menyaksikan peristiwa ini. Yang paling membuat generasi pertama murid-murid itu bergairah ialah kebangkitan-Nya. Karena itu, pewartaan Injil yang paling awal ialah “Tuhan telah bangkit!” Semua hal lain, termasuk kedatangannya kembali, merupakan kelanjutan peristiwa itu.

Namun demikian, bagi murid-murid dari generasi yang tidak mengenal Yesus sendiri, kebangkitannya sudah jadi hal yang diandaikan. Minat mereka lebih terarah pada kedatangannya kembali. Di situlah letak daya tarik komunitas Kristen awal ini bagi orang-orang sezamannya. Seluruh Injil Markus ditulis bagi kalangan ini. Kepada mereka diperkenalkan siapa Yesus yang akan datang kembali itu lewat ingatan akan hal-hal yang diajarkan dan dilakukannya semasa hidupnya. Kedatangannya kembali nanti dikontraskan dengan suasana yang menggelisahkan – suasana bumi yang gonjang-ganjing.

Memang patut kita akui bahwa pengalaman-pengalaman manusia masa kini kiranya cocok dengan perkataan Yesus tentang akhir zaman dalam Injil hari ini. Yesus berkata, “Pada akhir zaman sesudah siksaan-siksaan yang berat, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya; bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang,” (Mrk 13:24-25). Unsur-unsur paralel yang digambarkan Penginjil Markus tentang akhir zaman mirip dengan gambaran nabi Yesaya dalam dunia Perjanjian Lama.

Nabi Yesaya juga pernah mengungkapkan elemen-elemen yang paralel seperti matahari dan bulan  (Yes 13:10), jatuhnya bintang dan kuasa-kuasa di langit (Yes 34:4). Perkataan nabi Yesaya ini mengatakan tentang hukuman bagi Edom. Tentu saja gambaran-gambaran yang menakutkan ini bukan dimaksudkan oleh penginjil Markus sebagai hukuman melainkan secara sederhana menggambarkan hal yang akan terjadi sebelum kedatangan Anak Manusia. Dia yang kita percaya bahwa Ia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati.

Memang orang-orang pada waktu itu, dulu, terusik dengan pertanyaan-pertanyaan tentang akhir zaman. Kepada orang-orang inilah Yesus mengajarkan bahwa akhir zaman sudah tiba dalam wujud “Kerajaan Allah”. Maka, apa yang terjadi bila Kerajaan Allah sudah datang? Yesus berseru “bertobatlah!”

Orang-orang diminta agar mau mengubah haluan. Dari situasi kondisi ketakutan menjadikan diri orang-orang bebas, mempunyai kemerdekaan batin di hadapan Allah. Ini perlu agar warta Injil Yesus bisa diterima dengan mantap. Maka langkah berikutnya, ya mau mendengarkan, memandangi, mengikuti Yesus yang mengajar, menyembuhkan orang sambil berjalan ke Yerusalem meskipun sadar di sana bakal ada dan mengalami situasi susah.

Kemudian, disadari bahwa Yesus memang sebagai Mesias yang diutus oleh Allah. Tapi Yesus sendiri memakai ungkapan ‘Anak Manusia’ untuk menjelaskan ke-Mesias-annya. Rupanya, Ia bertujuan mau mendekatkan kembali manusia dengan Allah, Ia bukan Mesias politik.

Lalu, apa yang akan dilakukan Anak Manusia yang datang dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya? Seperti yang kita dengar tadi, Ia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi dan dari ujung-ujung bumi sampai ke ujung langit. Sebenarnya hal ini merupakan harapan yang perlu dimiliki oleh setiap pengikut Kristus. Walau setiap penderitaan dan kemalangan pasti dialami oleh manusia. Namun Tuhan juga tetap menjadi harapan dan perlindungan bagi setiap orang. Ia datang dalam segala kuasa dan kemuliaan untuk mengumpulkan para pilihan.

Yesus me­ngidentikkan diri sebagai ‘Anak Manusia’ dengan memanfaatkan Dan 7:13. Yakni tokoh Anak Manusia yang datang menghadap Allah untuk memperoleh anugerah kuasa atas seluruh alam semesta. Dalam Kitab Daniel, kedatangan Anak Manusia ini terjadi segera sesudah Allah memunahkan kekuatan-kekuatan jahat yang mengungkung alam semesta.

Zaman yang dikuasai kekuatan yang membingungkan kini digantikan dengan zaman Anak Manusia. Di mana digambarkan orang pilihan sebagai orang bijaksana yang akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang menuntun orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-bintang selama-lamanya.

Siapakah Anak Manusia dalam kitab Daniel itu? Anak Manusia di situ dipakai melukiskan kemanusiaan baru yang hidup merdeka di hadapan Allah. Di situlah kebesarannya. Bila diterapkan kepada Yesus, kedatangannya kembali mewujudkan kemanusiaan yang baru ini. Kemanusiaan baru itulah wujud utuh Kerajaan Allah sebenarnya. Manusia tidak lagi buta, tidak lagi lumpuh, tidak lagi sakit, tidak kerasukan roh jahat, tapi yang merdeka di hadapan Allah, seperti Yesus sendiri di hadapan Allah, Bapa yang maharahim itu. Seperti dalam Kitab Daniel, kehadiran manusia baru itu kontras dengan zaman sebelumnya.

Yesus di sini tidak menakut-nakuti para murid-Nya. Ia justru membangun harapan baru bagi mereka untuk sadar diri dan selalu siap menanti kedatangan Tuhan. Ia berkata, “Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah mendekat. Demikianlah kalau kamu melihat hal-hal itu terjadi ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat”. 

Firman ini menunjukkan tanda yang pasti mengenai musim panas sudah di ambang pintu. Nah, kepastian seperti inilah yang boleh para murid pegang bila mengalami macam-macam kegelisahan di zaman yang membingungkan itu. Dan tentunya setiap orang mendapat isyarat untuk bersiap sedia menyambut kedatangan Anak manusia.

Lalu, pada akhirnya Yesus menegaskan bahwa langit dan bumi sekarang ini dapat berlalu tetapi PerkataanNya tidak akan berlalu. Yesus adalah Sabda hidup yang kekal. Dialah yang datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Dalam surat kepada Umat Ibrani tertulis,“Yesus Kristus tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya,” (Ibr 13:8).

Penulis kepada Umat Ibrani dalam (bacaan kedua) menulis, “Kristus hanya mempersembahkan satu kurban karena dosa dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah dan musuh-musuhNya ditaklukan di bawah kakinya.”  Yesus sebagai Sabda yang hidup menyempurnakan segalanya dan menguduskan orang-orang pilihan-Nya.

Mungkin saja pertanyaan dalam diri kita muncul: kapan akhir zaman itu akan menjadi kenyataan? Dalam warta Injil hari ini Tuhan Yesus mengatakan, “Tentang hari atau saat itu tidak ada seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak dan Anak pun tidak! Hanya Bapa yang tahu!” Bapalah yang punya kuasa besar untuk memanggil setiap orang kepada-Nya. Kita bersyukur kepada Tuhan karena Ia senantiasa mengingatkan kita untuk menyiapkan diri menyongsong kedatangan Putra-Nya dalam segala kuasa dan kemuliaan-Nya.

Tentunya kita diingatkan oleh-Nya untuk tidak tetap berada dalam suasana ketakutan tetapi justru memiliki keberanian karena Yesus mengasihi kita. Dia adalah Sabda hidup yang kekal.

Ingatlah, karena segala sesuatu akan berlalu tetapi Yesus Kristus tidak akan berlalu dalam kehidupan kita. Maka dari itu, sebenarnya kita butuh dan perlu menyiapkan bathin kita untuk menyambut kedatangan-Nya. Supaya ketika Ia datang, kita semua didapati-Nya tetap mempunyai iman pada-Nya. Bahwa Dialah Sang Mesias, Juruselamat kita. ***

 

DOA:

Ya Allah Bapa di surga, kami sungguh percaya akan adanya akhir zaman, di mana saat itu putra-Mu Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya. Namun seringkali kami merasa takut untuk menghadapinya, hal ini dikarenakan kami belum siap. Maka dari itu, kuatkanlah iman kami, mampukanlah kami untuk menghadapi segala situasi yang memang harus kami hadapi. Sehingga Putra-Mu, Yesus Kristus tetap akan menjumpai kami sebagai orang beriman pada-Nya. Terpujilah Engkau, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *