RENUNGAN MINGGU ADVEN I
Berjaga-jagalah!
- Minggu, 29 November 2020
- Injil Mrk 13:33-37
- Oleh Romo Thomas Suratno SCJ
Pekerjaan sehari-hari dan tugas profesional menjadi ungkapan kewaspadaan dan kesiapsediaan bagi kedatangan Tuhan. Asal saja, orang tidak menenggelamkan diri dalam kesibukan pekerjaan itu.
Dalam warta Injil Markus tadi, semua hamba menerima tugas khusus dari tuan pemilik rumah yang siap untuk pergi. Penjaga pintu disuruh tetap berjaga-jaga, termasuk semua yang ikut mendengarkannya, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang,” (Mrk 13:35).
Sedangkan perumpamaan dalam Injil Lukas, semua hamba diharapkan siap sepanjang malam untuk membuka pintu bila tuan pemilik rumah kembali dari perjamuan pernikahan. Juga bagi setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan ini, diberikan nasihat yang umum, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala,” (Luk 12:35).
https://www.youtube.com/watch?v=ShoADUBXQPY&t=6s
Namun, pengajaran dasar dari dua cerita ini sama. Keduanya menyampaikan pesan tentang kewaspadaan kepada hamba-hamba yang sedang menanti kedatangan tuan mereka.
Di dalam perumpamaan menurut Injil Markus, tuannya pergi jauh, kemungkinan pergi ke negara lain, dan menurut Injil Lukas si tuan sedang menghadiri pesta pernikahan.
Di dalam Injil Markus, hamba-hamba tidak mengetahui kapan tuannya akan kembali, hanya mengetahui bahwa semua tanda menunjuk kedatangannya pada waktu malam, “menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta.”
Begitu juga dalam Injil Lukas mempunyai pembagian waktu yang sama. “Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.”
Saat kedatangan Yesus tidak diketahui oleh siapapun. Malaikat-malaikat di surga pun tidak mengetahui, dan bahkan Anak Manusia sendiri tidak tahu. Hanya Bapa sajalah yang tahu. Maka “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.”
Lalu bagaimana orang yang percaya itu berjaga-jaga? Para pendengar Yesus yang dekat, yaitu murid-murid-Nya, diperingatkan untuk tetap berjaga-jaga. Ingatlah bahwa Yesus memakai perumpamaan ini untuk pengikut-pengikut-Nya secara langsung dengan maksud agar mereka mengerti peringatan tersebut dimengerti secara rohani: Pemilik rumah jelas merupakan personifikasi dari Anak Manusia yang akan datang “dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya” (Mrk 13:26), yakni pada waktu yang hanya diketahui oleh Bapa. Kedatangan Yesus itu tiba-tiba, tak terduga (Mrk 13:36).
Karena itu, Yesus memperingatkan bukan hanya kepada para murid-Nya, tetapi Dia tujukan kepada semua orang, “Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: Berjaga-jagalah!” Di dalam perumpamaan tadi, mengenai kewaspadaan dikatakan berulang-ulang, diungkapkan di setiap ayat, baik secara positif maupun secara negatif. Tentu saja siapa yang mendengar perumpamaan ini kiranya tidak boleh tertidur. Mereka diperingatkan untuk tetap berjaga-jaga, karena mereka tidak tahu kapan Yesus akan kembali.
Sebagai catatan yang perlu diketahui bahwa di dalam Injil Lukas, perumpamaan ini diungkapkan sebagai sebuah perbandingan. Yakni,Yesus membandingkan pernyataan tentang kesiapan dari “orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetuk pintu, segera dibuka pintu baginya.”
Yesus memberitahu murid-murid-Nya untuk siap melayani dan menjaga pelita mereka tetap menyala. Dengan jelas, pesan yang disampaikan Yesus harus dimengerti secara rohani.
Di dalam perumpamaan yang ditulis Injil Lukas ini, semua hamba menunggu tuan mereka kembali. Mereka adalah orang-orang yang membuka pintu ketika tuannya mengetuk. Meskipun mereka tidak tahu pasti bilamana ketukan itu akan terdengar – kapan pun dari jam sepuluh malam sampai jam enam pagi – mereka tahu bahwa di antara sepanjang malam itu tuan mereka akan pulang ke rumah dari pesta pernikahan.
Tetapi mengapa semua hamba harus tetap berjaga-jaga? Dan mengapa semua hamba harus membukakan pintu?
Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini ialah bahwa Yesus ingin menggambarkan hubungan yang dekat antara tuan dan hamba-hambanya. Ungkapan “berbahagialah hamba-hamba” (Luk 12:37, 38), Yesus menunjuk kepada ikatan persekutuan yang ada di antara Diri-Nya dan murid-murid-Nya.
Maka dari itu, marilah kita semua umat beriman dan semua orang hendaknya selalu berjaga-jaga, tidak lengah terhadap saat kedatangan Tuhan, karena saat kedatangan itu tidak dapat diramalkan. Maka,ajakan untuk berjaga-jaga ini tetaplah perlu. Mungkin untuk saat sekarang bahkan lebih perlu karena ada kecenderungan untuk menganggap hal itu kurang urgen dan kurang mendesak.
Dalam perspektif yang jauh ke depan,yang mana sejarah masih berlangsung terus untuk waktu yang tidak tentu,maka berjaga-jaga secara positif berarti menerima tanggungjawab akan masa depan, dengan menjalankan tugas yang diberikan Tuhan kepada tiap-tiap orang di tengah umat dan masyarakat.
Keterlibatan dalam pekerjaan sehari-hari dan tugas profesional menjadi ungkapan kewaspadaan dan kesiapsediaan bagi kedatangan Tuhan. Asal saja,orang tidak menenggelamkan atau menguburkan diri dalam kesibukan pekerjaan itu, sampai akhirnya justru tidak lagi waspada dan siap-sedia.
Dalam perspektif yang dekat akhir zaman (parousia) seseorang adalah yang tak lain adalah akhir hidup, maka kita manusia dalam berjaga-jaga hendaknya kita wujudkan dalam kepekaan akan kebutuhan sesama, juga pelayanan-pelayanan terhadap mereka yang membutuhkan (orang-orangkecil, menderita,dan tersingkirkan) dapat menjadi perwujudan nyata kewaspadaan dan kesiapsediaan kita saat ini ASAL saja kita tidak menjadi tenggelam hanya dalam urusan duniawi dan akhirnya tak sadar lagi akan kedatangan yang definitif.
DOA:
Ya Allah Bapa di surga, bimbinglah dan sadarkanlah kami selalu untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Putra-Mu Yesus Kristus di ‘akhir zaman’. Dan semangatilah kami untuk senantiasa mau berbuat sesuatu bagi sesama yang membutuhkan pertolongan di masa ‘zaman akhir’ ini sebagai wujud kewaspadaan dan kesiapsediaan kami. Semua ini akan kami lakukan hanya dan demi kemuliaan Nama-Mu. Amin.
LEAVE A COMMENT