RENUNGAN MINGGU BIASA XIII

RENUNGAN MINGGU BIASA XIII

Menjadi Utusan Tuhan

 

  • Minggu, 28 Juni 2020
  • Mat 10:37-42
  • Oleh Romo Thomas Suratno SCJ

Lakukanlah kebaikan sekecil apapun! Sekalipun hanya memberi air sejuk secangkir kepada orang sederhana, lakukan saja! Di sini Yesus mau mengajarkanbahwa ada wajah Tuhan yang tersamar dalam diri orang yang kecil, hinadan tak berdaya. Betapa luar biasa, hal yang kecil saja bisa menjadi suatu pertolongan yang cukup berarti.

 

Untuk seorang utusan atau menjadi utusan, ikatan dengan Kristus membawa tantangan dan risiko, tetapi lebih lagi yakni membawa pengharapan.Lalu menjadi utusan Yesus berarti mengikuti Yesus dengan segala konsekwensinya,yakni dengan juga mau memikul salib-Nya.

Tugas menjadi utusan Yesus terutama adalah memberitakanatau mewartakan Injil Kerajaan Allah dan bila hal itu dilakukan dengan memberi pelayanan di tengah suatu masyarakat yang sering berlawanan dengan Injil, tidak jarang membawa kerugian bagi kepentingan pribadi dan keluarga yang menjalani perutusan.

Lalu bagaimana?

Di saat atau di tempat konflik seperti ini seorang utusan sejati pastilah akan memilih Kristus dan kepentingan Injil-Nya. Sedangkan keuntungan keluarga dan keamanan pribadi menjadi nomor dua atau nomor sekian. Bahkan dalam hal ini hidupnya sendiri dipertaruhkan bagi Kristus, setiap hari, dan pada suatu hari kemungkinan secara tuntas dan untuk selamanya. Sekali lagi, hal itu dilakukan demi pelaksanaan akan perutusan Yesus.

 

Pertanyaannya adalah: Siapa yang akan mampu menerima tantangan seberat itu seandainya hubungan dengan Yesus tidak juga membawa anugerah yang mengimbangi apa yang dikurbankan? Itulah maksud beberapa sabda terakhir Yesus wejangan sehubungan dengan perutusan.

Pengikut dan utusan Yesus yang kehilangan hidupnya yang fana di dunia ini, akan memperoleh hidup baka bersama Yesus untuk selama-lamanya. Berkat itu sudah mulai terasa juga di dunia sekarang ini. Di samping para penganiaya yang menolak utusan kristus dan pemberitaannya, ada pula orang-orang lain yang menyambutnya dengan baik, menerima pemberitaannya dan melayani keperluannya.

Dalam warta Injil hari ini,  Yesus bersabda, “Barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.”

Maksudnya tak lain adalah kebaikan yang dilakukan meskipun kecil sifatnya, – karena kita tidak mampu melakukan sesuatu yang lebih, –  maka lakukan saja bila ada kesempatan, dan itu akan diterima, sekalipun hanya memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini.

Di sini Yesus juga mau mengajarkan kepada kita bahwa ada wajah Tuhan yang tersamar dalam diri orang yang kecil, hina dan tak berdaya. Betapa luar biasanya hal yang kecil itu sampai secangkir air sejuk pun merupakan pertolongan yang sangat besar.

Perhatikanlah, kebaikan yang ditunjukkan orang-orang kecil ini dihargai menurut ukuran Kristus, bukan menurut harga pemberian itu, melainkan menurut kasih dan perasaan si pemberi. Kita bisa membandingkannya dengan kisah tentang janda miskin yang dipuji oleh Yesus karena memberi dari kekurangannya.

Dengan demikian, berdasarkan ukuran seperti ini, maka uang si janda miskin yang sangat sedikit itu bukan saja dipandang berlaku, tetapi juga bernilai tinggi.

Jadi, orang yang benar-benar kaya dalam anugerah juga bisa kaya dalam perbuatan baik, meskipun mereka miskin dalam dunia. Kebaikan terhadap sesama sama halnya dengan mengumpulkan poin untuk kehidupan di akhirat.

Seorang nabi harus disambut sebagai nabi, seorang benar sebagai orang benar, dan salah seorang kecil ini sebagai seorang murid, bukan karena mereka orang terpelajar atau cerdas, juga bukan karena mereka saudara atau tetangga kita, melainkan karena mereka orang benar, yang karena demikian membawa wajah Kristus.

Mereka juga harus disambut karena mereka adalah nabi dan murid, yang diutus demikian untuk melakukan pesan Kristus.

Semuanya itu karena apa? Dikarenakan mereka terdorong untuk menerima para utusan sebab mereka sadar bahwa dengan demikian mereka menyambut Yesus sendiri dan menyambut Allah yang mengutus-Nya; dan dengan demikian pula mereka akan menerima upah besar, upah sama seperti yang akan diberikan kepada orang yang melakukan kehendak Allah dan memberitakan sabda-Nya.

Bagi seorang utusan sungguh berlaku apa yang dijanjikan dalam Mat 19:29 “setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya, bapa dan ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.”

Lalu jangan lupa dalam Injil Markus 10:39 Yesus juga mengingatkan dengan bersabda “sekalipun disertai berbagai penganiayaan”.

 

DOA:

Ya Tuhan Allah, jadikanlah aku mampu menjadi utusan-Mu yang mau mewartakan Injil-Mu di mana aku tinggal dan tengah-tengah zaman modern seperti sekarang ini. Curahkanlah Roh kuat kuasa-Mu selalu dalam diriku sehingga aku berani mengutamakan Injil dan kehidupan kekal bahagia yang akan Kauanugerahkan padaku. Amin.

 

 

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *