RENUNGAN HARI RAYA PASKAH

RENUNGAN HARI RAYA PASKAH

Merayakan Paskah Tuhan

 

  • Minggu, 04 April 2021
  • Injil: Yoh20:1-9
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

Paskah Tuhan mengajak kita untuk bangkit dari segala kelemahan dan dosa. Kelemahan, salahdan dosa adalah kubur yang telah menguburkan kita dari karya kasih dan keselamatan yang dibawa oleh Yesus yang bangkit.

 

Hari ini kita merayakan Hari raya paskah. Selama 40 hari masa puasa dan pantang permenungan kita diarahkan pada sikap hidup, khususnya yang berada di wilayah KAJ: semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat.

Aksi Puasa Pembangunan ini sebenarnya menjadi sarana yang bagus untuk mendekatkan kita dengan Tuhan Yesus. Dalam arti apa mendekatkan dengan Yesus? Allah Bapa sangat mencintai kita sehingga Ia rela mengutus Yesus Kristus Putra-Nya untuk menebus kita. Bagaimana Ia dapat menebus kita?

Ia mengurbankan diri-Nya dan selalu kita kenang dalam perjamuan atau perayaan Ekaristi sebagai paskah harian dan mingguan yang telah didirikan-Nya pada saat mengadakan Perjamuan malam terakhir (hari Kamis Putih). Dia rela memikul salib dan wafat tidak berbusana, miskin dan taat kepada kehendak Bapa di Surga pada hari Jumat Agung.

Dia kemudian menjadi cahaya dunia, memanggil kita untuk terus menerus membarui diri sebagai orang yang dibaptis pada Malam Paskah. Dan pada hari raya paskah ini kita mulai mengenal Yesus yang sudah bangkit dan menampakan diri-Nya kepada semua orang.

Penginjil Yohanes hari ini melaporkan keadaan komunitas para Rasul. Para rasul saat itu masih kecewa karena peristiwa kegagalan salib. Mereka putus asa, ragu-ragu dan seakan tidak percaya lagi  pada Yesus. Lebih lagi ketika melihat makam kosong. Bukti-bukti autentik dalam Kitab Suci dan tradisi Gereja yang pernah mereka dengar diremehkan begitu saja. Memang ini hal yang sangat manusiawi dan patut diterima sebagai bagian dari pengalaman Gereja perdana.

Dikisahkan oleh Yohanes bahwa pada hari pertama Minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil orang dari kubur. Laporan Yohanes ini tidak boleh kita sepelekan: “Hari Minggu, masih pagi dan gelap”.

Maria Magdalena memang mencintai Yesus tetapi pada level yang masih sangat manusiawi. Oleh karena itu, ia berjalan juga dalam kegelapan dengan maksud melihat Yesus yang Ia banggakan itu. Ternyata harapannya pudar karena makam-Nya kosong.

Pengalaman pribadinya dengan segala kekhawatiran membuat dia tidak lama-lama tetapi langsung kembali ke komunitas dan menyampaikan pengalamannya ini kepada Petrus dan Yohanes (murid kesayangan).

Petrus dan Yohanes berlari ke kubur, Yohanes lebih cepat berlari tetapi tidak masuk ke dalam kubur, Petrus tiba, masuk ke dalam kubur dan melihat kain kafan terletak di tanah, kain peluh agak ke samping dalam posisi tergulung.

Murid kesayangan Yesus masuk dan percaya. Petrus dan Yohanes menyaksikan makam Yesus kosong. Apa artinya pengalaman rohani ini? Artinya Yesus sudah bangkit. Tidak mungkin jenazah-Nya dipindahkan. Kain kafan dan kain peluh saja masih ada di dalam kubur dan teratur. Kalau dipindahkan pasti tidak ada lagi kain kafan dan kain peluh.

Tentu saja peristiwa di hari Minggu pagi itu adalah sebuah peristiwa yang mengejutkan! Peristiwa itu belum pernah terdengar dan belum pernah terjadi di seantero dunia ini. Kubur yang di mana diletakkan jenasah Yesus dikunjungi para wanita pagi-pagi itu, ternyata telah terbuka tutupannya, dan bahkan tidak ada lagi jenasah di dalamnya.

Cuma kain kafan, kain peluh yang tergeletak di sana menjadi saksi bisu. “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan”, demikian kesaksian Maria Magdalena di pagi buta. Mengejutkan! Panik, bertanya dan cuma kubur kosong. Pertanyaan-pertanyaan itu pun terjawab oleh murid kesayangan, “ia melihat dan percaya”

Melihat dan Percaya! Adalah jawaban atas segala pertanyaan yang tak terjawab itu. Percaya mengungkapkan ketakberdayaan, keterkejutan akan suatu kepastian. Percaya yang bersumber pada Sabda Yesus sendiri, pada firman yang ada dalam Kitab Suci bahwa “Ia harus bangkit dari antara orang mati”.

Itu berarti, segala ketakberdayaan, keterkejutan, ketidak mengertian, kesulitan dan penderiataan serta segala-galanya yang tak terjawab dalam hidup ini justru mendapat jawabannya dari Kitab Suci. Kitab Suci menjadi jawaban atas segala persoalan hidup manusia.

Kitab Suci mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Maka Yohanes dengan melihat semuanya itu, ia sungguh percaya. Sebab jika Kristus tidak bangkit maka sia-sialah iman kita. Ini yang luar biasa!

Maka, kita bangga atas iman kita, iman akan Kristus yang bangkit. Namun,Rasul Paulus mengingatkan, “Kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita, maka hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur,” (Kol 2:6-7).

Nah, bagaimana pengalaman dapat kita refleksikan? Pengalaman kedua murid ini memang menarik perhatian kita. Secara eklesiologis, figur Petrus dan Yohanes sangat kuat. Petrus adalah figur kepemimpinan atau Hirarki. Figur Yohanes adalah karismatis.

Maka gerak tubuh mereka menandakan: Yohanes sebagai figur karismatis lebih cepat karena gerakan Roh Kudus di dalamnya. Yohanes mungkin sudah percaya bahwa Yesus pasti bangkit dari antara orang mati. Tetapi supaya kharisma itu bisa di akui Gereja maka butuh pengakuan hirarki atau pemimpin Gereja.

Dengan demikian ia “melihat dan percaya”. Sedangkan, Petrus adalah figur hirarki, bijaksana maka gerakan fisik lebih lambat tetapi ia harus masuk ke dalam kubur sehingga dapat berani bersaksi. Di sini, figur karismatis dan hirarki bertemu di dalam kubur dan percaya. Yesus harus bangkit dari antara orang mati.

Hal lain yang kiranya tidak perlu kita sepelekan adalah Maria Magdalena yang mewakili umat atau gereja dalam kisah ini bahwa hirarki atau otoritas kepemimpinan telah memberi kesaksian iman tentang kebangkitan Kristus.

Jalan pikiran Yohanes sebagai figur karismatis di depan kubur Yesus. Ia melihat dan percaya. Tentu saja Yohanes menyimpulkan bahwa Yesus sudah bangkit dengan demikian dia percaya. Gereja juga kiranya mengalami pengalaman Yohanes dan Petrus ini. Petrus menurut Injil Lukas masih merasa heran ketika melihat makam kosong, dan memikirkan apa yang terjadi.

Selanjutnya apakah Petrus dan Yohanes behenti di sini?

Injil Lukas dalam Kisah Para Rasul menggambarkan bagaimana Petrus dengan berani menceritakan kisah perjalanan Yesus. Puncak perutusan Yesus adalah dalam mewujudkan Misteri Paskah. Itu sebabnya,di depan Kornelius, Petrus berani berkata tentang kehidupan Yesus secara singkat mulai dari kehidupan misioner Yohanes Pembaptis yang menyiapkan jalan bagi Yesus Kristus.

Yesus orang Nazareth,menurut Petrus, telah diurapi dengan Roh Kudus dengan kuat kuasa. Yesus juga berkeliling dan berbuat baik. Ia telah di bunuh dengan cara digantung di salib, tetapi Allah telah membangkitkan-Nya pada hari ketiga.

Yesus yang bangkit juga menampakkan diri-Nya. Barangsiapa percaya kepada-Nya akan mengalami pengampunan dosa. Tentang kesaksian, Petrus berkata kepada Kornelius: “Kami telah makan dan minum bersama dengan Dia setelah Ia bangkit dari antara orang mati,” (Kis 10:41).

Maria Magdalena pertama mendapat kehormatan disapa oleh Yesus yang bangkit. Dan ia menerima tugas mewartakan tentang sukacita kebangkitan Yesus itu. Paskah Kristus menjadi paskah Maria, karena Maria Magdalena telah bangkit dari kejatuhan dan kelemahannya dan dipercayakan untuk mewartakan-Nya.

Maka, merayakan paskah Tuhan mengajak kita juga untuk bangkit dari segala kelemahan dan dosa-dosa kita. Kelemahan, salah dan dosa adalah kubur yang telah menguburkan kita dari karya kasih dan keselamatan yang dibawa oleh Yesus yang bangkit.

Kita harus bangkit dari keegoan kita, dari semangat konsumerisme, hedonisme, keserakahan, ketidak adilan, kebencian, kecemburuan, iri hati dan sebagainya. Itulah kubur yang menutup hati dan hidup kita, dan kita harus bangkit bersama Kristus yang bangkit.

Kita harus mau dan berani untuk meninggalkan dan menanggalkan semuanya itu, agar kita pun bangkit jaya. Kita bangkit menjadi manusia paskah, menjadi manusia baru dengan semangat kebangkitan Tuhan.

Selanjutnya, kita yang telah mengalami Paskah Kristus, kita pun diberi tugas untuk mewartakan dan memberi kesaksian tentang kebangkitan-Nya kepada orang lain. Pengalaman Paskah yang membahagiakan tidak boleh disimpan sendiri, tetapi harus dibagi, diwartakan kepada orang lain.

Kita harus membuka kubur-kubur yang menutupi hati dan hidup kita, dengan bangkit bersama Kristus yang bangkit jaya. Sebagaimana dalam situasi kita saat ini, kita juga harus menjaga kesehatan diri, menjaga keselamatan diri dan kesehatan orang lain, untuk mematahkan rantai penyebaran virus corona yang sedang melanda, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, disiplin diri dan tetap di rumah, dalam semangat doa kita terus memohon kerahiman dan belaskasih Allah melalui Yesus yang bangkit agar semua orang, boleh bangkit, mengalami kembali kesehatan yang baik, dijauhkan dari wabah virus corona yang terus menghantui kita.

Hanya dengan peduli kemanusiaan, dan dengan iman kita pun dibangkitkan bersama Yesus yang bangkit. Itulah paskah kita. Paskah yang membahagiakan dan memberikan harapan baru. Maka sudah selayaknyalah kalau kita harus semakin mengasihi baik kepada Tuhan maupun sesama kita, semakin terlibat dalam aktivitas kehidupan gereja dan masyarakat dengan membagikan sukacita kebangkitan Kristus Paskah kita, dan tentu saja akhirnya usaha dan perjuangan kita dalam melawan Virus Corona selama pandemic ini membawa atau menjadi berkat bagi kebahagiaan dan keselamatan kita semua.

 

DOA:

Ya Allah Bapa di surga, dengan peristiwa Paskah hari ini, di mana Tuhan Yesus Kristus Putra-Mu bangkit dari kematian, keluar dari kegelapan hidup, menang atas kuasa maut yang membawa kebinasaan, dan yang telah hidup baru dalam kemuliaan, semoga kami juga mampu meninggalkan hidup lama yang penuh kegelapan untuk mengenakan hidup baru yang penuh sukacita yang Engkau limpahkan hari ini. Alleluia dan terpujilah Nama-Mu kini dan sepanjang segala masa. Amin.

 

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *