RENUNGAN HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

RENUNGAN HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Karena Allah Adalah Kasih

 

  • Minggu, 07 Juni 2020
  • Injil Yoh 3:16-18
  • Oleh Rm Thomas Suratno SCJ

 

Dalam kasih, ada dinamika indah dari tiga kasih. Kasih itu satu, tapi tiga. Sekarang, masuk akal mengapa Tuhan sangat mengasihi dunia dan mengutus Putra Tunggal-Nya untuk keselamatan kita. Semua karena Tuhan itu adalah kasih.

 

Hari ini, kita merayakan Misteri Tritunggal Mahakudus. Misteri ini disebut sebagai misteri dari semua misteri karena Tritunggal Mahakudus merupakan inti dari iman Kristiani kita. Namun, kebenaran mendasar yang kita percaya ini tidak hanya sangat sulit untuk dipahami, tetapi juga pada kenyataannya, melampaui penalaran alamiah kita.

Bagaimana mungkin kita mempercayai tiga Pribadi Ilahi yang berbeda, Bapa, Putra dan Roh Kudus, namun tetap satu Tuhan?

Banyak pemikir  besar, seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquino telah mencoba menjelaskan. Namun, saat berhadapan dengan kebenaran yang begitu besar, penjelasan terbaik pun sepertinya seperti setetes air di samudera raya. Namun, kita percaya justru karena misteri itu tidak berasal dari manusia, tetapi diwahyukan kepada kita oleh Tuhan sendiri.

Pernyataan yang paling jelas tentang Trinitas dalam Kitab Suci datang dari penginjil Matius. Yesus berkata kepada murid-murid, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Mat 28:19).”

Kita mengamati bahwa kita dibaptis untuk keselamatan hanya dalam “satu Nama”. Tentunya satu nama ini mengacu pada satu Tuhan Allah. Namun, di dalam satu Tuhan, ada tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Santo Paulus, rasul bagi bangsa-bangsa, sering mengucapkan berkat dalam nama Tritunggal Mahakudus. Dalam suratnya yang kedua, dia memberkati jemaat di Korintus, dengan mengatakan, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian (13:14).”

Praktik yang sama juga Diikuti oleh Santo Petrus. Dalam surat pertamanya, dia menyapa sesama dan memberkati semua jemaat, “…sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu (1:2).”

Memang benar bahwa istilah Trinitas tidak ada dalam Alkitab karena kata ini dibentuk untuk memudahkan pemahaman kita, namun seperti yang telah kita dengar tadi, Kitab Suci mewahyukan kebenaran dan realitas Tritunggal Mahakudus.

Jika kemudian Tritunggal Mahakudus memang diwahyukan oleh Tuhan sendiri, apa gunanya memiliki iman kepada Tritunggal Mahakudus?

Jawabannya bisa ditemukan pada Injil hari ini Yoh 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Identitas Allah adalah kasih (lih. 1Yoh 4: 6). Bapa mengasihi Putra sepenuhnya, dan Putra mengasihi Bapa secara radikal, dan kasih yang mempersatukan Bapa dan Putra adalah Roh Kudus. Dalam kasih, ada dinamika indah dari tiga kasih. Kasih itu satu, tapi tiga. Sekarang, masuk akal mengapa Tuhan sangat mengasihi dunia dan mengutus Putra Tunggal-Nya untuk keselamatan kita. Semua karena Tuhan itu adalah kasih.

Jika Tuhan itu kasih dan Dia ingin berbagi kasih-Nya dan kehidupan-Nya dengan kita, kita harus bersiap untuk memasuki kasih tersebut. Dan cara terbaik untuk mempersiapkan diri kita adalah kita perlu menjadi kasih itu sendiri. Kita harus belajar untuk lebih mengasihi, memaafkan, dan bermurah hati.

Singkatnya, kita harus menjadi terus seperti Trinitas. Seperti yang dikatakan oleh Santo Yohanes dari Salib, “Di akhir kehidupan kita, Allah tidak akan mengadili kita berdasarkan harta duniawi dan atau kesuksesan manusiawi kita, namun (melainkan) seberapa baik (banyak dan mendalam) kita telah mengasihi sesama.”

 

DOA:

Ya Tuhan Allah, aku percaya akan Dikau dalam kesatuan Tritunggal Mahakudus. Aku sungguh percaya kepada-Mu dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *