RENUNGAN MINGGU PASKAH V
Jalan, Kebenaran, dan Hidup
- Minggu, 10 Mei 2020
- Injil Yoh 14:1-12
- Oleh: Rm Thomas Suratno SCJ
Itulah Yesus Kristus, Tuhan kita. Dia tidak hanya memberi nasihat dan pengarahan. Dia menuntun dan memimpin secara pribadi setiap hari. Dia tidak mengatakan tentang jalan itu, tetapi Dia adalah JALAN itu.
Saudara-saudari yang terkasih, mendengar warta Injil hari ini, jelas menunjukkan kepada kita semua bahwa jemaat pada waktu itu mengalami kecemasan dan kebingungan. Dunia yang telah menyingkirkan Yesus, mengancam pula pengikut-pengikut-Nya.
Lalu mereka bertanya: Yesus itu mau kemana? Apa yang dilakukan-Nya kepada para murid-Nya Apakah Dia akan menyelamatkan para murid? Bagaimana caranya? Apakah mereka akan tetap percaya dan mengikuti-Nya? Akhirnya, bagaimana dengan kita yang percaya kepada Dia? Apa yang harus kita perbuat?
Yesus berkata, “Ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana. Namun Tomas menanggapinya balik bertanya begini: “Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Lalu Yesus mengatakan, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup.”
Saudara-saudari yang terkasih, Apa yang dimaksudkan ketika Yesus Kristus berkata, “Akulah jalan.”
Seandainya kita berada dalam kota yang asing dan menanyakan jurusan. Seandainya orang yang ditanyai itu menjawab, “Ambillah jalan yang pertama ke kanan, dan jalan yang kedua ke kiri. Lintasilah taman, kemudian lewati sebuah gedung gereja, ambillah jalan ketiga ke kanan, dan jalan yang Saudara cari adalah yang keempat di sebelah kiri.”
Kemungkinan besar kita sudah tersesat sebelum separuh jalan. Tetapi, seandainya orang yang ditanyai itu berkata, “Marilah, saya akan menunjukkan jalan itu.” Dalam hal yang demikian itu, orang itu sendiri yang menjadi jalan, dan kita tidak mungkin lagi tersesat.
Itulah sebenarnya yang Yesus Kristus lakukan. Dia tidak hanya memberi nasihat dan pengarahan. Dia menuntun dan memimpin secara pribadi setiap hari. Dia tidak mengatakan tentang jalan itu, tetapi Dia adalah JALAN itu.
Saudara-saudari yang terkasih, kemudian Yesus mengatakan bahwa Dia juga adalah Kebenaran. Ingatlah bahwa banyak orang, bahkan nabi-nabi telah menceritakan tentang kebenaran, tetapi tidak ada orang yang pernah mengatakan seperti yang Tuhan Yesus katakan “Akulah Kebenaran”.
Ada satu yang penting mengenai kebenaran moral. Moral seseorang sebenarnya tidak mempengaruhi ajaran orang itu. Akan tetapi kalau seorang ingin mengajarkan kebenaran moral, bagaimana watak orang itu akan amat penting. Misal, seorang yang suka berzinah tapi mengajarkan hal pentingnya kesucian, seorang yang suka mencuri barang orang lain, tapi mengajarkan soal nilai kedermawanan, seorang yang mendendam tapi mengajarkan tentang keindahan kasih, bagaimanapun juga semua yang diajarkan itu tidak akan berhasil.
Nah, kebenaran-kebenaran moral tidak bisa disampaikan hanya dengan kata-kata, tapi harus dengan contoh. Justru itulah yang tidak dapat dilakukan oleh guru manusia yang terbesar sekalipun. Tidak ada guru pernah menghayati dan mendarahdagingi kebenaran sepenuhnya apa yang ia ajarkan.
Banyak orang dapat mengatakan, “Aku telah mengajarkan kebenaran kepadamu”, tetapi tidak ada yang dapat berkata, “Akulah Kebenaran” seperti Tuhan Yesus katakana tentang diri-Nya. Lalu, hal yang hebat sekali mengenai Yesus ialah bahwa Dia tidak hanya “pernyataan” mengenai kesempurnaan moral mencapai puncaknya di dalam Dia, tetapi juga “kenyataan” mengenai kesempurnaan moral mendapatkan realisasinya dalam Dia. Dan Ia telah berkata dengan jelas kepada kita Akulah Kebenaran!.
Saudara-saudari yang terkasih, pada akhirnya apa yang selalu dicari oleh manusia ialah kehidupan. Yesus berkata: “Akulah hidup!” Yang jelas di sini dicarinya bukanlah pengetahuan untuk hanya mengetahui, melainkan apa yang membuat kehidupan itu berharga untuk dihidupi.
Kasih membawa kehidupan. Itulah yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Tuhan kita Yesus Kristus berkata dengan tegas “Akulah hidup”, menyatakan jelas bahwa Dia adalah sumber kehidupan, Ia mempunyai kuasa memberikan makanan kepada umat yang percaya dari Pohon Kehidupan.
Pohon Kehidupan di tengah-tengah taman Firdaus Allah: Kemudian, Yesus berkata: “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Hanya di dalam Dia-lah ketiga-tiganya itu: Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Orang lain hanya dapat menunjukkan ketiga hal itu tanpa dapat mengatakan “Akulah itu”.
Pernyataan ini mengungkapkan bahwa Yesus adalah Allah: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku,” (Yoh 14:6).
Tidak ada Juruselamat lain kecuali YHVH! Dan YHVH telah turun ke dunia untuk misi keselamatan bagi Anda dan saya. Yesus Kristus adalah Allah yang inkarnasi yang turun ke dunia. Nama “Yesus” yang berarti ‘YHVH Juruselamat’; jelas suatu nama keilahian yang berperan bagi penyelamatan manusia. Jadi, nama itu menunjukkan peran Tuhan Yesus akan kedatangan-Nya di dunia untuk misi keselamatan.
Saudara-saudari yang terkasih, semoga dengan Sabda Yesus yang kita dengar hari ini, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”, semakin membuat kita percaya bahwa Dia adalah Sang Penyelamat, di mana di dalam diri-Nya Yang ilahi berkarya bagi keselamatan dunia hingga akhir zaman nanti.
Dan inilah yang harus kita perbuat, tetaplah percaya kepada Yesus Kristus, Sang Mesias dari Allah dan bertobatlah senantiasa. Biarkanlah diri dan hidup kita dipimpin oleh-Nya!
DOA:
Ya Tuhan Yesus Kristus, sabda-Mu menguatkan imanku. Semoga aku tetap percaya dan dapat mengimani diri-Mu hingga akhir hidupku. Bawalah aku ke Rumah Bapa-Mu, di mana Engkau telah menyiapkan tempat bagiku. Amin.
LEAVE A COMMENT