RENUNGAN HM KERAHIMAN ILAHI

RENUNGAN HM KERAHIMAN ILAHI

Menjadi Murid Kerahiman

 

  • Minggu, 11 April 2021
  • Injil: Yoh20:19-31
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

Wujud nyata seorang murid yang diselamatkan oleh kasih kerahiman Allah ialah kehidupan bersama yang diwarnai oleh sikap saling mengasihi, saling berbagi, saling meneguhkandan saling menyembuhkan.

 

Hari Minggu Paskah II ini adalah Hari Minggu Kerahiman Ilahi – yakni Pesta Kerahiman. Di dalam perwahyuan pribadi yang diterima oleh Santa Faustina, Yesus bersabda: “Aku mau supaya ada Pesta Kerahiman. Aku mau supaya gambar itu diberkati secara mulia pada hari Minggu pertama sesudah Paska. Hari Minggu ini harus menjadi Pesta Kerahiman.”

Permintaan ini disampaikan oleh Yesus kepada St. Faustina dari Polandia padapenampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Permintaan Yesus ini baru terwujud pada tahun 2000, ketika Bapa Suci Yohanes Paulus II menetapkan Hari Minggu setelah Minggu Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Sejak saat itu Gereja universal secara resmi merayakan Pesta Kerahiman ilahi.

Paus Yohanes Paulus II, yang sering disebut Paus Kerahiman, pada homili tanggal 17 Agustus 2002 menyatakan bahwa dunia di saat ini sangat membutuhkan Kerahiman Ilahi. Dunia sedang menderita oleh konflik berkepanjangan, kematian bagi orang-orang yang tak bersalah, kebencian dan dendam merajalela, martabat manusia tidak dihargai, budaya kematian menggerogoti pengaruh budaya kehidupan. Semua itu tidak dapat dilepaskan dari kedosaan bangsa manusia. Manakala kuasa dosa telah begitu kuat mencengkeram umat manusia maka yang terjadi hanyalah penderitaan demi penderitaan.

Namun,lebih dari itu semua,kerahiman Ilahi amat dibutuhkan untuk mengubah pikiran dan hati manusia agar mengarahkan kembali orientasi hidupnya pada upaya menegakkan damai dan kasih di dalam kehidupan bersama.

Dengan kata lain, kerahiman Ilahi sungguh dibutuhkan mengubah suasana penghancuran menjadi suasana pendamaian serta kasih. Kerahiman Ilahi juga semakin dibutuhkan bagi manusia sebagai subyek yang menciptakan suasana kedosaan. Ketika bangsa manusia sudah tidak dapat menolong dirinya sendiri untuk keluar dari carut marut kehidupan yang penuh kedosaan, kerahiman Ilahi menjadi rahmat yang semakin dibutuhkan.

Dengan kata lain,bahwa manusia sungguh membutuhkan Allah, yakni kerahiman-Nya. Dan kemudian seperti yang dikatakan oleh Paus Fransiskus Allah kita itu sendiri namanya adalah “Belaskasihan”.

“Kerahiman” (Latin: misericordia; Yunani: heleos; bahasa Inggris: mercy.) Bahasa Indonesia berhasil mengungkap kembali makna aslinya dengan menerjemahkan “misericordia atau mercy menjadi “kerahiman”.

Dalam bahasa Ibrani: belas kasih Ilahi disebut dengan istilah rahamim dan khesed, yaitu dua ungkapan yang dipakai untuk menyebut sifat kasih Allah. Kata “rahamim” ada kaitannya dengan kata “rehem” yang artinya “rahim atau kandungan”. Dengan demikian, rahamim (terj: kerahiman) adalah sifat kasih Allah yang serupa dengan sifat rahim seorang ibu. Seperti rahim yang “melindungi, menghidupi, menghangatkan, memberi pertumbuhan, menjaga, menerima tanpa syarat, membawa kemana-mana”, demikian pula kasih Allah terhadap umat manusia.

Dengan kerahiman-Nya, Allah melindungi, menghidupi, menghangatkan, memberi pertumbuhan, menjaga, menerima tanpa syarat, membawa kemana-mana. Seperti janin tidak dapat hidup dan berkembang tanpa rahim ibu, demikian pula manusia tidak akan dapat hidup tanpa kasih kerahiman dari Allah. Kata lain untuk menyebut kerahiman adalah “belas kasih”.

Nah, Pesta kerahiman Ilahi mau menyadarkan manusia akan belas kasih Allah yang tak ada batasnya. Belas kasih Allah diperhitungkan di tengah fakta kebangkrutan moral dan rohani manusia. Seolah-olah tidak ada apa pun dalam kehidupan kita yang dapat kita andalkan untuk mendapatkan pengampunan, keselamatan, dan pembaruan hidup dari Allah. Paulus menggambarkan status dan kondisi manusia sebagai kegelapan yang menyakitkan.

Dalam kondisi tanpa harapan itulah belas kasih atau kerahiman Allah mutlak dibutuhkan agar manusia dapat dipandang layak untuk menerima anugerah keselamatan. Belas kasih atau kerahiman Allah tidak menghina status apalagi mematikan potensi manusia. Kasih Allah tidak berdampak melumpuhkan daya juang moral-spiritual kita.

Sebaliknya, Allah sangat mengasihi kita dan menginginkan kita menjadi gambar-Nya. Kerahiman Allah yang ditunjukkan secara tuntas dalam sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus tidak mematikan daya rohani manusia tetapi justru membangkitkannya. Korban Kristus di kayu salib membangkitkan daya Ilahi yang dianugerahkan kepada kita masing-masing.

Darah Kristus yang tertumpah di kayu salib membasuh kita yang bergelimang dalam dosa agar menjadi anak-anak Allah yang suci. Dengan demikian, karya penebusan Kristus bukan hanya memperbaiki kondisi obyektif dari dunia manusia, tetapi lebih-lebih mengubah manusia sebagai subyek keselamatan. Karya penebusan Kristus mengundang manusia untuk terlibat pada karya-Nya di dalam menyelamatkan dunia. Oleh karena itu, devosi kerahiman Ilahi mengajak semua umat beriman untuk menghayati:

Pertama, Mohon Belas Kasih AllahTuhan menghendaki kita datang kepada-Nya dalam doa secara terus-menerus, menyesali dosa-dosa kita dan mohon kepada-Nya untuk mencurahkan belas kasih-Nya atas kita dan atas dunia.

Kedua, Berbelas Kasih kepada SesamaTuhan menghendaki kita menerima belas kasih-Nya dan membiarkan belas kasih Ilahi itu mengalir melalui kita kepada sesama. Tuhan menghendaki kita memperluas kasih serta pengampunan kepada sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita.

Ketiga, Percaya Penuh kepada-Nya. Tuhan ingin kita tahu bahwa rahmat-rahmat belas kasih-Nya tergantung pada besarnya kepercayaan kita. Semakin kita percaya kepada-Nya, semakin berlimpah rahmat yang kita terima.

Di dalam 1Yoh 5: (1-) 6 dikatakan: “Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.  Darah dan air yang mengalir dari lambung Yesus oleh devosi Kerahiman Ilahi tertera pada gambar Yesus dengan sinar berwarna putih dan merah yang terpancar dari hati-Nya.

Ada pemaknaan tertentu dari perlambang Air dan Darah. Air melambangkan karya Roh Kudus sedangkan Darah melambangkan karya Yesus. Roh Kudus membersihkan, menguduskan, memberi peneguhan. Yesus dengan darah-Nya memberi kehidupan. Kerahiman Allah dengan demikian memberi dampak pengudusan dan penghidupan bagi umat manusia. Demikian pula sakramen-sakramen gerejani membawa dampak pengudusan dan kehidupan baru bagi umat beriman.

Kegiatan umat beriman yang diilhami oleh Kerahiman Ilahi adalah karya penyelamatan. Oleh karena itu, umat beriman diundang untuk mewujudkan imannya lewat: menolong orang-orang yang menderita dalam berbagai bentuknya, mengajak orang untuk bertobat dan mengandalkan keselamatan pada Yesus. Doa-doa bagi kaum pendosa agar bertobat juga menjadi perhatian penting.

Di dalam gambar kerahiman ada tulisan: Jesus, I trust in You yang artinya Yesus aku mengandalkan Engkau. Iman adalah mengandalkan dengan penuh pasrah pada kekuatan kasih Allah. Maka Devosi Kerahiman Ilahi menekankan segi doa dan pelayanan untuk mewartakan bahwa Allah Maha Rahim. Dengan demikian tidak ada yang baru dari devosi ini. Berbagai praktik kesalehan Gerejani telah menekankan hal yang sama.

Kebaruan devosi ini ada pada pengalaman batin Santa Faustina yang mengarah pada ajakan mendesak bagi semua umat manusia untuk membangun pertobatan dan mengandalkan diri pada kerahiman Allah sebelum hari pengadilan tiba.

Peristiwa penampakan Yesus kepada para murid mempunyai aspek pembuktian bahwa Yesus sungguh bangkit dan Dia mengutus para murid untuk mewartakan pengampunan dosa yang disertai dengan hembusan Roh Kudus oleh Yesus. Demikian pula Kerahiman Ilahi mempunyai misi khusus untuk mewartakan kasih Allah yang bersedia mengampuni manusia tanpa batas.

Peristiwa Paskah itu sendiri merupakan puncak dari manifestasi kerahiman Allah. Hembusan Roh Kudus memberi kehidupan baru, yaitu kehidupan yang dibangun atas dasar belas kasih atau kerahiman Allah dan mengarah kepada kehidupan abadi di sorga. Mengacu pada 1Yoh 5:1-6 tadi, lambang air dan darah yang membawa pengudusan dan anugerah kehidupan bagi umat manusia merupakan tujuan dan karya penebusan Yesus.

Kerahiman Allah menghendaki agar semua orang mencapai keselamatan. Praktik nyata dari kehidupan umat yang diselamatkan oleh Kasih kerahiman Allah adalah kehidupan bersama yang diwarnai oleh sikap saling mengasihi, saling berbagi, saling meneguhkan dan saling menyembuhkan seperti terjadi pada jemaat perdana, sebagaimana disampaikan di dalam Kisah Para rasul.

Maka dari itu, marilah kita berdoa dan memohonan kekuatan ilahi supaya memampukan diri kita untuk mewujudkan bekaskasih kerahiman ilahi kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan yang kami jumpai dalam hidup sehari-hari.

 

DOA:

Allah Bapa yang maharahim, belas kasih-Mu telah Engkau wujudkan dalam pengurbanan Darah dan Air yang mengalir dari lambung Putra-Mu Yesus Kristus. Dengan dan bersama-sama kesaksian Rasul Thomas, kami mengakui bahwa Dia benar-benar adalah Tuhan dan Allah kami. Tobatkanlah diri kami selalu untuk percaya pada-Nya dan doronglah pertobatan kami itu dalam perbuatan kasih terhadap semua orang yang membutuhkan pertolongan. Amin.

 

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *