RENUNGAN HR TRITUNGGAL MAHAKUDUS

RENUNGAN HR TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Bapa, Putra, dan Roh Kudus

 

  • Minggu, 30 Mei 2021
  • Injil: Mat 28:16-20
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

 

Iman kita menerima keilahian sebagai yang esa dan mengalaminya sebagai yang merahimi kehidupan, melaksanakannya, dan menjaganya. Inilah iman yang menghidupi Gereja sepanjang zaman.

 

Pada hari ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Tritunggal dari bahasa Latin Trinitas. Allah yang kita imani itu Esa atau satu tetapi dalam tiga pribadi yang berbeda,yakni Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Pribadi-pribadi Ilahi yang kita sapa sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus selalu kita sebut ketika membuat tanda salib sebagai tanda kemenangan kita. Ini berarti Allah kita bukan tiga tetapi SATU. Tritunggal Mahakudus bukan atau tidak sama dengan Triteisme! Kalau Triteisme itu artinya TIGA ALLAH. Maka salahlah kalau ada orang atau kelompok yang mengatakan bahwa Allah kita (umat Kristen) itu tiga!

Mungkin di antara kita, umat kristiani banyak yang belum mengerti ajaran Tritunggal Mahakudus. Dan sangat mungkin bahwa mereka atau kita sulit memahami ajaran itu sehingga belum mengerti. St. Anselmus: “credo ut intelligam” artinya aku percaya supaya aku mengerti. Artinya bagi orang kudus ini tidak seperti kebanyakan orang pendapatnya.

Banyak kali kita menuntut untuk mengerti lebih dahulu baru percaya. Tapi ternyata Tuhan menghendaki supaya kita mengimani dan percaya supaya dapat mengerti rahasia Allah. Sadarilah bahwa Tuhan Allah Tritunggal masuk dalam misteri iman kita.

Allah Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra,dan Roh Kudus. Allah disebut Bapa karena Ia adalah pencipta, dan peduli dengan penuh kasih kepada ciptaanNya. Yesus,sang Putra,telah mengajarkan kepada kita untuk memanggil Bapa-Nya sebagai Bapa kita dan menyebutnya juga sebagai “Bapa kita”.

Sebelum umat Kristen-Katolik menyebut Yang Ilahi sebagai Bapa, ungkapan  Allah sebagai Bapa sudah ada dalam Kitab Perjanjian Lama (Ul 32:6; Mal 2:10). Bahkan Tuhan juga dirasakan seperti seorang ibu (Yes 66:13). Yesus sendiri berkata:“Barangsiapa telah melihat Aku,ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9).

Roh Kudusadalah pribadi Tritunggal Mahakudus dan memiliki keilahian yang sama dengan Bapa dan Putra. Ketika kita menemukan kenyataan bahwa Allah ada di dalam kita, Roh Kudus ada dan menguatkan kita. Allah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita (Gal 4:6).

Roh Kudus yang diterima bukan Roh perbudakan yang membuat kita takut melainkan Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah (Rm 8:15). Yesus dari Nazareth adalah Putra, Sang Pribadi ilahi yang kedua. Pertanyaan yang tetap laku sepanjang masa adalah bagaimana kita dapat memahami Tritunggal Mahakudus?

Dalam menjelaskan pokok iman ini, akan membantu bila diperlihatkan juga pendapat mana yang tidak cocok dengan penghayatan iman yang nyata dalam Gereja. Yang bukan ajaran iman ialah gagasan “tri-teisme”, adanya tiga sesembahan.

Ada dua pendapat lain yang tidak amat kentara ketidaksesuaiannya dengan penghayatan iman. Yang pertama mengatakan bahwa Putra dan Roh Kudus itu diciptakan oleh Bapa, atau semacam perpanjangan dari Allah yang satu – pendapat ini biasanya disebut “subordinasionisme” karena membawahkan kedua pribadi pada salah satu.

Ada pula penjelasan yang mengatakan bahwa Tritunggal hanyalah sekadar tiga bentuk atau cara Allah tampil bagi manusia dan bukan sungguh pribadi ilahi. Pendapat ini sering disebut “modalisme”. Termasuk di sini pendapat bahwa ketiganya hanya kiasan mengenai sifat-sifat ilahi belaka.

Iman yang nyata tidak berdasarkan gagasan-gagasan tadi, melainkan menerima keilahian sebagai yang esa dan mengalaminya sebagai yang merahimi kehidupan, melaksanakannya, dan menjaganya. Inilah iman akan Tritunggal yang menghidupi Gereja sepanjang zaman.

Dalam memahami Allah Tritunggal Mahakudus ini memang tidaklah mudah. Namun tidak berarti tidak bisa dipahami.

Nah, alkisah pada suatu kesempatan St. Agustinus sedang berjalan di pinggir pantai. Ia berjumpa dengan seorang anak kecil yang sedang bermain-main. Anak itu menggali sebuah lubang kecil seperti sumur di atas pasir.

… Hal ini mengingatkan diri saya yang memang waktu kecil senang ke sungai (bukan laut) dan bermain membuat sumur-sumuran di tepi sungai yang berpasir. Kemudian berlomba dengan sesamateman untuk membuat sumur kecil dan mengisi air di dalamnya. Apakah ada yang memang? Tidak ada karena sumur itu akan tetap kering. Air akan selalu terserap ke dalam pasir. Itu pengalaman saya dulu….

Lalu bagaimana kelanjutan alkisah tadi? Anak itu berulang kali mengambil air laut dengan gelas kecil itu dan memasukannya ke dalam lubang itu. Setiap saat lubang itu diisi langsung menjadi kering karena dasarnya adalah pasir. Agustinus bertanya kepadanya: untuk apa ia melakukan  semuanya itu. Ia menjawab hendak memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang kecil tersebut. Agustinus mengatakan kepadanya bahwa usahanya itu hanya sia-sia saja. Tidaklah mungkin memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang tersebut.

Anak itu tiba-tiba kemudian bertanya kepada Agustinus apa yang sedang dipikirkannya. Agustinus menjawab bahwa ia sedang memikirkan misteri Tritunggal Mahakudus. Anak itu tertawa terbahak-bahak sambil mengatakan bahwa otakmu itu kecil seperti lubang buatan saya ini sedangkan Tritunggal Mahakudus jauh lebih luas dari samudra raya. Agustinus menjadi sadar bahwaternyata akal budi itu tidak mampu memahami seluruh rahasia Tuhan.

Memahami keyakinan kristiani sejak umat Perjanjian Lama, misal yang tersurat dalam Kitab Ulangan 6:4 “Dengarlah hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa.” Ini sebenarnya sudah menunjukkan kepada kita bahwa Allah kita itu esa atau satu. Mengapa hanya disebut Allah itu esa, koq tidak disebutkan mengenai Tuhan Yesus dan Roh Kudus?

Sadarilah bahwa umat Perjanjian Lama pada masa itu baru mengenal Allah yang Esa seperti itu karena mereka belum menerima pewahyuan ilahi Perjanjian Baru. Bahkan sampai sekarang umat Yahudi keyakinannya hanya sampai di situ, karena mereka belum atau bahkan tidak menerima Yesus sebagai Mesias dan Roh Kudus seperti yang terdapat dalam Perjanjian Baru.

Barulah, umat Kristen yang menrima Allah yang Esa itu, Yesus putra-Nya, dan Roh Kudus yang berasal dari Allah. Dan hanya di dalam kitab Perjanjian Baru yang merupakan kelanjutan dari Perjanjian Lama mengisahkan pewahyuan ilahi tentang Allah yang menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus itu. Penginjil Yohanes menerangkan bahwa eksistensi Yesus itu tak lain adalah ‘Pada mulanya adalah firman; firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah,” (Yoh 1:1). Berarti Yesus merupakan pribadi ke-dua dalam Allah Tritunggal Mahakudus.

Demikian juga setelah (kemanusiaan) Yesus wafat dan bangkit, Allah mewahyukan Roh Kudus seperti yang dijanjikan Yesus, “Aku akan mengutus Dia kepadamu…Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran,” (Yoh 16:7,13a).Peristiwa turun-Nya Roh Kudus itu sendiri tertulis dalam Kis 2:1-12. Dengan kebenaran ilahi Roh itu akan memimpin kita pada keselamatan, atau menyelamatkan kita. Jelaslah di sini (karya) Roh Kudus yang menyelamatkan itu adalah pribadi yang ketiga dari Allah yang menyelamatkan manusia.

Penginjil Matius hari ini mengatakan tugas perutusan agung Yesus kepada para murid-Nya yakni “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Hal itu jelas diucapkan Yesus dalam rangka perutusan tugas misi para murid-Nya dulu hingga kini. Namun pada kesempatan ini kita diajak untuk mere nung dan merefleksikan khususnya tentang tiga pribadi dalam Allah yang esa Tritunggal mahakudus.

Eksistensi pribadi telah kita dijelaskan tadi, kini kita melihat secara khusus RELASI/HUBUNGAN ketiga-Nya. Relasi dalam Tritunggal Mahakudus “sempurna”! Karena hakekat-Nya satu, yakni ILAHI. Atau seperti yang kita selalu ucapkan dalam syahadat “IA DILAHIRKAN BUKAN DIJADIKAN; SEHAKIKAT DENGAN BAPA; SEGALA SESUATU DIJADIKAN OLEHNYA”.

Maksudnya tak lain mau menyatakan bahwa Yesus itu berasal dari Allah Bapa dan bukan diciptakan seperti kita manusia ciptaan Allah. Sehingga di dalam Yesus keilahian ada pada-Nya. Maka dari itu Dia sekaligus Allah sekaligus manusia, sehingga kehendak Dia tidak mungkin berlawanan kehendak Allah Bapa.

Yesus sendiri menekankan persekutuan-Nya dengan Bapa: “Aku dan Bapa adalah satu saja” maka apa yang Bapa punya, Aku punya. Tugas Roh Penghibur adalah membimbing kepada seluruh Kebenaran (Yesus sendiri). Roh Kudus juga akan mengatakan kepada kita tentang segala sesuatu yang sudah diajarkan Yesus dan juga tentang hal-hal yang akan datang.

Nah, penyertaan Roh Kudus di dalam Gereja amat dirasakan oleh Paulus dalam pewartaannya. Kepada jemaat di Roma, Paulus menegaskan bahwa kita dibenarkan karena iman. Kita hidup dalam damai sejahtera karena Yesus Kristus. Karena iman kepada Kristus, kita juga menjadi anak-anak Allah. Kita akan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus. Lihatlah pemahaman Paulus tentang Tritunggal, kelihatan sederhana tetapi nyata dalam hidup.

Pada perayaan Hari Raya Tritunggal Mahakudus, kiranya baik kalau kita merenungkan untuk dua hal berikut ini. Pertama, apakah kita sungguh percaya dan menyembah Allah yang Esa dalam kesatuan tiga pribadi sempurna yakni persekutuan karya kasih keselamatan ilahi? Sadarilah bahwa Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah satu kesatuan integral. Bisa dibedakan tetapi tak bisa dipisahkan. Kiranya ini harus menjadi dasar dan contoh bagi persekutuan setiap orang yang percaya.

Kedua, apakah kita sungguh percaya bahwa Allah Tritunggal Mahakudus adalah kasih yang sempurna yang menjalankan karya Allah? Kalau iya, maka kita hendaknya juga sebagai orang beriman selalu mencari, menemukan dan melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita.  Dengan demikian kalau kita hanya mencari kehendak Tuhan seperti itu maka akan terciptalah hubungan atau relasi kita yang harmonis. Tidak mencari kepentingan sendiri melainkan mewujudkan apa yang dikehendaki Tuhan. Ini akan menjadi tanda bahwa kita sungguh telah meneladan relasi kasih yang sempurna Allah yang Esa Tritunggal Mahakudus.***

 

DOA:

Ya Allah Tritunggal Mahakudus, Engkau yang Esa sungguh menguatkan iman kami untuk tetap percaya dalam hidup ini. Semoga kesatuan Bapa, Putra,dan Roh Kudus sungguh selalu menginspirasi hidup kami untuk senantiasa terbuka akan keilahian-Mu dan menjalankan kehendak-Mu, menjadikan semua bangsa murid-Mu, menerima diri-Mu dalam hidupnya, dan akhirnya agar kami semua sampai pada keselamatan yang telah Engkau janjikan. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *