RENUNGAN MINGGU BIASA XXXII

RENUNGAN MINGGU BIASA XXXII

Bawalah Pelita juga Minyak

 

  • Minggu, 8 November 2020
  • Injil Mat 25:1-13
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

Pelita yang mereka bawa adalah perbuatan-perbuatan baik. Orang­-orang Kristen dinasihati agar mereka membiarkan perbuatan bersinar di hadapan sesama.

 

Seperti yang tadi kita dengar bersama, setelah memaparkan perumpamaan tentang lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh, akhirnya Yesus menyatakan, “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” Dengan jelas Dia menunjuk kepada Diri-Nya sendiri dan di dalam perumpamaan ini Dia mengajarkan tentang kedatangan-Nya kembali. Dialah mempelai laki-laki: Dialah orang yang akan datang itu.

Pengajaran dalam perumpamaan tadi adalah Yesus akan mengeluarkan mereka yang gagal melakukan kehendak Allah Bapa dari Kerajaan Surga. Pada hari kedatangan Yesus, mereka akan memanggil nama-Nya dan menunjukkan perbuatan-perbuatan religius mereka, tetapi karena kegagalan mereka melakukan kehendak Bapa, mereka tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga.

Lima gadis di dalam perumpamaan tadi disebut bijaksana. Mereka adalah gadis-gadis yang datang dalam keadaan siap. Mereka bijaksana karena mereka melibatkan diri secara penuh ke dalam situasi dan mengikuti instruksi yang ada dengan hati-hati. Perumpamaan ini mengajarkan bahwa seorang yang bijaksana memiliki wawasan yang benar akan kehendak Allah.

Lima gadis yang disebut bodoh dan yang menjadi pusat perhatian di dalam perumpamaan ini kelihatannya tidak melakukan apapun yang jahat. Mereka datang dengan maksud yang terbaik dan mengharapkan kebahagiaan untuk pengantin laki-laki dan wanita di tahun-tahun perkawinan mereka. Tetapi mereka gagal melakukan harapan-harapan pengantin laki-laki dan wanita, karena mereka lalai membawa persediaan minyak yang diperlukan.

Kelima gadis itu lupa membuat persiapan yang cukup untuk tugas yang diberikan kepada mereka. Mereka datang dengan ketidaksiapan dan karena alasan inilah tidak dapat masuk ke ruang pesta perjamuan.

Di sini menjadi jelas bahwa berjaga-jaga bukanlah merupakan pengajaran utama yang diajarkan di dalam perumpamaan ini. Tetapi pengajaran yang dominan atau ditekankan adalah mengenai kualitas kesiapan. Karena pengantin laki-Iaki pada zaman dan kebudayaan Yesus dapat datang sewaktu-waktu selama malam yang panjang itu, maka Yesus juga akan datang dengan tiba-tiba pada hari kedatangan-Nya.

Di dalam penafsiran warta hari ini, Yesus adalah mempelai laki-laki dan sepuluh gadis adalah gereja. Gereja terdiri atas orang-orang baik dan yang jahat, orang-orang terpilih dan tersisih, orang-orang bijaksana dan bodoh. Pelita yang mereka bawa adalah perbuatan-perbuatan baik, karena orang­-orang Kristen dinasihati untuk membiarkan perbuatan mereka bersinar di hadapan manusia.

Minyak adalah kehadiran/pengurapan Roh Kudus. PercayalahRoh Kudus yang berada di dalam gadis-gadis itu mencerminkan kualitas kesiapanmereka. Walaupun Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita, tetapi ingatlah mungkin saja karena dosa kita yang “memadamkan Roh Kudus” (1Tes 5:19) atau “mendukakan Roh Kudus” (Ef 4:30). Dosa dapat menghalangi karya Roh Kudus. Dosa selalu berdampak pada hubungan kita dengan Allah.

Dosa/kejahatan kita yang dilakukan terus menerus dapat menghalangi persekutuan dengan Allah dan secara efektif memadamkan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Itu sebabnya amatlah penting untuk mengakui dosa-dosa kita karena Allah “adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan,” (1Yoh 1:9). Berjaga-jaga agar kita tidak terjatuh ke dalam dosa terus menerus dan senantiasa diharapkan mempunyai hubungan yang erat dengan Allah … ini merupakan tindakan “menyimpan minyak” agar pelita kita tetap menyala.

Pesan utama dari perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh ditujukan kepada pengikut­-pengikut Yesus, kita semua. Gadis-gadis bijaksana yang terus-menerus mencoba melakukan kehendak Bapa adalah mereka yang dengan sungguh-­sungguh berdoa,”Datanglah, Tuhan Yesus, datanglah dengan segera.”Roh Allah senantiasa hadir menerangi, mengobarkan dan memurnikan gadis-gadis bijaksana ini. Tetapi gadis-gadis yang bodoh tidak memberikan perhatian kepada kedatangan Tuhan yang tiba-­tiba.

Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis­-gadis yang bodoh harus dilihat di dalam konteks yang luas dari pengajaran Yesus tentang kedatangan-Nya kembali. Pernyataan terakhir, “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya,”(Mat 25:13) merupakan pengulangan dari ayat-ayat sebelumnya, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu,” (Mat 24:36) dan “Karena itu berjaga­-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang,” (Mat 24:42).

Yesuslah yang mengucapkan perkataan-Nya itu, dengan demikian menunjukkan bahwa Dia berbicara tentang kedatangan-Nya kembali. Perkataan ini merupakan perkataan Yesus. Dengan menggunakan perumpamaan ini, dengan jelas Yesus mengajarkan kepada pengikut-pengikut-Nya untuk bersiap sedia menanti kedatangan-Nya.

Mereka yang tidak siap sedia tidak akan diperbolehkan untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga selamanya pada waktu Yesus datang kembali. Mereka adalah orang-orang yang mendengar Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak mengenal kamu.”

Mereka adalah gadis-gadis bodoh yang menyingkirkan pemikiran-pemikiran tentang kedatangan Kristus dengangaya hidup mereka. Bagi mereka hari kedatangan Tuhan akan datang dengan tidak diduga-duga sementara mereka benar-benar tidak siap sedia. Maka, akan menjadi sangat terlambat untuk memperbaiki jalan hidupnya.

Maka, marilah kita berusaha menjadi seperti limagadis yang bijaksana itu, selalu melaksanakan tugas yang diperintahkan Tuhan, melakukan apa yang dikehendaki-Nya selama hidup di dunia ini. Dengan kata lain, mencintai Tuhan, setia pada-Nya dan mencintai sesama kita. Sehingga, pada hari kedatangan-Nya nanti,kita sungguh siap menyambutnya dan kita semua diperkenankan masuk ke dalam kerajaan sorga.

DOA:

Ya Tuhan Allah, kami percaya bahwa Engkau akan datang kembali pada akhir zaman. Bimbinglah kami senantiasa untuk tetap bersiap siaga berjaga-jaga akan kedatangan-Mu itu. Curahkanlah Roh Kudus-Mu selalu untuk memampukan kami melakukan apa yang Kau kehendaki selama kami hidup di dunia ini. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *