RENUNGAN MINGGU XVIII

RENUNGAN MINGGU XVIII

Belajar dari Tuhan yang Berbelas Kasih

 

  • Minggu, 2 Agustus 2020
  • Injil Mat 14:13-21
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

 

Tuhan Yesus berbuat baik di dalam hidup-Nya di dunia ini, tetapi orang-orang justru menggantung Dia di kayu salib! Apakah balas jasa yang Yesus terima? Hinaan, cercaan, aniaya, kematian, itulah yang Dia terima. Di sini jelas, Tuhan Yesus tidak mengajarkan tentang karma!

 

Warta Injil hari ini, yang dapat kita renungkan:

Pertamaadalah Yesus sumber makanan umat Tuhan.

Inilah pesan pertama yang disampaikan oleh penginjil Matius. Dikatakan bahwa para murid harus memberikan mereka makan. Tidakkah ini perintah yang aneh. Karena kita tahu bahwa tidak ada satu pun murid yang sanggup memberi makan orang sebanyak itu.

Nah, Aliran teologi pembebasan sangat senang dengan bagian ini. Mereka terus menekankan bahwa tugas Gereja adalah memberi makan orang-orang yang tidak mampu. Tetapi ini bukan kesimpulan yang benar. Mengapa?

Sebab bagian ini sedang menekankan bahwa Yesus memberikan perintah yang tidak sanggup dikerjakan para murid. Ini bukan hanya mengenai makanan. Tuhan Yesus memberikan perintah, lalu kita sebagai Gereja sadar bahwa kita tidak sanggup melaksanakan hal itu!

Tuhan Yesus memerintahkan kita orang beriman untuk melakukan sesuatu yang perlu untuk menjalankannya walau itu nampaknya mustahil. Inilah yang menjadi pelajaran bagian ini. Apakah Gereja kemudian tidak berkewajiban memberi makan orang miskin?

 

Tetaplah berkewajiban. Tetapi memberi makan orang-orang miskin adalah pekerjaan yang dilakukan dari ketersediaan yang cukup bahkan melimpah di dalam Gereja. Orang-orang yang tidak bisa cari makan sendiri karena kelemahan mereka, inilah yang harus ditolong.

Gereja tidak boleh sembarangan membagikan sumber daya yang Tuhan sudah berikan untuk orang-orang yang malas, untuk penipu-penipu yang berpura-pura miskin, dan untuk orang-orang yang sebenarnya masih mampu berusaha.

Jika Gereja sembarangan menolong, maka orang-orang yang memang tidak mampu dan harus diberi makan, orang-orang ini bisa jadi akan terabaikan.

Yang mau ditekankan oleh penginjil Matius adalah Yesus memberi perintah yang mustahil. Mustahil dan hanya bisa terjadi kalau Yesus melakukan mukjizat.

Inilah yang disebut dengan perintah untuk percaya kepada Tuhan, atau beriman kepada Tuhan Allah. Yakni, Perintah yang menuntut bukan hanya seluruh harta, tetapi bahkan lebih daripada apa yang kita miliki. Perintah yang menuntut keyakinan iman! Inilah yang sedang Yesus kerjakan.

Dalam pengalaman hidup atau realitasmenunjukkan mungkin masih banyak diantara kita orang beriman kristiani yang begitu pelit kepada Tuhan dan sesama, belum menjadi sesamayang murah hati dan berbelaskasih bagi mereka yang menderita. Ini artinya kita belum menghayati dengan benar iman kita.

Lalu, bagaimana mungkin kita sanggup akan menjalankan perintah Tuhan yang melampaui apa yang kita miliki. Murid-murid diperintahkan untuk memberi makan 5.000 orang laki-laki (belum termasuk perempuan dan anak-anak). Meskipun semua perbekalan mereka dikeluarkan pun tetap tidak cukup.

Dengan kata lain, mereka sudah tidak punya makanan! Namun,ingatlah apa yang dikatakan oleh Yesus, segala sesuatu itu mungkin bagi Allah. Memang rasanya mustahil memerintahkan orang lapar untuk memberi makan orang lapar yang lain!

Namun,percayalah, siapa yang datang kepada Tuhan dengan mengasihani diri, justru Tuhan akan memerintahkan mereka untuk belajar mengasihani orang lain.

Dengan kata lain,biarlah Tuhan yang mengasihani diri kita, sedangkan belas kasihan kita harus kita berikan kepada orang lain, dan bukan untuk diri kita sendiri. Perintah yang mustahil inilah yang melatih kita untuk senantiasa bergantung kepada Tuhan dan berharap Tuhan sajalah yang bekerja.

Inilah yang Tuhan ingin kita peroleh. Iman kepada Tuhan dan ucapan syukur serta perasaan kagum yang muncul setelah melihat Tuhan bekerja. Tuhanlah yang memberi makan umat-Nya.

Yesus adalah Tuhan Allah yang menjadi sumber makanan, sumber keselamatan, sumber pertumbuhan iman, dan sumber kebenaran umat Tuhan, kita semua. Dialah yang mencukupkan kebutuhan kita, Gereja-Nya.

Maka,setelah iman kita dilatih dengan hal-hal seperti ini, barulah kita dapat memiliki kekuatan iman yang sesungguhnya. Kekuatan yang mengandalkan Tuhan untuk mengerjakan hal-hal besar di dalam hidup kita demi kemuliaan-Nya.

 

Keduaadalah Yesus melakukan segala sesuatu didorong oleh belas kasihan-Nya.

Yesus tidak melakukan mukjizat-Nya untuk mendatangkan kekaguman orang atas diri-Nya. Dia tidak mencari itu. Dia tidak punya kerinduan untuk nama-Nya ditinggikan. Yang Dia lakukan adalah agar orang-orang mempermuliakan Bapa di surga.

Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang bukan supaya Dia mempunyai pengaruh yang besar kepada mereka. Ingatlah bahwa Tuhan Yesus tidak mau menjadi raja, pemimpin dari 5.000 orang itu. Dia justru meninggalkan mereka dan pergi bersama dengan murid-murid-Nya.

Banyak orang menolong orang lain demi mengharapkan balas jasa. Ada juga yang menolong orang lain karena percaya karma, yakni kalau kita baik kepada orang lain, maka nanti kita pun akan menerima kebaikan.

Namun,lihatlah!Tuhan Yesus berbuat baik di dalam hidup-Nya di dunia ini, tetapi orang-orang justru menggantung Dia di kayu salib! Apakah balas jasa yang Yesus terima? Hinaan, cercaan, aniaya, kematian, itulah yang Dia terima. Di sini jelas, Tuhan Yesus tidak mengajarkan tentang karma!

Setiap orang yang dengan motivasi egois pasti tidak pernah bisa melepaskan keuntungan pribadi di dalam apa yang dia lakukan. Tetapi Yesus tidaklah demikian, fokusnya adalah orang lain.

Dia mudah berbelaskasihan karena Dia tidak mementingkan diri-Nya sendiri. Dia justru memberi hidup-Nya bagi orang lain. Seperti yang kita dengar dalam warta Injil tadi bahwa Tuhan Yesus melihat orang banyak, dan Dia tergerak oleh belas kasihan.

Belas kasihan yang paling indah dan paling sempurna diberikan oleh Yesus kepada manusia. Manusia yang bagaimana?

Manusia pemberontak yang tidak tahu bagaimana caranya setia kepada Tuhan. Tetapi Tuhan Yesus tetap mengasihani manusia seperti mereka.

Kiranya mulai hari ini saudara-saudari yang terkasih, kita harus belajar dari Tuhan Yesus dengan tulus untuk menjadikan hati kita mudah berbelaskasihan. Bukan karena motivasi egois tetapi benar-benar tulus karena Tuhan telah dan senantiasa mengasihi dan mencintai kita semua.***

 

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *