RENUNGAN HARI RAYA PENTAKOSTA
Jangan Biarkan Daya Ilahi Tertidur Dalam Diri Kita
- Minggu, 31 Mei 2020
- Kis 2:1-11
- Oleh: Rm Thomas Suratno SCJ
Roh Kudus membimbing hidup kita. Namun, daya ilahi ini sering tertidur dalam diri kita. Kita tidak selalu menyadari kehadiran dan kekuatan-Nya, sehingga kita tidak menggunakan karunia-karunia-Nya. Akibatnya, kita tidak bersemangat menjadi saksi-Nya.
Hari ini dalam Liturgi Gereja, kita mengakhiri masa Paskah. Kita merayakan Hari Raya Pentekosta, turunnya Roh Kudus ke atas para rasul. Peristiwa ini diceritakan dengan jelas dalam kisah Para Rasul (bdk. Kis 2:1-11 dst.) di mana filmnya sudah kita saksikan tadi.
Roh Kudus memberikan daya istimewa kepada para rasul untuk berani beraksi. Sudah empat puluh hari lamanya Yesus menampakkan diri, lalu Dia naik ke surga.
Sepuluh hari sesudah itu, Ia mencurahkan Roh Kudus agar mereka kuat imannya dan berani bersaksi, berkotbah, menyentuh hati banyak orang dan menobatkan mereka menjadi pengikuti Yesus. Pada hari itu, kira-kira 3000 orang dibaptis (bdk. Kis 2:14).
Roh Kudus yang sama telah kita terima pada waktu Baptis dan Krisma. Roh yang sama pula membimbing hidup kita. Namun, daya ilahi ini sering tertidur dalam diri kita. Maksudnya, kita tidak selalu menyadari kehadiran dan kekuatan-Nya, sehingga kita tidak menggunakan karunia-karunia-Nya dan akibatnya kita tidak bersemangat menjadi saksi-Nya.
Semoga perayaan hari ini menyadarkan kita akan pribadi ketiga Allah Tritunggal ini dan akan peran kita di dalam karya keselamatan Allah.
Berbagai karunia Roh Kudus yang telah kita terima bukan untuk kita simpan sendiri, tetapi untuk perutusan kita, mendorong diri kita untuk ikut serta dalam karya pewartaan Injil dan membangun Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.
Warta Injil Yoh 20:19-23 yang diwartakan dalam Gereja hari ini mengisahkan bahwa para murid Tuhan Yesus mengalami rasa takut pasca penangkapan, penyiksaan, penyaliban, dan kematian guru mereka beberapa hari sebelumnya.
Suatu situasi yang mencekam hati dan benak mereka dan bisa jadi menjadi mimpi buruk tatkala mereka memejamkan mata untuk sejenak tertidur. Mengapa? Guru mereka telah mati dalam status sbg orang hukuman. Lalu, Keberadaan mereka sebagai murid dan pengikut Yesus juga pasti sudah sangat familiar bagi orang Yahudi yang sudah melihat kebersamaan mereka dengan Yesus selama kurang lebih 3,5 tahun.
Dalam rasa takut yang mereka miliki maka satu hal yang bisa di lakukan yaitu bersembunyi dengan pintu-pintu yang terkunci (ayat 19). Tapi Tuhan dapat masuk ke ruangan itu tanpa membuat pintu terbuka.
Lalu, kata pertama dan kembali diulang oleh Tuhan Yesus pada para murid yaitu “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Saudara-saudari yang terkasih, rasa takut bisa dialami oleh setiap orang percaya. Dan kiranya kalau kita pikir banyak penyebab dari rasa takut ini. Namun kemudian, tatkala kita mengalami ketakutan maka baiklah kita berdoa memohon kepada Tuhan akan Roh Kudus-Nya yang tak lain adalah kekuatan ilahi yang menciptakan ‘Damai sejahtera’ untuk kita semua.
Mengapa? Karena tatkala Tuhan menyatakan kehadiran-Nya dan damai sejahtera di berikan oleh-Nya dalam hidup kita maka kita tidak lagi di belenggu dengan rasa takut tapi dikuasai oleh kuasa Damai sejahtera Allah dalam hidup kita.
Maka akhirnya, kita semua terdorong menjadi berani bersaksi dan mewartakan Warta Sukacita Kasih-Nya yang menyelamatkan kita semua.
Marilah kita senantiasa memohon kpd Allah untuk mencurahkan Roh Kudus-Nya supaya hidup dan diri kita senantiasa diperbarui-Nya dan mempunyai keberanian untuk membagikan Kabar Sukacita, menjadi saksi cinta kasih ilahi kepada setiap orang yang kita jumpai.
DOA:
Datanglah, ya Roh Kudus, anugerahkanlah sapta karunia-Mu kepadaku. Bersihkanlah aku dari segala yang jahat. Siramilah hatiku yang gersang, dan mampukanlah diriku menjadi saksi dan pewarta Kabar Sukacita-Mu. Amin.
LEAVE A COMMENT